Tiga Hal Penting Puasa. Salah Satunya Bisa Tangkal Ekstrimisme

Other

by Rosyid Nurul Hakiim

Tidak terasa sudah seminggu berlalu sejak pertama kali mengudap kurma sebagai bekal puasa seharian. Ramadhan akan selalu bergerak. Kesempatan yang sudah terlewat seminggu lalu, tidak bisa diulang kembali. Oleh karena itu, penting untuk memanfaatkan dua minggu yang tersisa untuk memaksimalkan manfaat bulan penuh berkah ini.

Ustadz Ahmad Ali MD, Pengurus Lembaga Dakwah PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) sempat mengingatkan tentang pentingnya Ramadhan. “Di antara hikmah bulan Ramadhan adalah ada pengabulan doa bagi orang yang berdoa; ada penerimaan tobat orang yang bertobat, dan ada pengampunan bagi orang yang mohon ampunan,” ujarnya dalam salah satu khutbah Jumat-nya. Bonus-bonus yang mungkin tidak kita dapatkan di bulan-bulan yang lain ini, harus bisa sama-sama kita manfaatkan dengan baik.

Lebih lanjut, Ustadz yang juga alumni CVE (counter violence extremist) Communication Workshop yang menjadi cikal bakal Ruangobrol ini juga menjelaskan bahwa puasa dalam Ramadhan memiliki 3 manfaat utama. Yaitu manfaat kejiwaan, manfaat sosial-kemasyarakatan, dan manfaat kesehatan.

Yuk, kita bedah masing-masing manfaat itu.

  1. Manfaat kejiwaan


Puasa Ramadhan membiasakan diri untuk berlaku sabar dan mengekang hawa nafsu agar menjadi manusia yang tunduk atau bertakwa pada Tuhan. Takwa memang menjadi tujuan khusus dalam berpuasa Ramadhan, namun dibalik itu, melatih kesabaran juga punya manfaat positif pada kesehatan jiwa lho.

Dr. Sarah A. Schnitker, seorang ahli Psikologi Sosial dari Baylor University, pada tahun 2012 pernah menuliskan hasil risetnya soal kesabaran. Dari riset yang melibatkan hampir 400 orang mahasiswa, dia menemukan bahwa orang-orang yang sabar memiliki kecenderungan untuk lebih puas dengan kehidupannya dan memiliki banyak harapan. Hal ini tentunya sangat baik untuk kesehatan jiwa.

  1. Manfaat sosial kemasyarakatan


Berpuasa mendorong orang untuk bisa memberikan kontribusi terbaik ke lingkungan masyarakatnya. Salah satunya melalui peningkatan kepekaan terhadap orang-orang di sekitar kita. Memberikan buka puasa, sedekah, dan berinteraksi tanpa ketegangan adalah beberapa contohnya. Selain itu, puasa juga mengajarkan kesetaraan. Karena apapun jabatannya, posisinya, maupun harta kekayaannya, semua sama-sama harus menjalankan puasa dengan aturan dan durasi yang sama.

Sebuah jurnal yang ditulis oleh B. Heidi Ellis dan Saida Abdi pada American Psychological Association tahun 2017, pernah membahas soal pentingnya hubungan sosial dalam membangun ketahanan masyarakat atau komunitas dalam menangkal ekstrimisme. Jurnal berjudul Building Community Resilience to Violent Extremism Through Genuine Partnerships ini menyebutkan bahwa ketahanan masyarakat itu dapat dibangun dengan kuatnya ikatan antara komponen masyarakat yang memiliki latar belakang yang sama maupun yang berbeda. Ikatan ini yang kemudian membangun sense of belonging. Hal ini kemudian diperkuat dengan adanya hubungan kesetaraan.

Secara tidak langsung puasa yang mengajarkan kepekaan dan kesetaraan dapat menjadi pintu masuk membangun ketahanan masyarakat. Sedekah dapat menjadi media untuk merangkul kelompok masyarakat yang kurang beruntung atau terpinggirkan. Interaksi tanpa ketegangan juga dapat membangun hubungan positive dengan berbagai elemen delam masyarakat.

  1. Manfaat kesehatan


Sudah banyak sekali artikel dan diskusi yang membahas soal manfaat kesehatan dalam puasa. Pada intinya, puasa merupakan jeda yang diperlukan tubuh untuk dapat kembali meregulasi fungsi-fungsi organ. Seperti sebuah mobil yang memerlukan service berkala dan mengganti oli. Puasa membantu membersihkan usus-usus dan pencernaan, memperbaiki perut yang terus-menerus beraktifitas. Bahkan, tidak jarang study menyebutkan bahwa puasa dapat membersihkan badan dari lendir-lendir/lemak-lemak, kolesterol yang menjadi sumber penyakit.

Nah, setelah mengetahui manfaat puasa ini, tentunya kita lebih semangat lagi dong menjalaninya. Selamat berpuasa kawan.

Komentar

Tulis Komentar