Kisah Returni: Semangat Jihad Berujung Dilema (Tamat)

Analisa

by Arif Budi Setyawan Editor by Arif Budi Setyawan

Kehidupan Setelah Bebas

Meskipun susah mendapatkan pekerjaan dan mengalami krisis kepercayaaan diri karena statusnya sebagai eks napiter, tetapi ada satu hal yang ia syukuri. Ternyata benar apa kata saya, para anshar daulah itu sejauh ini tidak ada yang mendatanginya. Mereka menganggap dirinya sudah bukan bagian dari kelompok mereka lagi.

Untuk mengembalikan kepercayaan dirinya dan menunjukkan bahwa dirinya masih bisa bermanfaat bagi banyak orang, saya kemudian mulai melibatkannya dalam kegiatan kampanye edukasi masyarakat dalam penanggulangan dan pencegahan radikalisme-terorisme khususnya untuk wilayah Jawa Timur. Kebetulan saat itu Kreasi Prasasti Perdamaian (KPP) sedang menjalankan program pendampingan terhadap individu beresiko tinggi dalam pencegahan radikalisme-terorisme yang melibatkan berbagai pihak. Program itu mengambil sampel di dua provinsi, yaitu Sulawesi Tengah dan Jawa Timur.

Di Jawa Timur KPP melibatkan dua klien pendampingan yang saya lakukan sejak Maret 2019. Walid dan satu orang lagi yang kisahnya akan disajikan setelah kisah Walid. Keduanya sama-sama eks FTF ISIS namun beda angkatan.

Tujuan utama dari program itu adalah peningkatan kesadaran masyarakat dan para stakeholder dalam penanggulangan dan pencegahan terorisme. Dengan melibatkan eks napiter dalam kegiatan kampanye kami, diharapkan akan lebih mudah mempengaruhi emosi dan pikiran pihak-pihak yang menjadi target program. Di sisi lain, dengan melibatkan eks napiter KPP sekaligus dapat membantu para eks napiter untuk mendapatkan relasi sosial yang baru dan membangun reputasi mereka.

Pada setiap sesi sharing di kegiatan-kegiatan yang kami selenggarakan, ada satu rangkaian kalimat yang selalu diulang-ulang oleh Walid. Yaitu bahwa Indonesia adalah negeri yang damai. Oleh karena itu tidak boleh melakukan gerakan apapun yang mengancam kedamaian. Dirinya sudah pernah merasakan susahnya hidup di negeri yang dilanda konflik. Jangan sampai negeri yang damai seperti Indonesia mengalami konflik yang disebabkan oleh ulah kita.

Dari kegiatan-kegiatan bersama kami, Walid kami perkenalkan dengan berbagai pihak yang berpotensi untuk membantu dia dalam proses reintegrasi. Mulai dari stakeholder pemerintah hingga para aktivis pencegahan radikalisme-terorisme. Kami mencoba membantu memberikan relasi sosial yang baru. Yang dengan relasi sosial baru itu dia bisa mendapatkan kembali kepercayaaan dirinya dan menemukan peluang untuk memulai hidup baru yang lebih berarti.

Dari relasi sosial baru itu Walid akhirnya pelan-pelan menemukan jalan menuju masa depan yang lebih baik. Dia sempat bekerja sebagai freelancer desain grafis di sebuah instansi pemerintah kota sambil menekuni hobi fotografinya. Kemudian setelah mendapatkan modal yang cukup, dia mulai merintis bisnis produksi madu suplemen kesehatan berbekal resep rahasia dari Arab. Bisnis ini mendapatkan banyak dukungan dalam proses penerbitan izin usaha dan lain-lain.

Kini bisnis itu masih dia jalankan sambil menekuni hobinya di bidang fotografi dan desain grafis. Dia juga telah menikah lagi dan dikaruniai seorang putri yang cantik. Perlahan Walid bisa melupakan mimpi buruk tentang anak-anak Suriah korban perang yang selama ini menghantuinya. Dan yang terpenting, dia berhasil membuktikan bahwa semua persoalan yang dihadapinya dapat dicarikan solusinya melalui relasi sosial yang baru.



T-A-M-A-T



Ilustrasi: Pixabay

Komentar

Tulis Komentar