Kerap Mendengar Rekan Satu Selnya Mengaji, Napi Nigeria Putuskan Jadi Mualaf
Newsby Eka Setiawan 13 November 2021 6:21 WIB
[caption id="attachment_12073" align="alignnone" width="768"] Oshita (depan tengah-baju warna hitam) setelah memeluk Islam di Lapas Semarang[/caption]
Seorang narapidana kasus peredaran gelap narkotika asal Nigeria yang mendekam di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Semarang memutuskan jadi mualaf. Namanya Oshita. Dia memeluk Islam sebab sering melihat dan mendengar rekan satu selnya mengaji.
Oshita resmi memeluk Islam setelah mengikuti proses mengucapkan dua kalimat syahadat di Masjid At-Taubah, komplek lapas setempat, Sabtu 23 Oktober 2021 lalu. Dia dipandu oleh Ustaz Ikmal Jaya, bekas Wali Kota Tegal, terpidana kasus korupsi.
Prosesi itu disaksikan rohaniwan setempat Suntoyo, pegawai staf serta seluruh warga binaan setempat yang Muslim.
"Saya bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah," ucap Oshita saat membacakan kalimat syahadat.
Kepala Lapas Semarang, Supriyanto mengatakan bahwa dirinya merasa terharu. Dirinya juga berharap, mualafnya narapidana tersebut harus benar dari hati dan tidak dijadikan azas manfaat dan bukan suatu modus.
"Adanya peristiwa warga binaan yang berikrar untuk memeluk agama Islam, tentunya hal ini adalah kabar yang baik," ujar Supriyanto.
Dia menyebut, pihaknya selama ini menerapkan berbagai pembinaan di Lapas Semarang. Oshita, kata Kalapas, tersentuh hatinya sehingga memutuskan sendiri untuk menjadi Muslim. Pihak Lapas Semarang kemudian memberikan prioritas kepadanya ke pondok pesantren lapas untuk lebih mendalami keyakinan yang dianutnya kini.
Pihaknya berharap, kata Supriyanto, setelah memeluk agama Islam diharapkan dapat mendalami Ilmu agama Islam, baik tentang tata cara salat, maupun tata cara membaca Al Quran serta mendalami ilmu agama Islam di bidang lainnya.
"Semoga Oshita bisa menjadi Muslim yang taat, selalu belajar tentang Islam dan tetap istikamah," pungkasnya.
Narapidana asal negara Nigeria ini mengaku alasannya berpindah keyakinan karena dorongan hati dan bukan tanpa paksaan orang.
"Hati saya tergerak memeluk agama Islam, dari situlah saya mulai belajar tentang Islam," kata Oshita.
Sejak ditangkap polisi, Oshita mengaku kerap gelisah. Rekan satu selnya ini selalu membantunya meredam kegelisahan dengan mengajaknya berbicara. Selain itu, rekan satu selnya rutin mengaji, Oshita mendengarkan.
Semenjak itu dia sedikit demi sedikit belajar tentang ilmu agama Islam dan setelah benar-benar yakin dan memantapkan hati, keinginannya untuk masuk Islam langsung diapresiasi dan difasilitasi pihak Lapas Semarang.
Komentar