Pak Yusuf yang Selalu Bersemangat

Analisa

by nurdhania

Nama Machmudi Hariono alias Pak Yusuf tak asing lagi pada isu-isu radikalisme terorisme. Selain memang pernah tergelincir di jaringan teror, Pak Yusuf berubah menjadi orang yang sangat aktif dalam kerja-kerja pencegahan terorisme paska-bebas dari penjara.

Beliau banyak membantu para peneliti, pemerintah, hingga mantan narapidana terorisme (napiter), returnee dan deportan. Di antaranya; baik dari segi program, edukasi ke masyarakat hingga upaya deradikalisasi. Berbekal pengalamannya, Pak Yusuf mengetahui betul perjuangan serta kesulitan yang dihadapi mereka, khususnya para mantan (napiter) setelah menyelesaikan masa tahanan.

Saya sendiri kali pertama bertemu Pak Yusuf pada tahun 2017. Ketika itu, Pak Huda (Noor Huda Ismail) datang ke kediaman saya bersama tim, termasuk Teuku Akbar (karakter utama film Jihad Selfie). Kami semua berbagi cerita tentang masa lalu, proses rekonsiliasi hingga rencana-rencana ke depan.

Ternyata, silaturahmi kami tak sampai di situ saja. Saya belajar banyak dari beliau mulai dari bisnis, public speaking, dan juga CVE. Beliau tidak pernah pelit ilmu. Beliau mendukung penuh individu-individu yang ingin bangkit dan memulai hidup baru.

Semua orang punya testimoni yang sama tentang beliau. Sosok yang penuh energi, bersemangat, periang, tak kenal lelah dan tak pernah ragu untuk membantu atau menolong siapapun.

Semangatnya pun kadang bikin nular teman-teman yang lain. Pak Yusuf tak mau menunjukan dirinya yang sedang kelelahan. Sampai kami pernah nyeletuk, "Nih Bapak gak ada capeknya". Kalau bahasa anak jaman sekarang, sat set sat set.

Beberapa tahun lalu, saat ayah saya masih di lembaga pemasyarakatan. Beliau datang berkunjung dan memberikan dukungan agar ayah saya tetap semangat dan tidak berputus asa. "Tetap semangat Pak, jangan putus asa. Ini sudah ridhonya Allah. Ya, terima saja. Saya bantu keluarga,” kata Pak Yusuf ke ayah saya saat itu.

Pagi itu, 5 Oktober 2022 setelah salat Subuh, saya langsung memeriksa smartphone. Muncul notifikasi dari Pak Arif Budi di grup WhatsApp ruangobrol. Pesan tersebut diawali dengan salam, berita duka dan istirja'. Membacanya, saya langsung berucap lesu, "Ya Allah siapa lagi kali ini".

Saya membaca perlahan sampai pada nama Machmudi Hariono atau Yusuf Adirima, Saya langsung terhenti dan mengulanginya lagi membaca dari awal.

Ini serius?
Aku gak salah baca kan?
Ini Pak Yusuf, Cak Ucup?

Saya masih sulit mencerna apa yang baru saya baca.

Innaalillaahi wa innaa ilaihirojiun. Pak Yusuf telah pergi menghadap Allah dan meninggalkan kita semua.

"Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun." (Q.S Al-A'raf : 34).

Sekali lagi, Terimakasih Pak Yusuf. Semoga Allah menerima segala amal kebaikanmu. Semoga husnul khotimah. Perjuanganmu kini telah selesai, terimakasih telah menginspirasi kita semua untuk terus semangat membantu sesama dan berjuang dalam kerja-kerja perdamaian.

 

Foto: Pak Yusuf (dua dari kanan) ketika bersama kami menyelesaikan film dokumenter "Seeking The Imam" (Foto: Dok. Kreasi Prasasti Perdamaian)

 

Komentar

Tulis Komentar