Ketua BEM Tak Sehebat Yang Netizen Kira

Other

by Rizka Nurul

Beberapa waktu lalu, sejumlah ketua BEM muncul di TV. Mereka diwawancara sejumlah TV swasta tentang fenomena terkini. Mereka mengkritik pemerintah yang dianggap menyalahi demokrasi. Keren! Kata Netizen.

Sosok Manik Marganamahendra (Ketua BEM UI), M Atiatul Muqtadir (Ketua BEM UGM) dan Royyan A Dzakiy (Ketua KM ITB) menjadi tiga sosok yang berhasil panjat sosial (pansos) pasca Demonstrasi Mahasiswa 24 Oktober lalu. Pasalnya mereka bertiga diundang di ILC (TV One) dan Mata Najwa yang merupakan tayangan bergengsi televisi tanah air.

Retorika-retorika mengagumkan dari para Ketua BEM ini memang memikat netizen. Mereka berhasil menaikkan jumlah followers instagram dan twitter dalam sekejap. Menariknya, gerombolan netizen ini juga tersegmentasi. Aktivis banyaknya mengikuti Manik dan Royyan. Tapi sang Ketua BEM UGM diikuti oleh ukhti-ukhti pasalnya video Atiatul mengaji jadi viral di internet. Ngaji kok di internet.

Seruan mereka menggerakkan masa sebenernya oke-oke aja. Cara mereka retorika pun mantaplah. Tapi percayalah, korlap (koordinator lapangan) dan danlap (Komandan lapangan) belum tentu mereka. Kenapa? Kan mereka di TV. Wkwkwkwk

Dalam simulasi aksi, akan ada yang bertindak sebagai danlap dimana ia bertugas sebagai pengatur barisan masa. Sedangkan korlap adalah mereka yang justru berbaur dengan masa. Ia harus memastikan bahwa danlap bertindak dengan benar, masa aman dan tujuan terpenuhi. Korlap ini biasanya yang paling keren strateginya. Tapi kalau rusuh, dia yang pertama kali dicari dan paling bertanggung jawab.

Dibawah Danlap sebenarnya ada lagi cabangnya. Dialah yang ngumpulin masa sebanyak-banyaknya. Bisa jadi mereka ini lebih hebat ngumpulin dukungan. Ketua BEM gak akan ada apa-apanya daripada tim ini. Mereka justru dipasang untuk masalah birokrasi juga agar pendukungnya ikut aksi. Beneran dah!

Saya gak tau gimana di kampus lain, tapi pengalaman saya mengatakan bahwa sering kali Ketua BEM tidak sekeren yang kita kira. Kriteria untuk memimpin BEM itu yang penting jago retorika dan pantas dipampang sesuai dengan elektabilitas. Yang juga gak kalah penting adalah harus dipandang baik oleh Dosen. IP gak boleh jeblok, malu! Itu juga nanti jadi serangan lawan pas kampanye. Sedangkan yang lebih jago justru korlap. Dia jadi semacam koordinator pemenangan. Adapula danlap yang tugasnya kampanye dan ngumpulin masa.

Adian Napitulu dan Budiman Sudjatmiko disebut-sebut punya sejarah jadi Korlap. Sedangkan Fahri Hamzah dan Faldo Maldini punya catatan sebagai Ketua BEM. Mereka cukup berbeda kan dari segi strategi sampai bac*t.

Ribuan orang di Senayan juga harusnya jadi perhatian netizen dibanding sekedar Ketua BEM. Bisa saja mereka punya retorika bagus tapi kebetulan gak pegang jabatan itu. Ada andil banyak orang dalam perubahan dan sepatutnya kita juga perlu melihat itu. Sehingga ini bisa mendorong mereka yang mengutamakan kepentingan bersama.

Komentar

Tulis Komentar