Mengenal Berbagai ‘Tools’ yang Digunakan Para Jihadis dalam Berkomunikasi (4-End)

Other

by Arif Budi Setyawan

Tools yang akan kita bahas selanjutnya adalah:


3. Amn Al-Mujahid


Amn Al-Mujahid adalah pengembangan dari Asrar Mujahideen. Perbedaan paling mendasar hanyalah bahwa Amn Al-Mujahid bekerja di bawah OS Android. Selebihnya sama dengan Asrar Mujahideen. Baik cara kerjanya maupun kelemahannya.


(Baca post terkait : https://www.ruangobrol.id/2020/01/15/ulasan/mengenal-berbagai-tools-yang-digunakan-para-jihadis-dalam-berkomunikasi-2/ )


Tapi Anda tidak akan bisa menemukannya di Play Store. Anda harus mendowload file .apk-nya di situs-situs berbagi file yang dipublikasikan di forum jihadi.


Aplikasi ini cepat sekali populer seiring semakin maraknya pengguna smartphone berbasis OS Android. Orang tidak perlu punya PC atau laptop untuk bisa menggunakan program enkripsi terpercaya buatan ‘mujahidin’. Bukan buatan pihak lain.


Biasanya untuk meningkatkan keamanan, aplikasi ini digunakan berdampingan dengan penggunaan fitur secret chat Telegram, di mana bisa diatur untuk menghancurkan pesan setelah melewati batas waktunya.


Pesan yang dikirim melalui Telegram sudah dienkripsi terlebih dahulu dengan Amn Al Mujahid. Lalu dalam waktu tertentu (mulai dari 15 detik sampai seminggu)  pesan akan hancur sendiri. Bayangkan betapa rumitnya para aktivis jihadi dalam mengamankan komunikasi mereka.


Tapi pertanyaannya adalah: Jika komunikasi mereka sedemikian rumit tingkat keamanannya, mengapa aparat keamanan bisa mengendus dan membongkar jaringan mereka dengan mudah?


Rahasia Kegagalan Sistemik dalam Komunikasi


Biarpun mereka menciptakan tools yang hebat tapi jika para usernya tidak mau repot untuk mengikuti standar keamanan yang diciptakan dengan susah payah tersebut, maka efek kemanfaatan dari tools itu jadi minim pakai banget.


Orang-orang yang jadi ‘teroris’ dalam waktu singkat alias instan belakangan ini, mereka cenderung tidak mau repot mengikuti sebuah aturan atau prosedur. Bagi mereka ini yang penting bisa segera beraksi. Bisa segera menghasilkan sesuatu.


Jangankan mau mengikuti standar keamanan, memikirkan dampaknya saja malas. Anda mungkin sering membaca berita bahwa jaringan pelaku kasus A terungkap dari grup Whatsapp yang mereka buat atau mereka ikuti. Itu adalah bukti bahwa mereka yang jadi ‘teroris’ belakangan ini sangat ceroboh.


Dulu banyak sekali beredar panduan atau manual petunjuk pengamanan dalam komunikasi, perjalanan, dan pertemuan. Namun sekali lagi, sebuah sistem yang bagus tapi digunakan oleh user yang malas dan bodoh, maka tidak ada gunanya manual sistem pengamanan yang sebagus apapun itu.


Misalnya pada beberapa kasus di era saya dan sebelum saya. Ada memang beberapa orang yang sangat ketat dalam peraturan keamanan komunikasi, perjalanan, dan pertemuan. Tetapi anak buahnya atau orang-orang yang ada dalam jaringannya tidak semua bisa mengikuti seperti yang ia lakukan.


Contoh:


Misalnya Si A berkomunikasi dengan Si B menggunakan enkripsi, tetapi apakah Si B dengan yang lain akan terjamin akan menggunakan enkripsi? Bagaimana jika tidak? Dan ketika sudah sama-sama tertangkap barulah terungkap bahwa Si B tidak melakukan pengamanan komunikasi sebagaimana yang Si A lakukan.


Dan yang seperti ini saya yakin banyak sekali terjadi.


Kesimpulan akhirnya adalah: sebagus-bagusnya sebuah panduan atau sebuah tools, tidak akan banyak bermanfaat pada pengguna yang malas dan bodoh.



ilustrasi: Pixabay.com

Komentar

Tulis Komentar