Narasi Peduli Palestina: dari Al Qaeda hingga Para Pelaku Kriminal di Penjara

Analisa

by Arif Budi Setyawan

Palestina telah menjadi buah bibir dunia internasional sejak dulu kala. Bahkan sejak tahun 1948 ketika Israel mendeklarasikan kemerdekaannya. Pasalnya, negara Israel itu didirikan di wilayah negara Palestina yang menguasai wilayah itu. Kala itu, warga Palestina merasa keberatan, dan negara-negara Arab dimobilisasi untuk mencegah pembentukan negara Israel.

Kejadian itu menyebabkan Perang Arab-Israel pada tahun 1948. Ketika perang berakhir, Israel sudah menguasai sebagian besar wilayah bekas kekuasaan Inggris, termasuk menguasai sebagian besar wilayah Yerusalem. Sementara Yordania menguasai Tepi Barat dan Mesir menguasai Gaza. Menurut PBB, lebih dari setengah populasi Arab Palestina melarikan diri dan diusir. Tidak berhenti sampai di situ, perang dan konflik terus terjadi.

Tepat di tahun 1967, atau dikenal sebagai Perang Enam Hari, Israel kembali merebut Jalur Gaza dan Semenanjung Sinai dari Mesir. Israel juga merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah. Serta merebut Tepi Barat dan Yerusalem timur dari Yordania. Alasanya adalah agresi Arab di perbatasannya.

Sampai saat ini Palestina masih memperjuangkan nasib dan kemerdekaannya agar secara resmi diakui oleh semua negara. Walaupun orang Palestina menempati wilayah utama, termasuk Tepi Barat dan Jalur Gaza, banyak kelompok hak asasi internasional menganggap permukiman seperti itu adalah ilegal karena perbatasannya tidak ditentukan secara jelas, bahkan sering terjadi konflik secara terus menerus.

Narasi Perjuangan Rakyat Palestina dalam Dunia Pergerakan Islam

Dari buku-buku karya para tokoh Ikhwanul Muslimin seperti Hasan Al Banna, Sayyid Qutb, dan lain-lain yang pernah saya baca, semua pernah menyebutkan bahwa salah satu tujuan perjuangan mereka adalah pembebasan kembali Palestina dari cengkeraman Yahudi Israel. Perjuangan rakyat Palestina adalah simbol perlawanan umat Islam di seluruh dunia dari cengkeraman hegemoni musuh-musuh Islam. Karena di saat seluruh bangsa-bangsa muslim hanya mampu ‘berperang’ di ranah ‘perang pemikiran’, rakyat Palestina berperang dalam arti harfiah yang sesungguhnya. Itulah kira-kira narasi yang saya terima.

Narasi ini begitu kuatnya sampai nasyid-nasyid yang beredar di kalangan aktivis Islam di negeri ini pun banyak dihiasi tema perjuangan Palestina melawan Israel. Ketika bicara syariat jihad, narasi jihad Palestina itu paling bisa diterima oleh banyak pihak. Beda dengan jihad Afghanistan, Chechnya, Bosnia, atau Filipina Selatan yang hanya bisa diterima di beberapa kalangan saja.

Narasi perjuangan Palestina yang harus didukung oleh seluruh kaum muslimin ini juga merupakan narasi yang masih terus bertahan sampai hari ini. Lihatlah aksi-aksi solidaritas peduli Palestina selama sebulan terakhir ini. Dana ratusan miliar bisa terkumpul dalam waktu yang relatif singkat.Itu menggambarkan betapa kuatnya ikatan batin antara muslim Indonesia dengan muslim Palestina.

Kenapa narasi ini bisa terus bertahan hingga hari ini? Itu karena bukti-bukti dan catatan sejarah yang tersebar luas bahwa negara Israel berdiri dengan cara merampas tanah Palestina. Ditambah lagi kelakuan Israel dan para pendukungnya yang emang ngeselin banget. Semua itu terpampang dengan jelas sejak dulu hingga sekarang.

Berangkat dari fakta bahwa mayoritas umat Islam sepakat akan perjuangan rakyat Palestina, maka narasi pernyataan Usamah Bin Laden pasca-serangan 11 September 2001 pun menggunakan tema perjuangan rakyat Palestina. Berikut adalah kutipan pernyataan Usamah Bin Laden yang sangat terkenal:

“Aku bersumpah kepada Allah yang meninggikan langit tanpa tiang, bahwa Amerika tidak akan pernah bermimpi untuk hidup aman sebelum kami merasakan keamanan di Palestina dan sebelum semua tentara kafir keluar dari tanah Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasalam”.

Dari pernyataan itu Usamah Bin Laden jelas ingin mendapatkan simpati dari kaum muslimin di seluruh dunia. Apalagi di kalangan kelompok jihadis, narasi itu ditambah dengan memaparkan korban kejahatan Yahudi dan Amerika selama ini, sehingga kami pada waktu itu ‘melupakan’ jumlah korban yang ‘hanya seujung jari saja’ jika dibandingkan dengan korban kekejaman Yahudi-Amerika di dunia Islam.

Usamah Bin Laden dengan Al Qaeda-nya memang benar pendapatnya soal isu Palestina ini. Mayoritas kaum muslimin sepakat membela perjuangan rakyat Palestina. Bahkan para narapidana kriminal umum yang saya temui di penjara pun, membenci Israel. Apa kata para pelaku kriminal itu?

“Israel itu mendirikan negara dengan merampas tanah orang Palestina. Ini lebih kejam dari penjajahan. Kita dulu dijajah tapi tidak terusir dari rumah dan tanah sendiri. Kami ini memang perampok, pencuri, pencopet, atau pengedar narkoba. Tapi kami benci dan marah bila ada yang mengusir kami dari tanah yang menjadi hak kami. Maka seperti itulah sebab kami benci Israel”

Saya sungguh terkejut mendengarnya. Ternyata perampasan tanah dan pengusiran yang disertai pembunuhan yang dilakukan oleh Israel kepada muslim Palestina itu bahkan dibenci oleh para pelaku kriminal. Waktu itu saya berkesimpulan, bahwa isu Palestina ini memang bisa ‘menyatukan’ kami.

ilustrasi: pixabay.com

Komentar

Tulis Komentar