Azzam, Al Qaeda, Lalu ISIS: Secuil Kronologi (2)

Analisa

by Rosyid Nurul Hakiim

(Azzam, Al Qaeda, Lalu ISIS: Secuil Kronologi 1)

Dalam perkembangan Al Qaeda dan munculnya berbagai ‘cabang’ di beberapa wilayah, terdapat sebuah kelompok yang mengambil peran signifikan saat invasi Amerika Serikat ke Irak. Upaya militer untuk menjatuhkan Sadam Hussein itu dimanfaatkan oleh Abu Mushab Al Zarqawi untuk mengangkat namanya dan kelompoknya. Pria inilah yang nantinya menjadi cikal bakal ISIS.

Pria asal Jordan itu masuk ke Irak pada tahun 2002 dan dalam beberapa tahun, kelompoknya semakin membesar. Bahkan menjadi yang paling ekstrem dalam melakukan serangan. Mereka melakukan ratusan aksi bom bunuh diri, penculikan, dan pembunuhan. Targetnya tidak hanya Amerika dan sekutunya, tetapi juga orang-orang Islam Sunni yang membantu Amerika, dan yang paling menjadi korban adalah kelompok sipil dari Islam Syiah di Irak.

Pada tahun 2004, Zarqawi pernah berbaiat kepada Al Qaeda. Namun, hubungannya dengan Osama maupun Zawahiri tidak pernah baik. Pimpinan Al Qaeda itu memiliki cara pandang yang berbeda terhadap aksi-aksi yang dilakukan Zarqawi. Mereka menganggap aksi tersebut terlalu brutal dan justru menghilangkan simpati. Sebuah surat teguran dilayangkan di tahun 2005 oleh pemimpin Al Qaeda, namun sama sekali tidak diindahkan oleh pria yang namanya terinspirasi dari sebuah kota di Jordan itu. Setahun setelah surat itu sampai di tangan Zarqawi, dia justru terbunuh oleh serangan udara Amerika Serikat pada tahun 2006.

Kematian Zarqawi bukan akhir dari kisah ini. Demontrasi di Suriah yang direspon secara keras oleh Rezim Bassar Al Ashad menjadi embrio baru bagi terbentuknya kelompok ekstremis di sana. Adalah Muhammad Al Julani, seorang pria yang pernah bergabung dengan kelompok Zarqawi, yang mengemban tugas untuk membentuk kelompok baru di Suriah. Namun, gaya kepemimpinan Al Julani sedikit berbeda dengan Zarqawi yang brutal. Dia justru lebih bersikap kolaboratif dengan kelompok-kelompok perlawanan yang lain. Pada tahun 2011, kelompok Al Julani tersebut dikenal dengan nama Jabhat Al Nusra dan berada dibalik serangkaian serangan spektakuler terhadap Rezim Bassar Al Ashad.

Akan tetapi, dibalik semakin besarnya Jabhat Al Nusra, muncul sosok lain. Dia adalah Abu Bakar Al Baghdadi. Pada tahun 2010, pria yang pernah mengenyam Pendidikan di Universitas Islam Baghdad ini mengambil tampuk kepemimpinan dari sebagian kelompok Zarqawi yang berada di Irak. Sebelumnya, di tahun 2004, dia sudah membentuk kelompok kecil yang ikut menjadi bagian dari kelompok Zarqawi. Kelompok itu bernama Islamic State in Iraq (ISI). Pada tahun 2006 dia berada di lingkaran kepemimpinan, dan di tahun 2010 benar-benar menjadi pimpinan dari kelompok itu.

Abu Bakar Al Baghdadi menjadi duri dalam daging di gerakan yang diusung oleh Al Julani. Duri itu menancap semakin dalam, dan bahkan membuat infeksi besar. Apalagi, pada tahun 2013, tanpa ada pembicaraan apapun dengan Al Julani, dia mengumumkan bahwa Jabhat Al Nusra yang berada di Suriah adalah satu bagian dengan kelompoknya, ISI, yang berada di Irak. Persatuan ini tidak direstui oleh Zawahiri, sang pemimpin Al Qaeda. Sehingga perpecahan terjadi. Lalu pada 2014, Al Baghdadi justru memproklamirkan diri sebagai Khalifah dan mengembangkan proyek besarnya, ISIS (Islamic State in Iraq and Syria).

ISIS yang dahulu bagian dari Al Qaeda pun justru menjadi saling bersebrangan. Bahkan terlibat konflik satu sama lain.

*Tulisan ini disarikan dari buku Radicalized: New Jihadists and The Threat to The West karya Peter R. Neumann

Komentar

Tulis Komentar