Love and Monsters dan Series Attack on Titan, Mengingatkan Saya Pentingnya Catatan Perjalanan

Review

by nurdhania

Joel, tokoh utama dalam film Love and Monsters memiliki hobi menuangkan apapun yang ia alami dan lihat dalam bentuk gambar. Dia memang seorang penggambar handal, terlihat dalam buku sketchnya. Gambarnya sangat bagus, detil, nyata dan tak lupa ia beri warna dengan pensil warna yang sudah sangat pendek karena terlalu sering diraut.

Tak hanya itu, ia juga menuliskan tentang kelemahan atau kekuatan si monster tersebut.

Film Love and Monsters bercerita tentang dunia pasca apokalipsi dan dipenuhi oleh serangga dan amfibi yang bermutasi menjadi monster raksasa.

Joel dan beberapa penyintas lainnya hidup di bawah tanah, baik di bunker atau pun gua yang tersebar di beberapa wilayah dan jaraknya berjauhan. Sudah 7 tahun mereka harus tinggal di bawah tanah dan dalam waktu yang tidak sebentar itu, joel juga terpisah dengan kekasihnya. Sesekali mereka kontak lewat radio. Oleh karena itu, bercerita lewat gambar menjadi salah satu cara ia bertahan hidup selama di bunker.

Tak ingin berakhir sendirian, remaja penakut nan kikuk ini, nekat pergi seorang diri untuk menemui kekasihnya yang jaraknya dengan berjalan kaki membutuhkan waktu 7 hari. Teman-teman satu koloni tentu saja khawatir, karena mereka tahu Joel bukanlah petarung dan tak cukup berani. Namun, tak ada yang bisa menghalangi tekadnya untuk menemui pujaan hatinya itu. Di sinilah perjalanan Joel dimulai.

Banyak pesan penting nan menarik dalam perjalanan bertahan hidup Joel di permukaan. Namun, yang menarik hati saya ini kembali membicarakan tentang travel journal atau catatan perjalanan.

Ide ini muncul bersamaan, karena beberapa hari setelah saya menonton Love and Monsters, saya menonton anime attack on titan series OAD yaitu Serangkaian episode khusus yang menampilkan cerita sampingan dari Attack on Titan.

Di episode 1 diawali dengan keinginan ketua Hange untuk menangkap Titan yang bertujuan untuk mempelajari dan meneliti mereka secara mendalam. Bukannya ditangkap, Titan tersebut dibunuh oleh pasukannya. Ketika mereka sibuk berdebat soal Titan, tiba tiba mereka dikagetkan dengan penemuan jasad seorang tentara resimen pengintai bernama Ilse langnar, tak hanya itu, mereka juga menemukan buku catatan milik Ilse.

Di saat kondisi informasi sangat terbatas, tentu perjalanan seseorang yang telah mengalami sesuatu momen sangatlah berharga. Singkatnya, dalam buku tersbut Ilse menuliskan semua hal yang ia alami dan temui dihadapannya hingga titik darah penghabisan. Tertulis dalam buku tersebut ia dikejar oleh Titan dalam kondisi tidak punya kuda dan peralatan tempur lainnya.

Sambil berlari ia terus menulis bahkan ketika sudah terpojok oleh Titan tersebut ia tak juga berhenti menulis. Ketika Titan tersebut bertingkah hal yang tidak biasa seperti berbicara, sujud, kemudian marah, itulah yang membuatnya kaget. Ia berlari dan dikejar kembali. Pada saat Ilse akan dimasukan ke mulut Titan, tangannya tak berhenti mendeskripsikan apa yang ia rasakan dan selesai.

Kisahnya berakhir di situ, hal inilah yang mendorong Hange untuk kembali melanjutkan misi penangkapan Titan, agar bisa diteliti lebih dalam.

Travel journal tentulah hal biasa. Saat ini setiap orang bisa membagikan kisah perjalanannya baik travel atau saat di perjalanan pulang kantor, lewat tulisan, foto, maupun video dan dibagikan ke blog atau media sosial.

Pertama, semua orang tentu mengalami banyak hal yang berbeda dalam hidupnya. Meskipun memiliki rutinitas yang sama, ada hal-hal beda yang dihadapi tiap individu. Ketika di angkot bertemu siapa, ada momen apa, dan pelajaran apa yang didapat, entah itu baik atau buruk tentu berbeda.

Kembali pada Love and Monsters, di perjalanan panjangnya, Joel bertemu 2 orang penyintas di permukaan. Mereka mengajari Joel tentang bertahan hidup, nama monster, jenis monster, jenis tanaman dan keadaan hidup di dunia baru.

Semua hal tersebut ia tuangkan ke buku sketchnya. Tentu saja, berupa gambar-gambar. Clyde (salah satu penyintas) berkata pada joel untuk terus melanjutkan kebiasaan membuat travel journal, karena dapat bermanfaat dan dapat menolong banyak orang di kemudian hari. Tidak semua orang seberani Joel dan mendapatkan pengalaman tak biasa seperti dirinya.

Menuliskannya, kemudian membagikannya agar orang bisa belajar dan mempersiapkan diri. Oleh karena itu dia menamai bukunya dengan Monster Apocalypse, survival guide Volume 1.

Meskipun hanya mampir di warung kopi, bertemu orang, mendapatkan pengalaman baik atau buruk dan dibagikan ke orang-orang lewat media apapun bisa sangat berguna. Karena bisa jadi pelajaran bagi yang lain ke depannya jika nanti mengalami momen yang sama.

Sebenarnya ini jadi pengingat untuk saya pribadi agar kembali semangat menulis dan betapa pentingnya peran catatan perjalanan di kemudian hari. Tak hanya bermanfaat ke orang lain, tapi juga ke diri sendiri.

Selamat untuk kalian yang konsisten membagikan kisah perjalanannya yang penuh kesan dan pesan itu. Karena belajar tak hanya dari buku pelajaran, tapi juga dari pengalaman orang-orang.
Lagipula, apa yang saat ini kita pelajari di buku juga hasil dari pengalaman atau penelitian orang orang.

Terkadang tulisan singkat yang kita rasa tidak begitu penting, bisa bermanfaat dan dibutuhkan oleh yang lain.

 

Komentar

Tulis Komentar