Never Give Up : Belajar dari Kemenangan Fantastis Liverpool di Awal Ramadhan

Other

by Arif Budi Setyawan

Para penggemar sepakbola sejagat khususnya penggemar Liga Champion Eropa pasti sepakat jika pertandingan antara Liverpool FC vs FC Barcelona dini hari kemarin adalah salah satu pertandingan terbaik musim ini.


Betapa tidak. Liverpool yang sepekan sebelumnya kalah 0-3 dari Barcelona dituntut harus menang dengan selisih 4 gol jika ingin melaju ke babak final. Sesuatu yang sangat berat mengingat Barcelona adalah klub dengan segudang prestasi tingkat Eropa dan internasional yang didukung oleh pemain-pemain bintang yang berkualitas.


Tapi Liverpool adalah sebuah klub yang memiliki sejarah comeback yang fantastis. Mereka juga memiliki pemain ke-12 (suporter) yang sangat solid dan fanatik. Terlebih lagi kali ini mereka bermain di Anfield. Meskipun sulit dan berat, perjuangan mereka akan selalu didukung penuh oleh para suporter mereka yang memenuhi Stadion Anfield.


Kehadiran Mohammed Salah di lapangan meski tidak ikut bermain karena cedera, rupa-rupanya menjadi tambahan semangat bagi rekan-rekannya. Mohammed Salah yang datang mengenakan jaket yang dibiarkan terbuka dan memakai kaos warna hitam bertuliskan “NEVER GIVE UP” cukup menjadi perhatian para suporter dan kamera TV.


Kata-kata NEVER GIVE UP itu kemudian seakan menjelma menjadi permainan indah rekan-rekannya yang sangat indah dan sarat dengan semangat juang. Mereka tidak boleh menyerah. Dalam sepakbola, sebelum peluit akhir berbunyi segalanya masih bisa berubah.


Alhasil dalam pertandingan yang sangat seru itu Liverpool akhirnya memetik kemenangan 4-0 atas Barcelona dan berhak melaju ke babak final dengan agregat gol 4-3. Empat gol tuan rumah pada laga Liverpool vs Barcelona itu dicetak Divock Origi (7', 79') dan Georginio Wijnaldum (54', 56').


Suasana stadion mendadak menjadi semakin riuh rendah oleh teriakan yel-yel dan nyanyian para suporter tuan rumah setelah Wijnaldum sukses mencetak gol keduanya yang hanya berjarak 2 menit dari gol pertamanya.


Hal ini mengingatkan pada 2 gol Steven Gerrard di laga final Liga Champion di Istanbul Turki 2005 yang juga berjarak 2 menit. Dua gol yang sama-sama mengembalikan asa untuk membalikkan keadaan.


Jika pada laga final di tahun 2005 Liverpool akhirnya berhasil memaksa AC Milan untuk menentukan kemenangan melalui drama adu penalti (yang dimenangkan Liverpool) setelah tertinggal 0-3 di babak pertama, maka di laga kemarin mereka berhasil memulangkan Barcelona dengan tambahan satu gol penentu yang dicetak oleh Divock Origi.


Kemenangan yang fantastis itu mengingatkan saya dengan awal saya ‘jatuh hati’ pada klub yang sangat menghargai para suporternya itu. Pada waktu itu saya terkesima dengan banner “You Will Never Walk Alone” yang dibentangkan oleh suporter Liverpool. Saya benar-benar terkesan dengan slogan itu karena seakan semangat mereka itulah yang menjadi ruh kemenangan dramatis Liverpool saat itu.


Hari ini saya kembali merasakan betapa kata-kata “Never Give Up” di kaos yang dikenakan Mohammed Salah dan slogan “You Will Never Walk Alone” terasa sangat dalam di hati saya. Bukan hanya karena Liverpool berhasil menang dramatis. Tetapi jauh lebih dari itu.


Saya pernah mengalami seperti apa yang dialami oleh Liverpool sebelum pertandingan kemarin. Kalah telak karena dipenjara sebagai konsekwensi dari ‘jalan perjuangan’ yang diambil. Pulang ke keluarga dalam keadaan kosong tidak punya apa-apa lagi selain semangat dan kemampuan anugerah Allah SWT.


Tapi saya tidak boleh menyerah dan berlarut-larut dalam pikiran negatif. Saya yakin jika saya bangkit, dengan izin Allah SWT saya pasti akan menemukan jalan dan akan menemukan orang-orang yang akan mendukung saya.


Bagi teman-teman atau pembaca yang pernah mengalami 'kejatuhan' sampai pada titik terendah, bangkitlah dan jangan pernah menyerah sampai 'peluit akhir' ditiup (Tuhan memanggil kita). Segalanya masih bisa berubah.


Yeah ! Never Give Up and You Will Never Walk Alone !


Source Image : Gettyimages.com

Komentar

Tulis Komentar