Doa di balik Jeruji Penjara

Other

by Eka Setiawan

Pekan lalu, seorang eks narapidana terorisme (napiter) bercerita di sebuah forum yang saya ikuti. Dia kini sudah meninggalkan masa lalunya yang sempat menyeretnya ke penjara.

Dia ditangkap di era 2000’an, tugasnya ketika itu mengumpulkan dana untuk digunakan amaliyah yang saat itu menurutnya benar.

“Saya bisa dikatakan tangan kanan Noordin M Top,” ungkapnya.

Noordin M Top adalah gembong teroris, salah satu biang di balik semua insiden pemboman di Indonesia di era itu. Noordin sendiri sudah tewas pada sebuah penggerebekan di Solo pada tahun 2009 silam.

Nah eks napiter itu, sekarang sudah benar-benar menyesali perbuatannya. Dia pernah ditahan di beberapa tempat, salah satunya menjalani penahanan di Nusakambangan, salah satu pulau paling luar di wilayah selatan, masuk administrasi Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Saat menjalani penahanan di Nusakambangan itu, suatu waktu, turun hujan. Eks napiter itu mengaku ketika itu melihat ke luar, rintik hujan, di balik terali besi. Dia saat itu berdoa, pasrah kepada Yang Maha Kuasa. Saat itu dia sedang mengurus semacam pembebasan bersyarat.

Dia bercerita, dalam doanya di antara rintik hujan,  “Ya Allah, kalau proses ini (pembebasan bersyarat) nantinya membuat buruk bagi saya maka persulitlah, kalau nantinya membawa kebaikan maka permudahlah,” doanya ketika itu.

Dia itu sudah pasrah betul. Dia tak ingin terjebak ke masa lalunya, tapi tentu masih kebingungan nanti ketika bebas penjara akan menemui siapa. Bingung mencari teman.

Perihal ketika itu dia bisa segera bebas dengan mengurus surat karena konduitenya yang bagus dari tempat penahanannya. Dia patuh terhadap segala peraturan penjara, mengikuti berbagai program dan selalu berbuat kebaikan.

Ternyata, tak lama kemudian, surat bebasnya turun. Doanya ketika rintik hujan dijawab Yang Maha Kuasa. Tak lama setelah bebas, ada lagi satu eks napiter yang menemuinya. Bukan untuk mengajak kembali ke masa lalu, kembali mengulang aksi terornya, tapi mengajak bersama memulai hidup baru. Hidup tanpa kekerasan.

Mereka kini sudah memulai hidup baru. Bergabung ke masyarakat, memulai usaha dan kerap berbagi kisah dari forum ke forum, bercerita tentang kisahnya agar tak ada lagi orang yang terjebak mengikuti ajaran-ajaran kekerasan.

 

ilustrasi: pixabay.com

Komentar

Tulis Komentar