Rekrutmen Kelompok ISIS Lewat Puisi

Analisa

by nurdhania

Kesenian lekat dengan perkembangan peradaban manusia. Sehingga, beragam karya seni seperti film, musik, tarian, lukisan, sampai syai’r atau puisi selalu diminati. Menurut saya, hal ini tentu dipelajari oleh ISIS agar bisa menarik hati banyak orang, agar bergabung ke kelompok mereka. Kali ini yang akan saya bahas adalah bagaimana mereka menggunakan puisi.

Membuat puisi tentu bukanlah hal yang mudah. Perlu ada teknik tersendiri agar dapat memilih dan merangkai kata sehingga tersusun indah, unik, dan berirama. Puisi memang terbilang singkat. tetapi padat dan sarat akan makna. Sehingga para pembaca pun bisa tersentuh saat membaca tiap baitnya. Jika untaian kata ini bertemakan sedih, maka hati ikut sedih. Jika membicarakan perjuangan, maka hati ikut berkobar merasakannya.

Kelompok ISIS mengetahui, bahwa puisi punya peran penting dalam penyebaran ideologi mereka. Mereka mengetahui bahwa per baitnya dapat menginspirasi, menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain, bahkan dapat memotivasi untuk melihat dunia dari berbagai perspektif. Selain itu, puisi juga dapat menumbuhkan empati dan membangkitkan semangat juang.

Sebuah media asal Turki, trtworld, pernah menuliskan bahwa ISIS memiliki seorang penyair perempuan bernama Ahlam Al Nashr. Pada tahun 2014, ISIS menerbitkan sebuah buku berjudul The Blaze of Truth yang berisi 107 buah puisi karya penyair itu. Salah satu karyanya, seperti yang dilansir oleh The Newyorker, sebuah media yang bebasis di Manhattan, New York,  Ahlam pernah menuliskan puisi singkat tentang proses hijrahnya. Dia menjelaskan tentang kekhilafahan yang bagaikan menjalankan syariat Islam dengan benar. Sebuah negara yang aturannya tidak dikorupsi, dan subjek-subjeknya berperilaku berdasarkan ajaran agama. “ … Di Khilafah, aku melihat perempuan memakai kerudung, semuanya memperlakukann sesama dengan baik, dan orang-orang menutup pasarnya ketika waktu solat tiba..”, tulisnya.

Dia juga sempat menuliskan tentang gerakan kemenangan di Mosul dan Irak Barat. Ahlam mengibaratkan kemenangan tersebut sebagai fajar baru untuk irak.

“Tanya Mosul, kota Islam, tentang singa—
bagaimana perjuangan sengit mereka membawa pembebasan.
Tanah kemuliaan telah melepaskan penghinaannya dan kekalahan
dan mengenakan pakaian kemegahan," tulisnya.

Biasanya, bait-bait karya Ahlam ataupun puisi resmi lain dari kelompok ISIS dibuat menjadi lirik lagu atau nasyid. Kemudian, nasyid ini akan menjadi musik latar di setiap video atau film mereka. Sehingga puisi yang bertransformasi itu dapat menyebar lebih luas dan cepat menjangkau khalayak ramai.

Pada tahun 2014 sampai 2015 silam, saat saya masih semangat menjelajahi dunia mereka, mengunjungi tiap laman para pendukungnya, baik di facebook, tumblr dan twitter, saya banyak menemukan bait-bait serupa. Pada laman berbahasa inggris yang saya ikuti di tumblr, banyak akun yang mengunggah puisi tentang kehidupan mereka di wilayah ISIS. Tidak hanya menggambarkan kehidupan, tetapi juga curhatan terhadap keluarga mereka baik di negara asal atau di wilayah ISIS. Salah satu yang membekas di hati saya adalah laman, “diary of Muhajirah”. Pada laman itu, tidak hanya artikel, cerita, dan gambar, pemilik akun itu juga sering menuliskan syair baik yang panjang maupun pendek.

Seingat saya, dia juga menuliskan puisi tentang perjuangan tentara ISIS saat melawan musuh-musuh mereka di medan pertempuran. Sayangnya, saya hanya menemukan dua karya miliknya di internet, yang berjudul “Wanita di Bawah Naungan Khilafah”, dan tentang suaminya yang sedang berangkat ke medan tempur. Dia berharap dapat menggugah hati pembacanya, karena dibuat ikut merasakan dan membayangkan bagaimana perempuan di bawah kekhilafahan.

 

Komentar

Tulis Komentar