Tips Hemat Saat Pandemi Covid-19 dengan Investasi Emas

Analisa

by Febri Ramdani

Pada 13 Mei 2020, WHO memperingatkan, mungkin diperlukan waktu empat sampai lima tahun untuk dapat mengontrol penuh penyebaran wabah Covid-19. (Soumya Swaminathan, chief scientist di World Health Organisation (WHO), mengatakan, 'I would say in a four to five-year timeframe, we could be looking at controlling this.').

Bahkan ada kemungkinan wabah Covid-19 pada akhirnya tidak akan bisa dihentikan secara total. Posisinya sebagai pandemik akan kembali berubah menjadi endemik, seperti halnya virus HIV (Human Immunodeficiency Virus).

Saya mengambil kutipan di atas dari laman Kompasiana.com yang mana penulis artikel tersebut merupakan salah seorang WNI yang membantu proses interogasi saya dengan pihak intelijen Irak saat berada di kota Erbil, bapak Syarifuddin Abdullah.

Beliau menerjemahkan pertanyaan-pertanyaan dari Bahasa Arab ke Bahasa Indonesia.

Setelah membaca kutipan di atas, kita harus lebih mempersiapkan diri dalam menghadapi wabah Covid-19 ini. Baik itu dari segi ekonomi, fisik, dan mental. Kedepan juga mungkin kita akan menghadapi kehidupan sehari-hari menjadi berbeda.

Kita dipaksa untuk beradaptasi dengan virus Corona yang akan menjadi bagian dari hidup kita.

Salah satu hal yang tentu menjadi kesulitan bagi banyak orang di masa pandemik ini tentu saja adalah masalah ekonomi. Income tiap bulan yang biasanya stabil kita dapatkan, menjadi tidak menentu.

Bahkan untuk beberapa kalangan, sebelum adanya pandemik ini income mereka sudah tidak stabil, sekarang malah makin acakadut dan amburadul.

Nah, karena itu kita bisa mulai mencoba beberapa hal agar perekonomian kita yang mulai tidak stabil ini di manage lagi dan di tata ulang kembali. Intinya, penghematan yang cenderung lebih ketat atau ekstrim menuju kearah medit.

Berikut ada beberapa tips yang telah saya terapkan saat menjadi anak kost dan galau sebelum berangkat ke Suriah.

Jalan kaki.

Karena budget yang amat sangat terbatas, seringkali saya pergi ke lokasi-lokasi dengan jarak dibawah 5 km dengan berjalan kaki. Jika lebih dari itu, baru saya pergi menggunakan sepeda.

Hal ini mungkin cukup lazim terjadi di negara-negara beriklim subtropis dan sedang. Mengingat suhu disana cenderung lebih rendah daripada di Indonesia yang beriklim tropis.

Sisi positif nya selain tubuh tetap fit dengan berjalan kaki atau bersepeda, tentu pengeluaran tetek bengek macam bayar parkir dan ongkos bensin bisa lebih dipangkas.

Seperti kita tahu kebanyakan orang Indonesia yang pergi ke warung atau minimarket saja harus menggunakan sepeda motor yang jaraknya mungkin tidak sampai 3 km.

Bayar Parkir.

Untuk yang ini, mungkin agak lebay ya. Saya mulai menerapkannya saat telah kembali dari Suriah. Sebisa mungkin saya memangkas biaya parkir setiap kali hendak ke suatu tempat. Dengan tetap duduk diatas sepeda motor, jika berada di minimarket atau toko-toko yang terlihat ada tukang parkir nya.

Contoh dalam sehari kita pergi ke 4 tempat berbeda dan jika kita membayar parkir sebesar Rp. 2.000, maka dalam sehari kita harus mengeluarkan uang sebesar Rp. 8.000.

Terlihat kecil memang, namun jika terus dilakukan bisa muncul angka yang lumayan. Dalam 30 hari, jika dikalikan dengan 8.000, bisa menjadi 240.000 rupiah.

Ditambah jika dalam sebulan kita parkir di pusat-pusat perbelanjaan yang biaya parkirnya saja bisa mencapai Rp. 10.000 per hari. Dikali 20 hari saja bisa jadi Rp. 200.000. Lumayan juga kan?

Investasi.

Bagi teman-teman yang pendapatannya masih di kisaran UMR, sangat tepat jika kiranya menyisihkan sedikit penghasilannya untuk diinvestasikan. Yang tentu saja bisa berguna di kemudian hari.

Ada berbagai macam investasi yang bisa kita lakukan mulai dari saham, reksadana, deposito, properti, emas, atau uang virtual seperti Bitcoin.

Jika dilihat, diantara berbagai macam investasi diatas, emas menjadi yang paling mudah, aman, dan stabil.

Ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai rukar Rupiah terhadap Dolar AS nyungsep lantaran corona, harga emas justru mencetak rekor. Memang, kalau dilihat dari datanya fluktuatif, pergerakannya naik turun. Tapi masih stabil dan perkasa.

Per tanggal 16 Mei 2020, harga emas per gram nya sudah on the way ke angka Rp. 1.000.000. Yakni 919.000 rupiah. Sedangkan untuk emas seberat 0,5 gram sudah mendekati angka 500 ribu rupiah.

Di mana pada pertengahan Februari 2020, di masa Covid-19 belum terlalu gempar dan ambyar seperti sekarang, harga emas masih di kisaran 700 ribuan per gram nya.

* * *

Jika penghematan uang parkir dan tetek bengek lainnya bisa kita manage dengan baik, tentu dana tersebut bisa di alokasikan ke pembelian emas murni sebagai investasi jangka panjang.

Apalagi dengan statement Soumya Swaminathan diatas tentang wabah Corona yang kemungkinan bisa mulai dikontrol dalam waktu yang cukup lama.

Tentu masih banyak printilan-printilan lain yang bisa kita tekan supaya penghematan yang dilakukan bisa maksimal.

Bagi para pembaca sekalian, mungkin bisa juga ikut berbagi tips-tips apa saja yang bisa dilakukan, baik itu dari pengalaman pribadi ataupun tidak.

Silakan berikan tanggapan kalian di kolom komentar di bawah ya!

Komentar

Tulis Komentar