Bagaimana Bisa Manusia Membiarkan Manusia Lain Mati Menderita di dekatnya?

Other

by Eka Setiawan

Seorang perempuan asal Jerman yang bergabung kelompok ISIS diadili karena melakukan kejahatan perang. Dia membiarkan seorang gadis kecil Yazidi, mati kehausan.

Gadis itu usianya 5 tahun, sementara perempuan itu usianya 27 tahun. Informasi adanya insiden itu seperti dikutip dari media online.

Insiden itu tentu merendahkan akal sehat kita sebagai manusia. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan dengan strata tertinggi di banding makhluk lain karena diberi akal.

Kita sebagai homo sapiens, spesies adiluhung bagaimana mungkin tega berbuat seperti itu? Apa gara-gara beda jalur, beda pandangan, beda kelompok, beda status antara penyandera dan korban penyanderaan, lalu sisi manusiawi kita jadi hilang?

Pertanyaan itu seharusnya jadi retorika. Tinggal dikembalikan saja ke hati nurani masing-masing. Apa kita tega melihat orang lain kesusahan, bahkan sampai mau mati?

Rasa-rasanya, kalau saya lihat di beberapa video di YouTube, bahkan hewanpun masih mau menolong sesamanya. Ada raut sedih juga dari wajah-wajah mereka kalau melihat temannya mati atau celaka.

Kucing di tempat kontrakan saya pun, ketika beberapa bulan lalu, melihat temannya kucing mau meninggal, dia terus di sebelahnya. Terus menunggui.

Kalau mungkin dia bisa ngomong dan berbuat sesuatu, saya yakin dia akan menolong kucing lainnya. Sayangnya, saya nggak paham bahasa kucing. Nggak lama, kucing itu akhirnya meninggal, tanpa saya tahu apa penyebabnya dia sempat tiba-tiba sekarat.

Mungkin saat itu, kalau Nabi Sulaiman masih hidup, ceritanya jadi lain. Karena beliau diberi mukjizat, salah satunya, bisa memahami bahasa binatang.

Kembali ke homo sapiens tadi, bagaimana mungkin membiarkan sesamanya meninggal karena tidak mendapatkan minum?

Kalau membunuh dilegalkan oleh kelompok macam itu, bagaimana kalau insiden itu terjadi sebaliknya? Mereka yang ditahan dan dibiarkan menderita tak diberi air minum.

Bukankah, di beberapa tempat, kelompok itu juga ada yang disandera, ada yang jadi pengungsi? Toh tidak sampai diperlakukan sekejam itu. Apalagi memperlakukan anak kecil dibiarkan menderita sampai mati.

Sudahlah, kita semua sudahi air mata ini. Setidaknya, jangan sampai orang-orang di sekitar kita terbiarkan kesusahan.

Rasa-rasanya tidak ada yang lebih jahat daripada kita merasa kenyang sementara sekitar kita kelaparan.

 

SUMBER GAMBAR: https://what-character-are-you.com/media/photos/2015/11/16/hilfbereit-loyal.jpg

 

Komentar

Tulis Komentar