Tokoh Konflik Poso Desak Pemerintah Serius Atasi MIT

Other

by Akhmad Kusairi

Ketua Forum Perjuangan Solidaritas Umat Islam Poso, Haji Muhammad Adnan Arsal, menilai apa yang terjadi belakangan ini di Poso bukan konflik antar umat beragama. Menurutnya, saat ini hubungan antar umat beragama di wilayahnya sudah berjalan normal. Kondisinya seperti sebelum konflik terjadi pada awal tahun 2000-an.

“Yang menjadi persoalan akhir-akhir ini, bukan lagi masalah agama. Karena kita pertemuan rutin antar agama sering kita adakan,” kata Haji Adnan dalam acara Peluncuruan buku Biografinya “Muhammad Adna Arsal, Panglima Damai Poso” karangan Khoirul Anam pada Jumat (25/6/2021)

Lebih lanjut mantan Panglima Perang Muslim dalam konflik Poso tersebut mendesak kepada Pemerintah dan aparat Kepolisian untuk menyelesaikan secepat mungkin masalah yang ditimbulkan oleh Kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Pimpinan Ali Kalora di Gunung Biru. Menurutnya negara harus hadir dalam melindungi warga negaranya dari ancaman kelompok teroris. Sehingga ketika negara sudah hadir dia berharap akan menimbulkan rasa aman warganya.

“Negara harus hadir dalam memberikan rasa aman bagi warga Poso. Jangan sampai kejadian pembunuhan kembali terjadi di sini,” desak Haji Andnan

Haji Andnan menilai kelompok teroris yang aktif menyebar teror di salah satu kota pesisir Sulawesi Tengah tersebut dan sekitarnya merupakan orang yang berpikiran miring. Mereka adalah orang-orang yang tidak mengakui negara ini sebagai negara berdaulat. Oleh karena itu, dia menegaskan sekali lagi bahwa negara harus harus hadir di tengah masyarakat disana.

“Itu (MIT) adalah orang-orang yang berpikrian miring dari negara. Karena itu negara harus hadir. Pasca konflik Poso 20 tahun, negara harus hadir di tengah masyarakat. Apalagi Poso ini negara bersejarah. Soekarno pernah hadir di sini,” kata Haji Adnan

 

Komentar

Tulis Komentar