Serial Angin Bercerita : Kisah Sekumpulan Landak

Other

by Arif Budi Setyawan

Hari itu adalah musim salju yang paling ekstrim di salah satu sudut permukaan bumi. Banyak binatang yang mati akibat rasa dingin yang teramat sangat. Ketika aku bertiup, maka yang kubawa adalah hawa dingin yang menusuk tulang. Itu adalah sebuah kodrat alam yang tidak akan berubah.

Di daerah itu tinggallah sekelompok landak. Mereka memutuskan untuk tinggal secara berkelompok di dalam sebuah gua, agar tetap hangat. Mereka mendekatkan diri satu sama lain. Namun ketika mereka berdekatan, duri-duri mereka itu sedikit banyak juga melukai teman-teman terdekat mereka.

Mereka harus siap  menerima duri-duri temannya, atau jika tidak mereka akan mati! Sebuah pilihan yang bijaksana. Daripada mati kedinginan mereka rela menahan sedikit sakit karena duri teman-temannya. Begitulah Allah SWT mengilhamkan cara bertahan hidup kepada para landak itu.

Secara bijaksana, mereka belajar untuk hidup dengan luka-luka kecil akibat jarak yang sangat dekat dengan sahabat-sahabatnya supaya dapat merasakan kehangatan. Cara inilah yang membuat mereka akhirnya selamat dan bisa bertahan hidup.

Sementara itu sebagian manusia yang hidup di bagian bumi yang lain banyak yang masih sibuk dengan aksi ingin menunjukkan bahwa dia yang paling sempurna, atau  ingin menunjukkan pendapatnya adalah yang paling  benar.

Sebagian lagi ingin hidup nyaman dan ideal dengan membentuk komunitas orang-orang yang –kelihatannya- memiliki pemikiran yang sama dan menjauhi masyarakat kebanyakan. Orang-orang ini berpikir dengan begitu ia akan menjalani hidup dengan lebih mudah. Namun pada kenyatannya tidaklah demikian, karena setiap manusia itu pasti memiliki kekurangan.

Mengapa para manusia itu tidak bersikap sebagaimana para landak itu ? Bukankah mereka sadar dan sangat faham bahwa tidak ada manusia yang sempurna ? Bukankah mereka sadar bahwa mereka itu pada dasarnya saling membutuhkan ? Tapi mengapa mereka ribut dan sibuk dengan perbedaan di antara mereka ?

Berbeda itu pasti, tapi menerima perbedaan adalah pilihan. Di antara semua perbedaan yang ada pasti masih ada persamaannya.

Mengapa banyak manusia yang dalam pergaulannya tidak mengedepankan persamaannya dahulu baru kemudian menghargai perbedaan ?

Para landak itu mengabaikan duri teman-temannya yang melukai tubuh mereka demi sebuah tujuan bersama yang sama, yaitu bertahan hidup.

Aku mengambil pelajaran dari kisah para landak itu bahwa hubungan yang terbaik dalam hidup ini bukanlah hubungan yang membawa orang-orang yang sempurna dalam kelompok. Tetapi ketika semua individu belajar hidup dengan ketidaksempurnaan orang lain, serta mampu “mengapresiasi” semua kehangatan yang diberikan oleh orang-orang di sekitarnya.

 

Inspired by World Wide Web

Source image : www.google.com

Komentar

Tulis Komentar