KKN di Desa Penari: Kisah Nyata atau Fiktif Belaka?

Other

by Fiqah Abdullah

Beberapa hari, viral sebuah cerita bersambung dari akun Twitter bernama SimpleMan @simpleM81378523, dengan judul KKN Di Desa Penari. Saking viralnya, tagar #kkndidesapenari pun trending di Twitter, Sabtu (31/8/2019). Saya sendiri baru membacanya saat sudah viral dan menjadi perbincangan netizen.

Akun tersebut menjelaskan bahwa kisah ini adalah kejadian nyata, namun penulis cerita tersebut menyamarkan letak kejadian dan nama tokoh, dengan alasan untuk menghormati penduduk desa setempat maupun tokoh di cerita ini. Kisah ini bercerita tentang 6 orang mahasiswa yang berasal dari sebuah perguruan tinggi di kota S yang melakukan kegiatan KKN di sebuah desa terpencil yang terletak di daerah dengan Inisial B.

Spoiler alert!!! Saya menyarankan untuk membaca kisah lengkapnya di akun twitter asli penulis terlebih dahulu.

Kisah bermula saat 6 orang mahasiswa yakni Ayu, Nur, Widya, Wahyu, Anton, dan Bima. Tiba di sebuah desa yang terletak di dalam hutan, perjalanan sampai ke desa tersebut memakan waktu 4 sampai 6 jam perjalanan dari kota S. Akses ke desa tersbut hanya bisa dilalui dengan motor, jadi mereka turun di jalan besar dan dijemput oleh warga dengan motor untuk melanjutkan ke tempat tujuan.

Di perjalanan menembus hutan hawa tidak enak sudah mulai terasa, Widya di tengah perjalanan mendengar ada suara gamelan, tak lama kemudian terlihat olehnya sosok wanita cantik yang sedang menari dengan anggunnya mengikuti irama gamelang. Hal ini juga dirasakan oleh Nur, tetapi Nur memilih diam. Dari sinilah cerita memiliki dua sudut pandang yaitu versi Widya dan versi Nur.

Sampainya di desa mereka bertemu Pak Prabu, yaitu kepala desa setempat. Awalnya Pak Prabu sempat menolak untuk dilakukan KKN di desanya, namun akhirnya KKN tetap dijalankan. Singkat cerita sudah banyak kejadian mistis yang dirasakan. Sampai pada akhirnya berujung tragedi setelah dua di antara mereka melakukan pelanggaran. Ayu, Bima dan Widya terlibat dalam sebuah cinta segitiga. Nah si Bima dan Ayu ini melakukan perzinahan di tempat terlalang.

Sebetulnya dalam hati Bima ingin memiliki Widya. Sampai-sampai Bima juga berusaha memelet Widya pakai sebuah gelang yang didapatnya dari sosok perempuan dari bangsa jin dengan rupa gadis penari, di sebuah lereng petilasan. Sebelum dapat gelang itu, si Bima ini harus melakukan perzinahan dengan makhluk yang berwujud penari itu. Nah, si Ayu ini diam-diam juga menyimpan kain selendang sang penari berwarna hijau agar bisa mengambil hati Bima.

Banyak tempat yang menurut penduduk setempat sakral, salah satunya tepat di samping lereng ada sebuah tapak tilas, yang digunakan untuk pertunjukkan tari, bukan untuk manusia melainkan untuk bangsa jin. Di situlah Pak Prabu menyesal telah mengizinkan diadakannya KKN, terlebih Ayu dan Bima ini sudah lancang memilih tempat untuk menjalankan program kerjanya, yakni di sebuah lereng yang dikeramatkan warga desa. Serta berbuat perzinahan yang sudah melampaui batas manusia normal.

Setelah beberapa hari, Widya dan Bima sempat dikabarkan hilang. Tetapi dengan bantuan tetua desa, Widya dan Bima berhasil ditemukan. Namun sayang nyawa Bima sudah tidak bisa kembali menyatu dengan tubuhnya. Disusul Ayu yang terlihat kejang-kejang. Karena jiwa mereka yang tidak bisa bersatu lagi dengan raganya, jiwa tersebut di ceritakan oleh penulis diculik oleh bangsa jin, sehingga singkatnya mereka berdua Ayu dan Bima meninggal.

Nah gimana tuh, menurut kalian kisah ini nyata tidak? Atau hanya fiktif belaka dengan story telling yang bagus sehingga pembaca dapat hanyut dalam kisah tersebut? Setelah ceritanya viral, akhirnya si penulis ini melakukan klarifikasi di channel seorang YouTuber bernama Raditya Dika, berikut beberapa rangkumanya.

Tujuan utama penulis ialah ingin agar orang-orang yang membaca ceritanya bisa mengambil pelajaran. Ada tata krama yang harus dilakukan dan ada pantangan yang harus dihindari oleh seseorang ketika 'bertamu' di tempat baru. Lalu Singkatnya, akun SimpleMan menjelaskan jika cerita tersebut adalah cerita dari teman ibunya. Selain itu jumlah yang mengikuti KKN di desa itu aslinya berjumlah 14 orang.

Penulis kisah ini juga menegaskan jika dirinya merasa bersalah telah membahas atau membuat teka-teki lokasi Desa Penari tersebut. Penulis berharap jika rahasia dan teka-teki dalam cerita biarlah menjadi rahasia. Dikabarkan kisah ini nantinya akan dijadikan novel juga.

Menurut saya sendiri kisah ini bisa jadi benar; karena kita hidup di dunia ini tidak sendiri, ada makhluk bernama jin yang diciptakan oleh Allah. Hanya orang tertentu memang yang dapat melihat bangsa jin, maka dari itu betul kata penulis kisah tersebut jika kita bertamu ketempat baru, apalagi di tempat tinggal mereka (bangsa jin) yang kebanyakan di hutan dan dilaut, kita harus menjaga tata krama atau etika yang berlaku. Jangan sampai ngelakuin hal yang tidak pantas seperti yang Bima dan Ayu lakukan, berbuat skidipapap di tempat kramat, ditambah melakukan hal yang tidak wajar yaitu hubungan seksual dengan Bangsa Jin. Ampun deh.

Untung kampus saya sendiri tidak memberlakukan sistem KKN, diganti dengan internship. Ya gini deh tugasnya, nulis-nulis apa yang sedang trending. Tapi kalau disuruh KKN ke desa pelosok yang berbau mistis, saya sih skip, mending magang di ruangobrol.id yang penuh ceria. Hehehe.

Komentar

Tulis Komentar