Cara Baru Cinta Hewan

Other

by Alriza Alfirdausy

Hewan liar - atau yang sering dikenal dengan istilah stray - bukan hal aneh di Indonesia. Seperti anjing, kucing dan burung, sampai yang lebih jarang ditemui seperti ular dan kadal. Keberadaan hewan liar sudah mulai tergusur dengan banyaknya pemukiman warga, masih ada pihak yang peduli untuk membantu anggota dari kerajaan animalia di sekitar mereka.

Di Indonesia, komunitas peduli hewan liar banyak ditemui di daerah perkotaan. Kebanyakan komunitas tersebut berfokus pada kucing liar. Trend tersebut diakibatkan populasi kucing liar yang berada di dekat pemukiman warga lebih banyak dari jenis hewan liar lainnya sehingga lebih mudah untuk menemukan kucing-kucing liar yang memerlukan bantuan dan pertolongan.

Kegiatan yang dilakukan juga beragam, mulai dari memberi makan - sering dikenal dengan istilah street feeding - kepada kucing dan anjing liar yang ditemui, membawa hewan-hewan yang terluka - biasanya akibat kecelakaan ataupun kekerasan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab - ke dokter ataupun rumah sakit hewan untuk diobati, sampai mencarikan orang-orang yang mau mengadopsi kucing dan anjing liar yang telah diselamatkan.

Mereka yang terlibat dengan komunitas ini seringkali mulai dari kepedulian sesaat. Empati terhadap kondisi kucing dan anjing liar yang ada di depan mata mereka menjadi pemicu untuk aktif dalam membantu hewan-hewan tersebut, setidaknya untuk membuat kucing atau anjing liar yang dibantu bisa bertahan hidup sampai keesokan harinya.

Ada yang bergerak secara pribadi, melakukan street feeding kepada kucing dan anjing liar yang ditemui dalam perjalanan komuter sehari-hari. Ada juga yang bergerak sebagai bagian dari organisasi non-profit ataupun komunitas dengan melakukan program kebiri kepada kucing dan anjing liar di daerah tertentu. Atau ada yang secara aktif menjadi donatur - uang, pakan hewan, maupun obat-obatan - bagi organisasi dan komunitas terdekat.

Mereka yang ikut serta dalam kegiatan peduli stray kebanyakan melakukannya secara sukarela. Karena pada dasarnya kegiatan-kegiatan ini sukarela dan non-profit, tidak banyak yang tertarik untuk ikut serta.

Saya sangat respect pada orang-orang yang aktif dalam kegiatan peduli stray. Meskipun bukan tanggung jawab mereka, kemampuan dan usaha maksimal untuk membantu dan menyelamatkan para hewan liar tetap diberikan oleh orang-orang ini. Bukan untuk mencari keuntungan ataupun ketenaran, usaha mereka sepenuhnya dilakukan untuk mengurangi beban dan masalah yang sering dialami oleh stray animals di daerah sekitar. Semua dilakukan hanya karena rasa cinta dan sayang kepada hewan-hewan sekitar, tanpa mempertimbangkan untung rugi bagi diri mereka sendiri.

Jangan anggap bahwa menolong dan menyelamatkan stray merupakan hal yang mudah. Mereka yang tergabung dalam organisasi dan komunitas seringkali harus siap mengeluarkan biaya - yang biasanya cukup besar - untuk membayar ongkos rawat inap, dokter, obat, dan makanan bagi para stray yang ditolong. Dan harus diingat bahwa ini dilakukan secara sukarela, jadi jangan harap ada profit yang dapat diambil dari hal ini.

Tidak hanya secara finansial, anggota organisasi dan komunitas peduli stray juga sering menjelajahi daerah tertentu untuk mencari kucing atau anjing liar untuk dibantu. Dan seringnya penjelajahan ini dilakukan pada malam hari karena stray cenderung aktif pada malam hari dan menjelang fajar. Belum lagi kalau berhadapan dengan warga ataupun preman yang menghalangi proses penyelamatan hewan-hewan tersebut, bahkan keselamatan jasmani bisa jadi taruhannya.

Masih banyak masyarakat Indonesia yang sering melukai hewan, terutama hewan liar yang ada di sekitar daerah pemukiman warga. Tidak jarang juga kita lihat rekaman viral yang menunjukkan orang-orang yang menyiksa hewan tanpa alasan yang jelas. Atau parahnya menyiksa hewan untuk kesenangan dan ketenaran belaka.

Banyak juga yang mengaku bahwa mereka suka binatang. Mengaku sayang dengan binatang dengan memelihara hewan di rumah mereka. Tapi ketika mereka saat melihat ada kucing liar yang meminta sedikit makanan malah justru diusir - bahkan disakiti - karena dianggap mengganggu dan kotor. Atau membuang hewan yang tadinya mereka pelihara ke jalan karena merasa rumah jadi kotor akibat hewan tersebut.

Hewan dan tumbuhan merupakan tetangga kita, baik secara harfiah maupun secara literal. Bukankah sudah sepantasnya kita menghargai tetangga? Memberikan bantuan ketika mereka membutuhkannya? Jika kita bisa toleransi dengan tetangga manusia, kenapa kita sulit untuk cinta dengan tetangga hewan di sekitar kita?

Komentar

Tulis Komentar