Abu Bakar Al Baghdadi Tewas, Akhir ISIS?

Other

by Rizka Nurul

Siang kemarin, kabar tewasnya Khalifah ISIS (Islamic State of Iraq and Syria), Abu Bakar Al Baghdadi meramaikan dunia maya. Dikutip dari The Guardian, deklarator ISIS tersebut meninggal dunia setelah melakukan bom bunuh diri dengan rompi detonator. Hal itu dilakukan saat penggerebekan yang dilakukan oleh special forces Amerika Serikat.

Pemberintaan ini semakin heboh ketika Presiden Trump mengumumkan sendiri melalui twitternya. Ia mengungkapkan bahwa kabar ini terverifikasi berdasarkan hasil DNA. Selain itu, Presiden Amerika tersebut mengolok-ngolok Al Bagdadi yang tewas di Idlib.

Beberapa media juga menjadikan ini sebagai headline, semalam. Miris memang, kematian seseorang nampak seperti hal yang ditunggu-tunggu dan bahkan seakan jadi kabar bahagia. Benarkah ini kabar bahagia?

Pasalnya, kematian Al Baghdadi sudah tujuh kali dikabarkan sejak 2015. Klaim ini selalu terbantahkan karena pada April lalu, Al Baghdadi muncul dalam video yang dipublikasikan ISIS.

Nasib ISIS dan Afiliasinya


Benarkah kematian seorang pemimpin merupakan kematian organisasi? Jawabannya tentu tidak. Seperti Osama Bin Laden misalnya, ia memimpin Al Qaida selama puluhan tahun. Tewasnya Osama tidak menjadikan kelompoknya berhenti. Kepemimpinannya belanjut, afiliasinya pun demikian.

Ini juga diungkapkan oleh Audrey Kurth Cronin. Profesor asal Amerika tersebut melihat bahwa Posisi Al Baghdadi merupakan pemimpin ketiga setelah Zarqawi dan Abu Umar. Selain itu, mematikan pemimpinnya bukan berarti mematikan medianya. Ingat, ISIS besar karena medianya.

Abu Bakar Al Baghdadi pernah menjadi tawanan perang di Irak pada 2004 selama 8 bulan. Ia juga pernah memimpin Jamaah Jasyh Sunnah Wal Jamaah pada tahun sebelumnya sebagai Kepala bagian Syariah. Setelah bebas, ia tergabung dalam Dewan Sura Mujahidin hingga menjadi pemimpin ISI (Islamic State of Iraq).

Hal tersebut juga mungkin terjadi di Indonesia. Pemimpin kharismatik Jamaah Islamiyah, Abu Bakar Baasyir ditangkap paksa saat dirawat di RS. Pimpinan pun beralih hingga terakhir, Para Wijayanto.

Pasca Ustadz Abu ditangkap, organisasi Afiliasi Al Qaida tersebut tereduksi menjadi beberapa organisasi dengan pimpinan yang berbeda seperti JAT, JAS, Neo-JI dan JI. Belum lagi kelompok sprinter afiliasi di berbagai daerah yang sporadis. Penangkapan ustadz Abu yang tidak wajar menjadi salah satu alasan mereka tetap ada.

Namun sebagian meyakini bahwa ini adalah akhir dari negara islam irak dan suriah. Pasalnya, Al Baghdadi merupakan simbol ISIS. Baiat ISIS pun ditujukan kepada pemimpin kelahiran 1971 tersebut. Sehingga ini seakan menjadi serangan mematikan terhadap legitimasi ISIS di dunia. Seandainya ISIS masih ada, tidak akan sekuat pimpinan Al Baghdadi. Selayaknya Al Qaida pasca meninggalnya Osama Bin Laden.

Komentar

Tulis Komentar