Dampak Kesepakatan Damai Amerika Serikat dan Taliban (2-End)

Other

by Arif Budi Setyawan

Beberapa pihak memang banyak yang pesimis dengan kesepakatan damai itu. Tetapi bagi Taliban yang merupakan pelindung dari kelompok Al Qaeda yang menjadikan Afghanistan sebagai ‘markas pusat komando’, hal ini akan memiliki berbagai dampak bagi perkembangan gerakan mereka di kancah internasional.


Di kalangan aktivis yang mendukung mereka (Taliban) berita kesepakatan damai itu diulas dengan penuh semangat. Mengapa demikian?


Setidaknya ada tiga 'dampak internasional' dari kesepakatan damai antara Taliban dan Amerika Serikat akhir Februari yang lalu bagi gerakan perlawanan tehadap hegemoni negara-negara Barat yang dipimpin oleh Amerika.


Pertama : Amerika dan dunia mengakui ketangguhan Taliban dalam perang melawan Amerika dan sekutunya


Angka 2 Triliun dollar yang dihabiskan Amerika untuk perang melawan Taliban sejak November 2001 adalah bukti paling absolut akan hal ini. Angka itu setara dengan 4 kali lipat utang luar negeri Indonesia pada bulan Februari 2020.


Anggaran sebesar itu hanya digunakan untuk memerangi sekelompok tentara miskin bermodalkan senjata yang kalah jauh dari segi jumlah dan kecanggihannya. AS dan sekutunya menggunakan kendaraan Humvee, Pesawat tempur dan pesawat pembom tercanggih, serta drone berpeluru kendali.


Sementara di pihak Taliban hanya punya pasukan infanteri dengan senjata yang kalah canggih dan mengandalkan penguasaan medan yang merupakan rumah mereka. Penguasaan medan itu rupanya yang kemudian bisa menguras sumber daya Amerika.


Kesepakatan damai itu nyaris serupa dengan kekalahan Rusia di awal dekade 90-an. Mereka kalah oleh semangat dan tekad orang-orang Afghanistan. Tak masuk akal bagi sebagian orang. Negara super power ‘kalah’ melawan bangsa yang miskin. Tapi itulah kenyataannya.


Dan itulah kemenangan Taliban. Bahkan seandainya Amerika batal menarik pasukannya pun, penandatanganan kesepakatan damai di Doha Qatar itu tetap merupakan sebuah kemenangan. Mereka berhasil memaksa Amerika untuk mengikat perjanjian damai.


Kedua : ‘Kemenangan’ Taliban ini juga berarti salah satu kemenangan Al Qaeda atas Amerika


Karena Al Qaeda berada dalam perlindungan Taliban, maka kesepakatan damai antara Taliban-AS itu juga berarti kemenangan Al Qaeda. Secara tidak langsung Amerika berarti merestui Taliban menlindungi Al Qaeda.


Ketiga : Al Qaeda akan mempergunakan kesepakatan damai antara Taliban-AS ini sebagai bahan propaganda yang sangat powerful.


Poin ketiga ini adalah prediksi saya sebagai orang yang pernah mengagumi Al Qaeda berdasarkan karakter dan cara kerja Al Qaeda selama ini.


Saya memprediksi, kesepakatan damai antara Taliban-AS ini akan dijadikan narasi baru untuk menunjukkan eksistensi dan pengaruh mereka. Misalnya saja untuk melawan narasi yang dikampanyekan oleh kelompok ISIS yang mendewakan teritorial dan pengangkatan khalifah versi mereka sebagai tolok ukur keberhasilan gerakan jihad.


Apa yang dibanggakan oleh ISIS telah terbukti sangat rapuh. Hari ini mereka telah kehilangan 90 % wilayah yang mereka kuasai. Bahkan konon kondisi mereka di Irak saat ini lebih buruk dari kondisi sebelum pecah konflik di Suriah.


Di saat ISIS semakin hancur, Al Qaeda justru terbukti malah mendapat pengakuan dari Amerika melalui adanya kesepakatan damai antara Taliban-AS itu. Ini adalah konter narasi yang sangat telak terhadap ISIS.


Dan hal ini saya yakin sedikit atau banyak akan mempengaruhi kembalinya dukungan kepada Al Qaeda dari para simpatisannya yang sempat dikacaukan oleh kemunculan ISIS. Sangat mungkin bagi Al Qaeda untuk menjadikan kesepakatan damai antara Taliban-AS ini sebagai titik tolak untuk kembali mendapatkan simpati dan dukungan.


Mari kita lihat saja perkembangan selanjutnya sambil terus melanjutkan perjuangan kita dii bidangnya masing-masing.


Salam hangat dari pedesaan yang hijau.


ilustrasi: pixabay.com

Komentar

Tulis Komentar