
Razia yang dilakukan oleh OSIS ini memang dianggap berlebihan. Tujuan sebenarnya adalah agar siswa tidak menggunakan make up berlebihan ke sekolah. Sekolah bukan ajang perlombaan ajang kecantikan, koridor juga bukan arena catwalk. Bagian itunya sih saya paham. OSIS sebagai Prefect (Versi Harry Potter) memang harus menegakkan peraturan yang berkenaan dengan pasal tidak berlebihan ke sekolah.
Skincare juga dianggap salah oleh para lelaki di dunia twitter yang maha benar. Beberapa waktu lalu, beberapa twit viral yang berkenaan dengan "cewek skincare". Pengguna Skincare dianggap tidak bisa melakukan apa yang menjadi "kodrat" perempuan seperti memasak, membereskan rumah dan membersihkan rumah (partiarki sekali bukan?).
Pertanyaan besarnya, adakah relasi dari hasil penelitian ilmiah antara Skincare dan prestasi akademis? Adakah pengaruh skincare dengan keahlian memasak?
Dugaan sementara, para OSIS ini belum tahu kalau sinar matahari bisa mengakibatkan flek hitam di wajah. Kulit kering bisa berakibat penuaan dini. Kelembaban udara yang kurang baik bisa mengakibatkan bibir pecah-pecah. Bedak membuat wajah yang belum mandi tidak terlihat kucel. Oleh karena itu, skincare seperti pelembab wajah, sunblock, lipbalm atau bedak diperlukan untuk remaja. Cukup itu. Kecuali kalau ada yang bawa masker wajah, luluran, serum, essence atau make up, yaaaa itu jelas diluar batas wajar.
Nampaknya cowok yang masih meragukan perempuan skincare dengan keahlian memasak tidak lain karena mereka tidak pernah tau Chef Marinka. Toh laki juga kalau ngeliat cewek jerawatan, kucel, bibir pecah-pecah, kulit kusam, emang mau?
Skincare sendiri punya beberapa fungsi tergantung macamnya yang kadang punya waktu penggunaan yang berbeda. Sunblock, lipbalm dan bedak misalnya berfungsi menjaga kulit dari udara panas dan polusi digunakan bisa beberapa kali sehari tergantung kebutuhan. Sedangkan pelembab bisa digunakan sekali atau dua kali sehari. Adapun serum dan essence digunakan hanya saat pagi dan malam hari. Sedangkan masker, peeling, lulur bisa digunakan seminggu dua kali saja. Ada yang berfungsi menghaluskan, memperbaiki, melembutkan, memutihkan dan lain-lain. Penggunaannya juga tergantung merk dan harga serta kebutuhan kulit itu sendiri.
Generalisasi terhadap pengguna skincare menimbulkan kesan bahwa penggunanya bukan bagian cewek idaman yang gak bisa masak atau sibuk make up. Euy, skincare dan make up itu beda! Zaman dulu juga emak-emak kita pake skincare meskipun traditional dari beras, kunyit, daun jambu dan lain-lain.
Pemahaman dan pengetahuan yang kurang luas kadang memang membawa kita melakukan generalisasi. Padahal ini bisa berdampak peyorasi (perubahan makna menjadi lebih buruk dari makna sebenarnya) terhadap sesuatu. Oleh karenanya, kita perlu memahami lebih dalam dan nambah obrolan.
Komentar