5 Falsafah Hidup Masyarakat Lampung yang Keren

Analisa

by Arif Budi Setyawan

Pada 22 Agustus 2022 lalu saya berkesempatan mendampingi tim dari Channel News Asia (CNA) mewawancarai Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Lampung, Bapak M. Firsada di kantornya. Wawancara ini merupakan yang terakhir dalam liputan tim CNA di Lampung untuk tema kebangkitan konservatisme.

Dalam obrolan santai setelah wawancara, ada ungkapan menarik dari Pak Firsada tentang kenapa paham radikalisme-ekstremisme bisa mudah menyebar di Lampung.

Orang Lampung itu memiliki 5 falsafah hidup, dua di antaranya membuat paham radikalisme-ekstremisme bisa berkembang di sini. Yaitu nemui nyimah dan nengah nyappur. Nemui nyimah artinya orang Lampung itu punya perilaku yang sopan santun, bermurah hati, serta ramah tamah terhadap semua pihak yang datang. Sedangkan nengah nyappur mengajarkan manusia untuk dapat berbaur dengan sesama. Kedua hal ini dimanfaatkan oleh kelompok berpaham radikal dalam menyebarkan paham mereka. Selama yang datang ke Lampung itu sopan, ramah, dan mudah berbaur, akan disambut dengan sangat baik oleh masyarakat Lampung. Itulah salah satu kelebihan masyarakat Lampung sekaligus kelemahan dalam menghadapi pesona yang ditebar oleh orang-orang yang berpaham radikal”.

Begitu ungkapan Pak Firsada membuat saya penasaran. Jadi ingin tahu lebih jauh mengenai falsafah hidup masyarakat Lampung. Setelah mencari ke sana ke mari, akhirnya saya bisa merangkum 5 falsafah hidup masyarakat Lampung berikut ini.



1. Pi'il pesenggiri

Istilah pi'il pesenggiri diperkirakan berasal dari kata "pi'il" yang dalam Bahasa Arab berarti perbuatan atau perangai dan kata "pesenggiri" yaitu pahlawan perlawanan rakyat terhadap serangan pasukan Majapahit di masa lalu.

Dengan demikian, pi'il pesenggiri berarti perangai yang tidak keras, namun pantang mundur terhadap tindakan kekerasan yang lebih-lebih menyangkut nama baik keturunan atau kehormaan pribadi dan kerabat.

Lebih lanjut, prinsip-prinsip dasar yang disebut pi'il pesenggiri adalah prinsip-prinsip yang ingin hidup sejajar dalam berdampingan dengan siapa pun. Kesejajaran tersebut dalam arti orang Lampung tidak ingin hidup di atas jika yang lainnya ada di bawah dan sebaliknya tidak senang hidup di bawah jika yang lainnya ada di atas.



2. Nemui nyimah

Secara bahasa, dalam bahasa Lampung, nemui berasal dari kata temui diartikan sebagai menerima tamu, menerima kunjungan, menjalin silaturahmi, saling bertemu, dan menyambut dengan penuh suka cita. Kemudian nyimah berasal dari kata dasar simah, yaitu murah hati, sopan santun, tidak pelit, murah senyum dan ramah pada siapapun. Kata awalan nyi (miah) dalam nyimah maksudnya adalah perilaku.

Maka, nemui nyimah diartikan sebagai perilaku yang sopan santun, bermurah hati, serta ramah tamah terhadap semua pihak yang datang. Dalam konteks kehidupan bermasyarakat, nemui nyimah diterjemahkan sebagai suatu sikap yang memiliki nilai religius serta sosial terhadap suatu lingkungan. Oleh orang Lampung dijadikan sebagai titie gumantie atau tata cara ketentuan pokok yang selalu diikuti dan diwariskan secara turun-temurun.



3. Sakai Sembayan

Sakai sembayan bermakna memberikan sesuatu kepada seseorang atau sekelompok orang dalam bentuk benda dan jasa yang bernilai ekonomis yang dalam praktiknya cenderung menghendaki saling berbalas. Sedangkan sembayan bermakna memberikan sesuatu kepada seseorang sekelompok orang atau untuk kepentingan umum secara sosial berbentuk benda dan jasa tanpa mengharapkan balasan.

Sedangkan dalam bahasa Lampung, Sakai sembayan diartikan sebagai gotong-royong, tolong-menolong, bahu-membahu, dan saling memberi terhadap sesuatu yang diperlukan oleh orang lain.

Konsep saling memberi dan diberi, berdasarkan dari apa yang telah dilakukan atau diberikan sehingga tercipta saling mengisi dan saling mengerti antar sesama. Masyarakat lampung akan merasa kurang terpandang bila ia tidak mampu berpartisipasi dalam suatu kegiatan kemasyarakatan.

Perilaku ini menggambarkan sikap toleransi kebersamaan, sehingga seseorang akan memberikan apa saja secara suka rela apabila pemberian itu memiliki nilai manfaat bagi orang atau anggota masyarakat yang membutuhkan.



4. Nengah nyappur

Nengah nyappur merupakan prinsip yang mengajarkan manusia untuk dapat berbaur dengan sesama. Manusia yang pandai bergaul dengan sesama berarti juga memiliki rasa toleransi yang tinggi. Nengah nyappur juga mengajarkan masyarakat Lampung untuk selalu bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah.

Secara bahasa nengah berasal dari kata benda, kemudian berubah menjadi kata kerja yang berarti berada di tengah. Sedangkan nyappur berasal dari kata benda cappur menjadi kata kerja nyappur yang berarti baur atau berbaur. Secara harfiah dapat diartikan sebagai sikap suka bergaul, suka bersahabat dan toleran antar sesama.

Nengah nyappur menggambarkan bahwa anggota masyarakat Lampung mengutamakan rasa kekeluargaan dan didukung dengan sikap suka bergaul dan bersahabat, menumbuhkan semangat suka bekerja sama dan tenggang rasa yang tinggi antar seamanya.



5. Bejuluk beadek

Bejuluk beadek berasal dari kata juluk yang berarti nama baru ketika seseorang mampu menancapkan cita-citanya. Sedangkan adek adalah gelar atau nama baru yang diberikan ketika cita-cita itu telah tercapai.

Juluk beadek menjadi hak seluruh masyarakat Lampung, maka dari itulah juluk beadek ini menjadi identitas utama yang melekat pada pribadi setiap masyarakat Lampung. Karena, juluk beadek ini merupakan sesuatu yang otomatis didapatkan oleh seseorang apabila orang tersebut telah mencapai hasil kerja yang maksimal, atau menempuh langkah kehidupan yang baru.


BACA JUGA: 

Menyorot 171 Eks Jamaah Islamiyah Lampung dalam Pencegahan Terorisme

Sederhananya, falsafah juluk beadek menjadikan orang Lampung akan sangat menghargai seseorang berdasarkan pencapaian atau prestasi. Jika Anda datang ke Lampung membawa sebuah perubahan positif, pasti Anda akan menjadi orang terhormat di masyarakat Lampung.

Itulah 5 falsafah hidup masyarakat Lampung yang menurut saya sangat keren. Bagaimana pendapat Anda? Sampaikan di kolom komentar. (*)

Komentar

Tulis Komentar