Pandemi COVID-19 Ancam Pengungsi Suriah

Other

by Rizka Nurul

Pandemi COVID-19 bukan hanya mengancam warga negara di dunia namun juga mereka yang jadi pengungsi ataupun stateless. Satu orang pengungsi Palestina dan 3 orang di Suriah telah dinyatakan positif COVID-19 di pengungsian Lebanon. Bukan tidak mungkin, ini menyebar ke pengungsi lainnya yang konon penyakit ini semakin tidak ada gejala.

Salah seorang pengungsi di Al-Roj, Aleeya Mujahid mengatakan bahwa di camp-nya belum ada yang dinyatakan terjangkit virus yang berasal dari Wuhan, China tersebut. "Kita disini enggak ada kasus sih, tapi ya tetap H2C (re: harap-harap cemas) juga sama keluarga, sama teman-teman di mana-mana," ujar Aleeya melalui pesan pribadi.

Sejauh ini, kondisi Al Roj memang lebih baik dibanding pengungsian Al Hol yang terkesan kumuh. Pengungsi Al Roj jauh lebih sedikit dibanding kamp pengungsian Al Hol. Selain itu, ketersediaan makanan di Al Roj cukup lengkap di mana ada sayuran, buah-buahan serta air bersih. Itu membuat Aleeya dan anaknya cukup merasa aman akan hal itu.

Sedangkan pengungsi di Idlib, Sita (bukan nama sebenarnya) mengatakan bahwa ia cukup cemas. Pasalnya, posisi Idlib cukup dekat dengan Turki, namun juga tak jauh dari Ibukota Suriah, Damaskus. Selain itu, belum ada tenaga kesehatan yang mampu memeriksa kesehatan mereka dengan layak. Jangankan pemeriksaan kesehatan, untuk makan sehari-hari saja, ia mengandalkan pemberian dari tetangga dan sekitarnya.

Sita menceritakan bahwa anaknya sempat demam dan batuk selama 4 hari. "Enggak mau makan, maunya tiduran terus," ujar Sita. Selain itu, udara yang dingin membuatnya enggan keluar dan khawatir sakit anaknya semakin parah. Sejauh ini, ia coba melakukan pencegahan dengan menjaga kebersihan.

Kamp pengungsian menjadi tempat yang paling rentan penyebaran virus COVID-19. Hal ini dikatakan oleh Direktur UNICEF, Henrietta Fore seperti yang dilansir oleh UN News. Setidaknya saat ini ada 12,7 juta anak-anak dan 1,1 juta pencari suaka berstatus sebagai pengungsi di dunia.

Menurut Henrietta, pengungsi harus menjadi prioritas pemerintah dunia untuk terhindar dari ancaman virus ini. Pengungsi dan migran memiliki akses terbatas untuk kesehatan, cuci tangan hanya jika perlu, dan sulit melakukan physical distancing.

Komentar

Tulis Komentar