Ide Muhammadiyah Menangkal Isu Radikalisme Melalui Film

Other

by Kharis Hadirin

Diantara cita-cita Muhammadiyah adalah untuk mencetakgenerasi muslim yang mampu bersaing di kancah internasional.


Hal ini merupakan wujud nyata dari semangat juang sertakomitmen organisasi sejak awal berdiri pada 18 November 1912 oleh KH. AhmadDahlan.


Terbukti, semangat yanng ditunjukkan oleh KH. Ahmad Dahlanbanyak memunculkan tokoh-tokoh di bawah panji Muhammadiyah yang kiprahnya dipentas politik dan dakwah diakui oleh kalangan nasional maupun internasional.


Salah satunya, Prof. Dr. Ahmad Syafi’i Ma’arif, mantan ketuaumum PP Muhammadiyah periode 2000 – 2005.


Kisah hidupnya pernah difilmkan dengan judul “Si Anak Kampoeng” yang diangkat daribuku autobiografi Buya Syafi’I Ma’arif “Titik-titikKisah Perjalananku” (2006-2009) yang ditulis oleh Damien Dematra, seorangnovelis yang juga sutradara film.


Dalam kisahnya, Ahmad Syafi’i Maarif kecil yang dipanggil Pi’i adalah anak seorang yang terpandang di Nagari Sumpur Kudus, Sumatera Barat. Sang ayah menginginkan Pi’i menjadi seperti dirinya dan mendorongnya untuk maju.


Onga Sanusi, seorang tokoh dan pengajar Muhammadiyah yang menjadi idola Pi’i berpikiran berbeda.Ia yakin Syafi’i dapatmenjadi lebih daripada ayahnya dan pergi merantau untuk menimba ilmu.


Di tengah kerinduan akan bundanya yang telahpergi selamanya, Syafi’i harusberhadapan dengan banyak kendala yang terlalu besar untuk dirinya, sehinggasebuah pertanyaan pun timbul: Terlalu mahalkah harga untuk mengejar mimpinya?Dan apakah akhirnya kehidupan bermurah hati pada mereka yang terus berusahamenggapai mimpi?


Sebuah film berlatar belakang tahun 1930-ansampai 1950-an di sebuah kampung kecilMinang, yang telah menjadi saksi hidup perjuangan Si Anak Kampoeng, yangsetelah dewasa kelak dikenaldengan Buya Syafi’i Maarif,sang guru bangsa.


Film tersebut berhasil mendulang sejumlah penghargaan bergengsidalam berbagai asosiasi film, baik dalam maupun luar negeri. Salah satunyaadalah The Asian American InternationalFilm Festival (AIFF) 2011.


Festival FilmInternasional Amerika Asia sendiri adalah sebuah festival film internasionalyang diadakan setiap tahun selama musim panas di New York City, Amerika Serikatuntuk memamerkan karya-karya para pembuat film dan seniman media Asia dan Asiayang muncul dan berpengalaman di berbagai genre dan gaya.


Bahkan karya tentang kisah sang tokoh Muhammadiyah tersebutjuga masuk dalam nominasi sebagai film terbaik dalam festival film anak-anakinternasional di Bollywood, industri perfilman terbesar di India.


Film ‘Si Anak Kampoeng’tersebut banyak diputar di sekolah-sekolah India atas biaya pemerintah sana berkatdinilai para juri bisa menginspirasi anak-anak India. Terutama bahwa mimpibesar itu bisa datang dari mana saja, termasuk anak kampung seperti Pi’i.


Di tengahkrisis politik seperti saat ini, saat agama digiring dan disetir demikepentingan kelompok untuk melegalkan berbagai aksi yang justru menodai agamaitu sendiri. Sehingga tak mengherankan, jika kemudian banyak orang menjadiskeptis dengan agama yang harusnya mampu menghadirkan kedamaian antar sesama.


Film ini tentu menjadi obat penawar atas kerinduan bangsa Indonesia terhadap sosok yang mampu menebar inspirasi. Dan tentu pula, ini menjadi catatan akan sebuah prestasi yang pernah dimiliki oleh Muhammadiyah sebagai sumbangan terbesar untuk bangsa. Tentang sebuah cita-cita agung dari sang pendiri bangsa. Wallahu’alam... 



Link foto: https://www.goodnewsfromindonesia.id/2016/04/29/si-anak-kampoeng-buya-syafii-yang-raih-puluhan-penghargaan-film-internasional

Komentar

Tulis Komentar