Sekilas Dinamika Jamaah Islamiyah dari Bom Bali hingga “Islah” (2)

Other

by Arif Budi Setyawan

Proses Transformasi JI di bawah Kepemimpinan Para Wijayanto


Setelah ditangkapnya Trio pelaku bom Bali (Amrozy, Mukhlas, dan Imam Samudra), selanjutnya pada tahun 2002 polisi menangkapi anggota kelompok Jamaah Islamiyah (JI) termasuk Abu Bakar Ba'asyir selaku Amir alias pemimpin JI.


Pasca-penangkapan Abu Bakar Ba'asyir selanjutnya Amir JI diambil alih oleh Abu Rusydan, selanjutnya pada tahun 2003 kembali terjadi penangkapan terhadap kelompok JI secara besar-besaran, yang mana saat itu Abu Rusydan juga ikut ditangkap oleh polisi.


Kemudian kepemimpinan JI dilanjutkan oleh Mbah Zarkasih, dan Para Wijayanto diperintahkan oleh Mbah Zarkasih untuk membuat konsep untuk mengatasi segala permasalahan yang ada pada jamaah saat kepemimpinan Mbah Zarkasih. Konsep tersebut mencakup tentang Keamanan dan Struktur JI yang kemudian dikenal dengan nama AJI TUN TAS TOS (Amir Jamaah Islamiyah: Tuntunan Total Amniyyah Sistem dan Total Solution), yang isinya paling banyak membahas mengenai cara memecahkan 8 problem keamanan yang sedang dihadapi JI.


Pertengahan tahun 2008 Para Wijayanto mengubungi Karso (salah anggota senior JI) dan meminta bantuan Karso untuk menjembatani pertemuan Para Wijayanto dengan para senior JI. Setelah pertemuan pertemuan dengan para petinggi JI tersebut selanjutnya pada sekitar akhir tahun 2008 diadakan pertemuan di Tretes Malang, dalam pertemuan tersebut membahas mengenai perencanaan kepanitiaan pertemuan pemilihan Amir JI yang akan segera dilaksanakan kembali di Tretes Malang Jawa Timur;


Setelah pertemuan tersebut selanjutnya pada tahun 2009 kembali diadakan pertemuan yang kedua di Tretes Malang Jawa Timur yang membahas mengenai pemilihan dan pengesahan Amir JI. Pertemuan tersebut turut dihadiri oleh semua tokoh senior dan junior JI. Pertemuan tersebut membahas mengenai penunjukan dan pengesahan Para Wijayanto sebagai amir JI yang baru.


Para Wijayanto kemudian membuat buku panduan yang menyempurnakan TASTOS (Total Amniyyah Sistem dan Total Solution) yang disebut sebagai "Strategi Tamkin". "Strategi Tamkin" merupakan pengembangan dari PUPJI ( Pedoman Umum Perjuangan Jamaah Islamiyah) yang menjadi pedoman gerakan JI sebelumnya. "Strategi Tamkin" adalah strategi JI untuk meraih tamkin siyasi atau kemenangan politik dengan tegaknya syariat Islam.


"Strategi Tamkin" ini terdiri dari beberapa tahapan mulai dari tahapan persiapan kekuatan, tahap penggunaan kekuatan hingga tahapan penegakan Daulah Islam atau negara Islam. "Strategi Tamkin" tersebut berisi tentang strategi/cara untuk mengubah umat Islam dari fase Istidh’af (tertindas/lemah) menjadi fase Tamkin (sudah tidak ada penghalang lagi dan Negara Islam sudah tegak) sebagaimana di maksud dalam Quran Surat An Nur ayat 55.


Sedangkan tujuan utama dari "Strategi Tamkin" adalah terbentuknya pemerintahan Islam. Yang mana kondisi sekarang ini pemerintahan menganut demokrasi (agama dan negara terpisah), jadi rencana ke depan untuk membuat agama dan negara menjadi satu.


Dalam hal ini ada perbedaan mendasar antara PUPJI dan "Strategi Tamkin". Berdasarkan keterangan salah satu mantan petinggi JI yang saya temui tahun lalu, perbedaan mendasar antara PUPJI dan "Strategi Tamkin" adalah: bila dalam PUPJI untuk membentuk pemerintahan Islam harus menguasai negara, maka di dalam "Strategi Tamkin" tidak harus menguasai negara. Tapi yang penting bisa mempengaruhi sebuah negara untuk menjalankan pemerintahan secara Islam.


Tahapan atau langkah-langkah fase Istdh’af menuju fase Tamkin yang kemudian disebut dengan nama "Strategi Tamkin" adalah meliputi:


1. Dakwah


2. Membentuk Jamaah


3. Tarbiyah (Mendampingi dan membimbing seseorang sampai mampu menguasai dan mempraktekkan materi dan tujuan kelompok/Organisasi)


4. Tholabul Iwa’ Wa Nusroh (mencari wilayah yang kondusif untuk menerima dakwah dan mencari kaum yang mau menolong para pendakwah dari yang menggangunya (Fase JI Sekarang)


5. Hijrah (Hijrah dilakukan setelah mendapatkan tempat/wilayah dan yang bisa menolong umat)


6. Tamkin Siyasi (secara politik umat Islam kuat)


7. Iqomatul Daulah Islamiyah (Memproklamirkan Negara Islam dan telah tegaknya negara berdasarkan syariat islam di wilayah yang telah kondusif menerima Islam sebagai dasar negara)


8. Mencari Pengakuan Negara Lain


9. Tamkin Askari (Kekuatan Militer)


10. Memperluas Wilayah Ke Seluruh Dunia.


Dari urutan "Strategi Tamkin" yang merupakan master plan JI di atas, saat ini JI telah sampai di fase ke-4. Fase ini praktis terhenti untuk sementara karena adanya penangkapan besar-besaran para petinggi di jajaran pusat komando maupun para petinggi di daerah.


(Bersambung)

Komentar

Tulis Komentar