Aleppo dan Dinamika Ketegangan Timur Tengah Yang Tak Pernah Usai

Analisa

by Abu Fida Editor by ABS

Saat ini situasi di Aleppo sangat kompleks. Sementara di tempat lain seperti Lebanon, ada upaya gencatan senjata. Tetapi di Aleppo, pertempuran masih berlangsung. Kontradiksi ini menimbulkan kebingungan, terutama bagi mereka yang berusaha memahami apa yang sedang terjadi di kawasan tersebut.

Ada kesan bahwa, meskipun ada upaya menuju perdamaian di beberapa tempat, di Aleppo, pertempuran terus berlanjut dengan kekuatan yang tak terduga. Hal ini dapat dilihat sebagai bagian dari perubahan besar yang sedang terjadi di Timur Tengah, yang berusaha mengembalikan kondisi sebelumnya, namun dengan cara yang lebih rumit dan penuh ketegangan.


Kejadian-kejadian di Aleppo, seperti serangan yang berlangsung terus-menerus, mencerminkan ketidakstabilan yang terus mengemuka meskipun ada beberapa upaya internasional untuk menghentikan kekerasan di wilayah lain. Aleppo, sebagai salah satu kota penting di Suriah, tidak hanya menjadi pusat konflik antara berbagai pihak yang terlibat, tetapi juga simbol ketegangan geopolitik di seluruh kawasan. Dengan adanya gencatan senjata yang diumumkan di Lebanon dan peningkatan ketegangan di Aleppo, ini menunjukkan bahwa meskipun ada upaya untuk mengakhiri konflik di beberapa tempat, medan pertempuran yang lebih besar masih belum selesai.

Baca juga: Ironi Teknologi: Ketika Pager Menjadi Bumerang bagi Hizbullah di Lebanon


Perubahan politik dan ketegangan internasional di Timur Tengah saat ini menggambarkan sebuah peta yang terus berubah, di mana kebijakan dan kepentingan regional seringkali mempengaruhi situasi di lapangan. Aleppo, yang sebelumnya hancur akibat pertempuran sengit, masih menjadi medan perjuangan untuk kekuasaan dan pengaruh. Sebagian pihak berharap bisa memulihkan keadaan yang lebih stabil di kawasan itu, namun kenyataan di lapangan justru menunjukkan bahwa ketegangan belum selesai, dan malah semakin membara di beberapa tempat seperti Aleppo.


Ada beberapa alasan mengapa HTS (Hay’at Tahrirusy Syam) kembali mengaktifkan serangan di Aleppo dan sekitarnya, yaitu antara lain:


1. Kontrol Wilayah dan Pengaruh Politik:

HTS, yang merupakan kelompok garis keras yang terpisah dari al-Qaeda, berusaha untuk mempertahankan atau memperluas wilayah yang mereka kendalikan di Suriah utara. Aleppo, sebagai kota yang strategis dan memiliki nilai simbolis tinggi, menjadi tujuan utama bagi kelompok-kelompok yang berusaha memperluas pengaruhnya di Suriah. Dengan serangan ini, HTS ingin memastikan kontrol mereka atas bagian-bagian penting di utara, mengingat konflik yang berlangsung di Suriah masih sangat bergantung pada kontrol wilayah.


2. Ketegangan dengan Pemerintah Suriah dan Sekutunya

Pemerintah Suriah, yang didukung oleh Rusia dan Iran, telah berusaha merebut kembali seluruh wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh kelompok oposisi. HTS merupakan salah satu kelompok yang memiliki posisi strategis di Idlib. Dan serangan-serangan terhadap posisi pemerintah Suriah di Aleppo mungkin merupakan bagian dari upaya mereka untuk melawan pasukan pemerintah yang berusaha menguasai lebih banyak wilayah.


3. Kehadiran Kelompok-kelompok Lain

Selain HTS, ada banyak kelompok oposisi lainnya yang beroperasi di wilayah ini, dan ketegangan antar kelompok-kelompok tersebut sering kali berujung pada serangan. Konflik internal antara berbagai kelompok yang berusaha mendominasi wilayah tertentu juga bisa memicu serangan-serangan baru.


4. Geopolitik Regional

Ketegangan yang terjadi di Aleppo juga dipengaruhi oleh geopolitik regional. Kelompok-kelompok seperti HTS tidak hanya berhadapan dengan pemerintah Suriah, tetapi juga dengan kekuatan-kekuatan internasional yang memiliki kepentingan di Suriah, seperti Turki, Rusia, dan Amerika Serikat. Setiap kali situasi berubah di tingkat internasional, ini sering kali berdampak pada tindakan di lapangan, yang bisa memperburuk serangan-serangan tersebut.
Secara keseluruhan, serangan oleh HTS di Aleppo akhir-akhir ini mencerminkan ketegangan yang terus berlanjut di Suriah, dengan banyak pihak yang berusaha meraih pengaruh dan kekuasaan atas wilayah yang kaya dan strategis ini.



Surabaya, 2 Desember 2024

(A. Fida)

Komentar

Tulis Komentar