Kekhawatiran Invasi Turki Menurut Mantan Pengungsi Suriah

Other

by nurdhania

Minggu lalu (13/10), twitter diramaikan dengan berita kaburnya ribuan pengungsi termasuk tawanan ISIS di daerah Ayn Issa, Provinsi Raqqah, Suriah. Kaburnya mereka gegara Invasi Turki. Saya tahu betul tempat itu. Wong saya dua bulan disana (Juni - Agutus 2017) sebelum kembali ke Indonesia.

Saya gemes juga. Soalnya invasi itu dilakukan Turki atas respon terhadap Amerika. Presiden Trump memutuskan untuk menarik mundur tentara Amerika di utara Suriah pada 7 Oktober. FYI, Amerika membantu pasukan Kurdi untuk mengalahkan ISIS sejak 2015. Pasukan Kurdi juga menawan ribuan tentara ISIS serta menampung keluarga mereka di kamp pengungsian.

BBC Monitoring mengunggah video pidato seorang Juru bicara SDF (Syrian Democratic Force), Redur Khalil. Khalil mengatakan, “Sekutu kami (Amerika) dengan tiba-tiba tanpa adanya peringatan meninggalkan kami dan tanpa ada alasan jelas, menarik seluruh pasukannya dari perbatasan Turki. Ini merupakan sebuah kekecewaan yang besar, dan kami seperti ditusuk dari belakang”. Nah, urusan penjagaan atau pengawasan terhadap tawanan ISIS sebenarnya bukan menjadi prioritas SDF. SDF fokus menjaga perbatasan, wilayah dan warga mereka dari serangan invasi militer Turki.

Banyak pihak mulai khawatir akan kebangkitan ISIS kembali di Suriah. Pada awalnya, saya belum bisa memahami apa yang perlu dikhawatirkan. Tapi, pasca serangan udara militer Turki mengenai penjara SDF, saya mulai deg-degan. Ini karena serangan itu menyebabkan ratusan tawanan ISIS kabur. Ratusan!

Masalahnya, kita tidak tahu apakah yang kabur ini adalah garis keras atau garis tobat? Menurut pengalaman saya yang tinggal dua bulan disana, di kamp pengungsian tidak semua orang berada disana karena keinginan sendiri. Dua orang wanita yang saya temui misalnya. Mereka tertangkap ketika mereka melewati wilayah kekuasaan SDF dan berharap kembali ke wilayah ISIS. Salah satu diantaranya tergabung dalam kelompok pasukan militer khusus wanita ISIS, Katibah Nusaybah.

Mengingat pertemuan dengan dua wanita itu, saya sampai tidak bisa membayangkan jika ratusan pendukung ISIS kabur tanpa filter. (Baca : Invasi Turki ke Kurdistan, Indonesia Perlu Waspada Sel Tidur ISIS). Semoga lain kali Turki bisa hati-hati dalam Invasi mereka agar tidak sembrono dan bikin repot semua.

Komentar

Tulis Komentar