Paham Sejarah Cegah Hoax

Other

by Ikhlasul Ansori

Hoax berawal dari tidak pahamnya kita dengan sesuatu. Sejarah ternyata dapat mencegahnya. Sejarah dapat di jabarkan sebagai peristiwa terjadi di masa lalu digunakan sebagai informasi, silsilah dan pengetahuan. Itu kemudian membentuk kebudayaan, pandangan dan perilaku suatu masyarakat.

Era sekarang, sejarah digunakan sebagai cara menyelesaikan masalah atau solusi agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Indonesia misalnya, belajar dari zaman orde baru agar otoritarianisme orde baru tdak kembali terjadi.
George Santayana berkata, "Mereka yang melupakan masa lalunya akan di kutuk untuk mengulanginya kembali".

Melalui sejarah, kita bisa mengulangi kembali kesuksesan atau kejayaan sebelumnya. Kenangan romaniste sejarah digunakan sebagai alat politik untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat. Ini dilakukan oleh ISIS dengan ambisi kekhalifahan Islam. Mereka berdalih seperti zaman khulafaur Rasyidin. Begitupun Fasis Italia yang juga berambisi mengembalikan kejayaan kekaisaran Roma.

Manipulasi fakta terhadap sejarah juga kerap dilakukan oleh beberapa pihak. Orde baru misalnya, menggunakan pelajaraan sejarah di institusi pendidikan dan media sebagai alat propaganda. Hal itu berupa pemujaan terhadap Soeharto, penghapusan peranan kaum kiri dalam kemerdekaan dan De-Sukornoisasi (penghilangan terhadap pengaruh Soekarno).

Sayangnya ketertarikan dan pemahaman masyarakat bisa dibilang masih rendah. Kurikulum pendidikan tidak memberikan tempat bagi sejarah. Sejarah hanya dipelajari secara dasar. Sejarah dipandang sebelah mata sebagai cabang ilmu yang tidak memberikan prospek di masa depan.

Parahnya, dalam perdebatan online, banyak orang yang mengeluarkan argumen atau pendapat yang sangat menyimpang dari fakta. Malahan mereka tetap bersikeras dengan argumen mereka yang sudah jelas salah. Contohnya sering ditemukan mereka menyamakan Partai Nazi Jerman dengan Ideologi Komunisme.

Ketidaktahuan terhadap sejarah bukan hanya membuat malu diri sendiri, tapi pembodohan oleh oran lain. Misalnya beberapa waktu lalu, narasi-narasi hoax di media sosial tentang kemerdekaan. Beberapa akun mengatakan bahwa pembacaan teks proklamsi di Rumah kakek Habib Riziq Shihab. Adapun foto kartini berkerudung dan isu kebangkitan jutaan komunisme.

Tersebarnya hoax ini dipicu oleh ketidaktahuan terhadap sejarah. Tempat pembacaan teks proklamasi bukan rumah Kakek Habib Rizieq tetapi merupakan rumah Soekarno. Adapun foto Kartini berjilbab adalah editan. Hal itu karena jenis jilbab yang ada di foto tersebut belum ada pada zaman itu.

Kurangnya pemahaman Sejarah bisa berdampak kepada hilangnya identitas bangsa. Pengembangan dan penggalian masa lalu akan membantu pemahaman terhadap generasi yang akan datang.

Komentar

Tulis Komentar