Penjara bukan halangan untuk terus menimba ilmu. Termasuk untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
Seperti dilakukan Arif Hidayatullah (33) seorang narapidana terorisme yang mendekam di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Semarang alias Lapas Kedungpane.
Dia berhasil menghafal 5 juz Alquran. Hafidz Quran ini diuji saat kegiatan mujahadah Yasin dan Tahlil pada malam Jumat Kliwon, Kamis (28/2/2019) malam. Acara itu memang diselenggarakan pihak lapas.
Kepala Lapas Semarang, Dadi Mulyadi, melalui Kepala Bidang Pembinaan, Akhmad Herriansyah, mengapresiasi luar biasa kepada Arif.
“Malam ini kita menjadi saksi bahwa saudara kita ada yang mampu menghafal Al-Quran walau dalam keterbatasan di lapas,” ungkap Herri sapaan akrabnya, melalui siaran pers yang diterima ruangobrol.id, Kamis (28/2/2019) malam.
Dia melanjutkan, adanya tes hafalan Alquran itu bisa menjadi penyemangat bagi narapidana lainnya.
“Agar bisa mencontoh Arif untuk dapat berlomba menghafal Alquran,” lanjutnya.
Sementara, Arif Hidayatullah mengaku menghafal secara rutin pada malam hari. Sebab, siang harinya aktivitas Arif berjualan nasi padang.
Melalui rutinitas tiap malam itu, dalam 5 hari dia bisa menghafal 1 juz, 2 lembar Alquran dalam semalam. Dia punya target dalam 3 bulan bisa menghafal 30 juz Alquran.
Informasi yang dihimpun, Arif Hidayatullah ini divonis 6 tahun penjara. Sebelum ditahan di Lapas Kedungpane, dia sempat tahan di Rutan Mako Brimob Depok Jawa Barat, dan dipindah ke Lapas Kelas IIB Slawi.
Arif Hidayatullah alias Abu Mushab ini merupakan warga Kampung Sabrang Lor, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Solo.
Vonis pengadilannya di Pengadilan Negeri Jakarta Timur pada 3 Oktober 2016. Dia disebut sebagai orang kepercayaan Bahrun Naim, tokoh kelompok teroris ISIS yang saat ini berada di Suriah.
Salah satu yang disebut dalam dakwaan hakim saat itu, Arif sempat berhubungan dengan Bahrun Naim via Telegram pada Juni 2015 untuk membicarakan rencana teror bom di Indonesia. Selain itu, direncanakan pula target yang akan diserang, seperti kelompok Yahudi dan Syiah di Bogor, rencana menyerang Ahok yang ketika itu menjabat Gubernur DKI hingga rencana menyerang Tito Karnavian yang ketika itu menjabat Kapolda Metro Jaya.
Dari percakapan yang didapat di Telegram itu juga diketahui fakta Arif ini diminta Bahrun Naim untuk menjemput Nur Muhammet Abdullah alias Ali di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Nur adalah orang etnis Uighur. Hasil pengembangan, Nur alias Ali ini adalah orang yang disiapkan jadi ‘pengantin’ alias martir bom bunuh diri.