Hambali Dikabarkan Meninggal Dunia

Other

by Kharis Hadirin

Awal tahun 2019 ini, beredar kabar di kalangan arus bawah, terutama kelompok jihadis di Indonesia tentang informasi yang menyebut bahwa Hambali telah meninggal dunia.

Isu Hambali meninggal, sontak saja membuat kegaduhan di lingkaran kelompok jihadis ini.

Wajar jika informasi ini berhasil membuat riuh di kalangan aktivis dan para mantan kombatan jihad baik lokal maupun internasional.

Pasalnya, Hambali adalah satu-satunya pria asal Indonesia yang ditahan di penjara Guantamo, Kuba.

Lalu, siapakah sosok Hambali? Dan benarkah ia telah meninggal dunia?

Ia adalah Encep Nurjaman alias Ridwan Ishomudin. Atau oleh publik, ia lebih dikenal dengan nama panggilan Hambali, ‘sang mentor jihad Indonesia’, pria yang kini mendekam di Kamp Guantanamo, Kuba, Amerika Latin atas keterlibatannya dalam jaringan teror.

Tentu tidak mudah untuk mengklarifikasi perihal desas-desus ini. Terlebih melihat statusnya sebagai narapidana yang menghuni di salah satu penjara paling ketat di seluruh dunia. Dan tak sembarangan orang memiliki akses untuk masuk kesana.

Namun, buru-buru informasi ini ditepis oleh seorang sumber yang mengaku punya koneksi dengan pihak Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) yang berbasis di Amerika Serikat dan menyebut bahwa Hambali dalam kondisi sehat.

Meski demikian, saat dikonfirmasi oleh tim Ruangobrol pada Sabtu (16/3), ia tidak menepis bahwa ada kelalaian dari pihak pemerintah Indonesia.

Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh tim pengacara yang ditunjuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat untuk terpidana terorisme Hambali, yang dipimpin oleh Mayor James Valentine, saat menemui Tim Pengacara Muslim di Jakarta, Sabtu (16/3/2019).

Ia mengatakan jika selama ini tidak ada upaya hukum dari pihak RI untuk membantu Hambali. Termasuk menjenguknya di tahanan Kamp Guantanamo.

Diketahui, sejak awal tahun 2002, Guantanamo dijadikan oleh militer Angkatan Laut (AL) Amerika Serikat sebagai penjara hidup paling kejam di dunia.

Di tempat tersebut disembunyikan sekitar 500 tahanan paling berpengaruh yang dituduh oleh pemerintah AS sebagai teroris yang terafiliasi pada kelompok Al Qaedah maupun jaringan teror internasional, termasuk Jama’ah Islamiyah (JI) di Asia Tenggara.

Organisasi Al Qaedah pimpinan Osama Bin Laden, namanya mencuat ke seantero dunia pasca terjadinya serangan paling mematikan di abad modern dimana terjadi pembajakan 3 pesawat sipil yang menghantam dua gedung pencakar langit WTC pada 11 September 2000 atau lebih dikenal sebagai tragedi 9/11.

Akibatnya, dua menara kembar WTC ambruk hingga ke dasar dan menyebabkan ribuan orang meninggal dunia dalam peristiwa naas tersebut.

Lain halnya kelompok JI, namanya menghiasi wajah media republik ini pasca terjadinya serangan bom di Bali pada 12 Oktober 2002. Tak kurang, 202 jiwa menjadi korban.

Nama kelompok JI disebut-sebut oleh Kapolri Da’i Bachtiar saat itu sebagai dalang di balik serangan.

Pria kelahiran Cianjur (Jawa Barat), 4 April 1964 ini adalah mantan pimpinan tertinggi kelompok Al Qaedah wilayah Asia Tenggara sekaligus komandan militer Jama’ah Islamiyah (JI), sebuah organisasi klandestine sayap kanan yang berbasis di Indonesia.

Hambali disebut sebagai mastermind serangan teror di Asia Tenggara, termasuk beberapa aksi pengeboman di Indonesia seperti bom gereja pada malam natal tahun 2000 dan bom di Bali.

Ia ditangkap di Thailand pada tanggal 11 Agustus 2003 dan ditahan di Yordania. Lalu dipindahkan ke penjara milik Amerika Serikat di Kamp Tahanan Teluk Guantanamo, Kuba.

Bahkan dirinya sempat menikah dengan seorang perempuan asal Malaysia bernama Noralwizah Lee Abdullah. Pasca penangkapan Hambali, Noralwizah juga turut ditahan oleh pihak keamanan Diraja Malaysia.

Melihat jejak Hambali dalam ‘dunia hitam’, wajar jika desas-desus berita meninggalnya di Kamp Guantamo menjadi sorotan bagi banyak kalangan jihadis.

 

 

Link foto: https://www.thedailybeast.com/trump-launches-new-military-trial-for-gitmo-terrorist-even-though-it-doesnt-work

Komentar

Tulis Komentar