Fenomena Fans Manchester United vs Fans Liverpool di Penjara

Analisa

by Arif Budi Setyawan

Kembalinya Cristiano Ronaldo ke Manchester United selepas hengkang dari Juventus cukup mengejutkan banyak pihak. Pasalnya, sebelum resmi kembali ke MU, pemberitaan lebih kencang sang Mega Bintang akan berlabuh ke Manchester City, rival satu kota MU.

Datangnya Ronaldo alias CR7 ke Liga Utama Inggris alias Premier League tentu membuat tontonan makin menarik. Apalagi penonton sudah diperbolehkan hadir ke stadion. Antusiasme masyarakat Inggris untuk datang ke stadion tentu meningkat dengan hadirnya CR7 ini.

Di kalangan fans MU, ada euforia tersendiri. Termasuk teman-teman fans MU yang saya kenal saat di penjara dulu. Mereka yakin sekali MU akan makin jaya dengan bergabungnya Ronaldo.

Di media sosial Facebook biasanya menjadi tempat kami reuni membahas klub bola kesayangan. Saya dikenal sebagai fans berat Liverpool. Biasanya kami saling ledek kalau tim rival sedang kalah atau adu argumen bila kedua tim saling berhadapan.

Di penjara kami dulu, bagi napi yang beruntung menempati lapak yang ada TV-nya (biasanya adalah napi yang mengikuti program pembinaan tertentu), bisa menyaksikan pertandingan sepakbola. Dari lapak merekalah biasa didengar teriakan-teriakan ketika ada pertandingan sepakbola. Nah, kebanyakan teman-teman saya dari kelompok mereka ini.

Sepakbola: Topik yang menyatukan semua pihak

Membahas perkembangan sepakbola terkini selalu menjadi topik yang asyik buat mengawali obrolan. Baik dengan sesama narapidana maupun dengan petugas di lingkungan lembaga pemasyarakatan (lapas). Sampai-sampai saya tahu semua klub sepakbola kesayangan hampir semua petugas Lapas yang saya kenal.

Berdasarkan data yang saya kumpulkan dari para petugas lapas dan narapidana yang saya kenal, Liverpool dan Manchester United menempati daftar teratas dengan fans terbanyak. Disusul Manchester City, Chelsea, AC Milan, Barcelona, Real Madrid, Arsenal, dan beberapa klub lain.

Apakah ada narapidana teroris yang menjadi fans klub sepakbola selain saya? Mayoritas tidak ada yang sampai jadi ngefans dengan sebuah klub, tapi kalau menyukai tayangan sepakbola semua napiter suka. Hanya ada satu orang teman napiter di era saya yang ngefans dengan AC Milan. Dia memang Milanisti sejati. Di dalam negeri dia juga merupakan fans berat Persib Bandung.

Menjadi fans dari sebuah klub sepakbola telah menjadi sebuah identitas baru yang lebih cair daripada identitas sebagai mantan teroris. Mendapatkan banyak teman-teman baru karena sama-sama menyukai sebuah klub sepakbola. Bahkan menjadi akrab dengan para mantan pelaku kriminal gara-gara menyukai klub yang sama.

Sampai hari ini pun masih sering mendapatkan teman-teman baru yang asyik karena sama-sama penggemar Liverpool. Atau tiba-tiba jadi semangat berdebat –soal bola-- gara-gara ketemu teman baru fans MU. Fans MU selalu menjadi rival abadi. The Reds vs The Red Devil adalah perseteruan abadi.

Hari-hari ini saya sibuk berdebat dengan teman-teman fans MU di media sosial Facebook soal pengaruh Cristiano Ronaldo. Menurut saya, jika pelatihnya masih Ole Gunnar Solkjaer MU tidak akan hebat-hebat sangat. Dan tentu saja, musim ini MU akan tetap di bawah Liverpool. Salam YNWA.

ilustrasi: pixabay.com

Komentar

Tulis Komentar