Resep Atasi Galau dari Mantan Napiter yang Baru Bebas

Other

by Arif Budi Setyawan

Beberapa hari yang lalu saya sempat berkunjung ke rumah salah satu mantan narapidana terorisme (napiter). Dia baru bebas September lalu. Saya datang bersama seorang kawan mantan napiter juga yang pernah satu lembaga pemasyarakatan (lapas) dengan yang akan kami datangi itu.


Tepat pukul 14.35 kami tiba di rumah Si Mas -sebut saja begitu- setelah sempat muter-muter sebentar di kampungnya untuk menemukan rumahnya.


Kesan pertama ketika bertemu: orangnya sangat ramah, murah senyum, dan langsung cepat akrab. Khas keramahan orang daerah situ yang terkenal cukup ramah.


Obrolan pertama kami adalah tentang pekerjaan dan aktivitasnya sekarang. Dengan sangat bersemangat dan diselingi candaan akrab, Si Mas menceritakan betapa ia menikmati kesibukannya saat ini. Sedari awal ia menegaskan bahwa dirinya adalah tipe orang yang aktif dan pantang menganggur. Jadi, menjelang kebebasannya ia telah mempersiapkan segala sesuatunya agar ketika bebas ia langsung bisa memulai aktivitas (bekerja).


Menjelang bebas dari penjara ia menjual sepeda motor kesayangannya yang dulu biasa dipakainya touring antar kota. Sebuah sepeda motor dengan spek mumpuni dan telah dimodifikasi untuk keperluan touring. Istrinya sempat protes karena motor itu adalah motor yang menyimpan banyak kenangan bagi mereka berdua.


Hasil dari penjualan motor itu kemudian ia belikan freezer ukuran 300 liter, sebuah tenda jualan portable ukuran 3x3 meter, sebuah gerobak aluminium, sebuah motor bebek, box styrofoam besar, peralatan memasak, dll.


Ide awalnya ia ingin berjualan nasi bebek. Tapi baru berjalan 2 minggu istrinya komplain terlalu capek karena langsung ramai dan melonjak di luar ekspektasi. Padahal istrinya mungkin juga ingin menikmati ‘bulan madu’ setelah suaminya bebas.


Daripada istri uring-uringan terus akhirnya ia putar otak untuk bagaimana agar tetap punya usaha tapi istrinya tetap bisa happy. Baginya jika sampai menganggur, itu akan membuatnya galau.


Akhirnya dapat kesepakatan dengan istrinya untuk tetap usaha nasi bebek tetapi sistemnya terima order dan melayani delivery. Selain itu juga menjual olahan pisang goreng (pisang keju dll) dan dawet yang dikasih toping es krim. Semuanya dibuat berdasarkan pesanan. Pemasarannya pun hanya memanfaatkan grup media sosial lokal dan info dari mulut ke mulut.


Untuk Si Mas sendiri punya kesibukan lain yang sesuai hobinya, yaitu setiap dua hari sekali ia melakukan touring ke daerah yang berjarak sekitar 3 jam perjalanan dari rumahnya untuk kulakan bebek potong yang sudah disembelih. Sekali jalan ia bisa membawa sampai 70 kg bebek potong. 70 kg bebek potong itu biasanya langsung habis pada malam harinya atau paling lambat pada keesokan harinya, diambil oleh para penjual nasi bebek di daerah sekitarnya.


Seandainya ia mau setiap hari ambil juga akan habis. Tapi sekali lagi, istri juga perlu disayang. Ia perlu menemani istrinya bekerja mengerjakan pesanan nasi bebek, es dawet, dan pisang goreng.


Yang membuatnya sangat senang adalah dia dan istrinya sampai perlu membatasi pesanan. Yang artinya mereka berdua sudah cukup sibuk namun tetap bisa menikmati waktu berdua.


Si Mas ini memang memiliki segudang pengalaman di bidang usaha kuliner sejak masih muda banget. Tak heran ia relatif tidak menemukan kesulitan dalam mencari kesibukan setelah bebas dari penjara.


Tapi bagaimana dengan para mantan napiter yang lain? Mereka tentu tidak semuanya punya keahlian dan kesempatan seperti Si Mas itu.


Tapi setidaknya, mereka bisa menyiapkan diri menjelang kebebasan dari penjara. Minimal menyiapkan mental. Dan tak jarang, meskipun hanya menyiapkan mental, mereka perlu perhatian dan pendampingan orang lain. Itulah yang seharusnya menjadi pemikiran semua pihak yang konsen dalam kegiatan penanggulangan radikalisme dan terorisme.



foto ruangobrol,id/eka setiawan


Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel bermain gitar bernyanyi bersama para terpidana kasus narkotika di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Semarang, Sabtu 17 Agustus 2019 lalu.

Komentar

Tulis Komentar