Angka Pelaku
Alasan pertama adalah tingginya angka penangkapan pelaku teror di Jawa Barat. Dari 249 orang yang tertangkap hingga akhir oktober 2019, setidaknya ada 69 orang ditangkap di wilayah yang dipimpin oleh Ridwan Kamil ini. Angka ini tertinggi bahkan dibanding Jawa Tengah yang mencapai 39 orang.
Jawa Barat juga menghasilkan angka yang tinggi sejak 2017 lalu dalam proses pemulangan Deportan ISIS. Deportan ini dideportasi dari berbagai negara karena terlibat terorisme. Setidaknya lebih dari 200 orang berasal dari Provinsi ini. Beberapa waktu lalu, Tempo sempat mewawancarai seorang perempuan pengungsi di Suriah. Ia mengaku berasal dari Bandung.
Daerah Asal Tokoh Teror
Jika Jamaah Islamiyah akan cenderung pada Jawa Tengah alias Solo, maka ISIS lebih cenderung dengan Jawa Barat. Aman Abdurahman adalah salah satunya.
Aman Abdurahman berasal dari Sumedang dan melakukan pergerakan dari Sumedang, Bogor, Bekasi, Depok, Cianjur hingga Ciamis. Kasus pertama yang menjeratnya adalah Bom Cimanggis yang dilakukan oleh anak buah dari Pria kelahiran 1972 tersebut. Aman juga melakukan merekrut beberapa orang kepercayaan sesama orang Sunda.
Sejarah
Pergerakan terorisme di Indonesia tidak terlepas dari pergerakan DI/TII. Kartosuwiryo memulai pergerakannya di Jawa Barat karena Sunda dianggap lebih menerimanya dibanding daerah lainnya. Ini berdampak bahwa pemahaman akan persamaan agama di atas persatuan.
Budaya Sunda juga turut disebut sebagai salah satu dorongan berkembangnya DI/TII. Masyarakat Sunda terkenal dengan identitas yang cukup kuat. Oleh karenanya, masyarakat lebih menyukai homogen dibanding keadaan yang heterogen. Ini juga yang melatarbelakangi orang sunda yang lebih mau bermukim di daerah dibanding ke perantauan.
Benarkah demikian? Setujukah kamu akan hal ini?
Komentar