Emic Understanding: Upaya Memahami Persoalan Terorisme Lebih Detail

Analisa

by Arif Budi Setyawan

Menyelesaikan sebuah persoalan selalu diawali dengan memahami persoalan yang ada. Tanpa pemahaman yang tepat mustahil menemukan cara penanganan yang tepat.

Seorang dokter sebelum melakukan tindakan atau memberikan resep kepada pasiennya, terlebih dahulu ia akan melakukan diagnosa terhadap penyakitnya. Tak jarang si pasien harus melakukan serangkaian test di laboratorium atau menjalani pemeriksaan lebih detail menggunakan berbagai peralatan yang canggih. Semua itu agar dapat menemukan tindakan dan resep yang tepat bagi penyakit yang diderita pasien.

Demikian pula dalam persoalan terorisme. Untuk bisa merumuskan langkah yang tepat diperlukan pemahaman yang sedetail mungkin. Mendapatkan pemahaman yang sedetail mungkin tentu tidak mudah. Harus melakukan banyak penelitian dari berbagai sudut pandang.

Salah satu teknik atau sudut pandang dalam memahami sebuah persoalan sosial, budaya, dan agama adalah emic understanding.

Emic understanding adalah istilah yang digunakan dalam antropologi dan penelitian kualitatif untuk merujuk pada pemahaman tentang suatu budaya atau fenomena dari perspektif orang-orang dalam suatu budaya atau suatu kelompok. Ini melibatkan pemahaman tentang keyakinan, nilai, dan praktik budaya atau kelompok seperti yang dialami dan dirasakan oleh anggotanya.

Emic understanding penting karena memungkinkan peneliti untuk memahami budaya atau fenomena dalam istilahnya sendiri, daripada memaksakan asumsi atau bias mereka sendiri. Hal ini dapat memberikan pemahaman yang lebih akurat dan bernuansa budaya atau fenomena yang sedang dipelajari.

Emic understanding sering digunakan dalam penelitian etnografi, yang melibatkan mempelajari budaya atau kelompok dengan menghabiskan banyak waktu dengan anggotanya, berpartisipasi dalam kegiatan mereka, dan mengamati interaksi mereka. Hal itu dapat dicapai dengan melakukan wawancara mendalam dan terbuka dengan anggota sebuah kelompok, menggunakan metode wawancara empatik.

Wawancara empatik adalah metode penelitian kualitatif yang melibatkan melakukan wawancara mendalam dan terbuka dengan individu untuk memahami pengalaman, perspektif, dan perasaan mereka. Tujuan dari wawancara empatik adalah untuk memahami perspektif orang yang diwawancarai tentang masalah tertentu, bukan untuk mengorek informasi atau menguji hipotesis.

Wawancara empatik biasa digunakan di berbagai bidang seperti sosiologi, psikologi, pekerjaan sosial, dan pendidikan, untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang pengalaman, perasaan, dan perspektif orang yang diwawancarai tentang masalah tertentu.

Proses wawancara empatik biasanya mencakup langkah-langkah berikut:

1. Persiapan

Sebelum melakukan wawancara, peneliti harus mempersiapkan dengan meneliti topik, mengembangkan daftar pertanyaan terbuka, dan membiasakan diri dengan latar belakang dan konteks yang diwawancarai.

2. Membangun hubungan

Peneliti harus bertujuan untuk membangun suasana yang nyaman dan santai selama wawancara, dan harus secara aktif mendengarkan dan menanggapi jawaban orang yang diwawancarai.

3. Mendengarkan aktif

Peneliti harus secara aktif mendengarkan orang yang diwawancarai, dan harus menghindari menyela atau memaksakan perspektif mereka sendiri.

4. Improvisasi

Peneliti harus mengajukan pertanyaan tindak lanjut untuk lebih mengeksplorasi pengalaman dan perspektif orang yang diwawancarai.

5. Refleksi

Peneliti harus merenungkan jawaban orang yang diwawancarai dan mencoba memahami perspektif mereka, daripada berfokus pada penggalian informasi atau pengujian hipotesis.

Sedangkan kunci untuk dapat melakukan wawancara empatik dan mendapatkan emic understanding yang bagus adalah adanya trust dari narasumber penelitian. Dan untuk mendapatkannya harus melalui perjalanan yang tidak sebentar.

Komentar

Tulis Komentar