Sednaya adalah sebuah penjara penuh mesteri , yang terletak dekat Damaskus, Syria, dikenal sebagai salah satu tempat paling mengerikan di dunia. Dikenal sebagai "Human Slaughterhouse," penjara ini telah menjadi simbol dari pelanggaran hak asasi manusia dan kekejaman yang dilakukan oleh rezim Bashar al-Assad. Dalam artikel ini, kita akan menyelami misteri di balik tembok-tembok penjara ini, yang baru-baru ini dibuka oleh kelompok perlawanan Syria setelah kemajuan mereka ke wilayah Aleppo dan Hama.
Saya sendiri pernah mengalami bagaimana menjadi penghuni penjara, padahal hanya sekelas Rutan Kelapa dua Mako Brimob. Rasa stres, depresi yang berkepanjangan mengakibatkan hidup tidak bisa normal lagi. Saya tidak dapat membayangkan bila dipenjara di penjara seperti Sednaya yang disebut-sebut mirip Rumah Pemotongan Hewan. Di atas ada tiga tingkat dibawah bungker ada tiga tingkat.
Sejarah dan Kengerian di Dalam Penjara
Sednaya dibuka pada tahun 1987 dan sejak saat itu menjadi fasilitas penahanan militer yang menampung ribuan tahanan, termasuk aktivis, pengunjuk rasa, dan individu yang dituduh menentang rezim. Penjara ini terletak sekitar 30 kilometer di utara Damaskus, di mana ribuan orang telah mengalami penyiksaan, eksekusi, dan perlakuan tidak manusiawi lainnya.
Laporan-laporan dari mantan tahanan mengungkapkan bahwa kondisi di dalam Sednaya sangatlah brutal. Banyak yang melaporkan bahwa mereka mengalami penyiksaan fisik dan psikologis yang ekstrem. Metode penyiksaan yang digunakan termasuk pemukulan dengan alat berat, penyiksaan seksual, dan bahkan eksekusi massal. Amnesty International mengungkapkan bahwa antara 5.000 hingga 13.000 orang telah dieksekusi secara ekstrajudisial di dalam penjara ini antara tahun 2011 dan 2015.
Saksi mata dari mantan tahanan menggambarkan "pesta sambutan" yang mengerikan saat mereka pertama kali tiba. Mereka dipukuli dan disiksa sebagai bagian dari ritual yang menandai kedatangan mereka. Banyak yang mengatakan bahwa Sednaya adalah tempat di mana harapan untuk bertahan hidup hampir tidak ada. Seorang mantan tahanan, yang dipindahkan dari penjara lain, menggambarkan Sednaya sebagai "tempat untuk mati."
Penutupan Penjara
Pada 8 Desember 2024, penjara Sednaya dibuka oleh kelompok perlawanan Syria, menandai momen bersejarah dalam perjuangan melawan rezim yang menindas. Setelah bertahun-tahun berada di bawah kendali militer, penjara ini akhirnya jatuh ke tangan pejuang kemerdekaan yang berjuang untuk keadilan dan kebebasan. Pembebasan ini tidak hanya memberikan harapan bagi para mantan tahanan, tetapi juga menunjukkan bahwa perlawanan terhadap kekejaman masih berlangsung.
Pembukaan kembali penjara Sednaya menarik perhatian internasional, dengan banyak organisasi hak asasi manusia menyerukan penyelidikan kejahatan yang terjadi di dalamnya. Banyak yang berharap bahwa kejadian ini akan memicu lebih banyak perhatian dan tindakan dari komunitas internasional untuk menuntut pertanggungjawaban rezim Assad atas pelanggaran hak asasi manusia yang sistematis.
Misteri di balik penjara Sednaya mencerminkan kengerian yang dialami oleh ribuan orang yang ditahan di dalamnya. Dengan jatuhnya penjara ini ke tangan kelompok perlawanan, ada harapan baru bagi mereka yang selamat dan bagi semua orang yang berjuang untuk keadilan di Syria.
Namun, perjalanan menuju penyembuhan dan keadilan masih panjang. Masyarakat internasional harus terus mendukung mereka yang berjuang melawan penindasan dan memastikan bahwa kejahatan yang terjadi di Sednaya tidak akan pernah dilupakan.
Semoga tidak terjadi di bumi pertiwi kita.
Solo, 9 Desember 2024
A. Fida
(Mahasiswa Program Doktor Islamic Studies PPs UINSA1)
Komentar