Liverpool Juara Liga Inggris 2020: Melupakan Memori Buruk Terpeleset di 2014

Other

by Arif Budi Setyawan

Kemenangan Chelsea 2-1 atas tamunya Manchester City dini hari tadi membuat perolehan poin Manchester City di posisi dua klasemen Liga Inggris tak akan dapat mengejar perolehan poin Liverpool di posisi pertama di 7 pertandingan sisa. Dan Liverpool pun menjadi juara Liga Inggris 2020 setelah penantian panjang selama 30 tahun.


Bagi para pembaca setia ruangobrol.id, pasti tahu bahwa saya adalah mantan napiter yang juga merupakan fans Liverpool FC. Kisah kalah menangnya Liverpool telah menghiasi sebagian hidup saya sejak 2005. Beberapa di antaranya menjadi spesial karena alasan tertentu. Ada satu kekalahan dan satu kemenangan yang paling berkesan bagi saya selama 6 tahun terakhir.


Di tahun 2014, semua fans Liverpool pasti ingat kejadian terpelesetnya Steven Gerrard yang membuat Chelsea menang dan akhirnya Manchester City yang menjadi juara Liga Inggris dengan selisih poin yang sangat tipis. Itulah kekalahan yang paling mengesalkan.


Kekalahan itu semakin tak terlupakan karena beberapa bulan setelah kejadian terpelesetnya Gerrard saya juga ditangkap polisi karena terlibat kasus terorisme. Liverpool gagal juara dan saya masuk penjara.


Sedangkan kemenangan yang paling berkesan adalah kemenangan dramatis atas FC Barcelona pada pertandingan leg kedua semifinal Liga Champions 2019. Kalah pada leg pertama di kandang Barcelona 0-3 membuat perjuangan Mohammed Salah dkk hari itu menjadi sangat berat. Tapi tulisan “Never Give Up” di kaos yang dikenakan Mohammed Salah seakan menjadi ‘detonator’ bagi kekuatan tersembunyi Liverpool.


Dari nothing kemudian membalikkan keadaan dengan menang 4-0. Dari awalnya dianggap sulit menang tapi akhirnya membalikkan keadaan. Inilah awal pembuktian Liverpol bahwa mereka layak menjadi salah satu yang terbaik di Eropa.


Yang menjadikan kemenangan itu semakin spesial bagi saya adalah kemiripan kondisi Liverpool saat itu dengan kondisi saya selepas bebas dari penjara. Sama-sama mengawali dengan skor yang buruk dan semangat pembuktian. Saya adalah mantan napiter yang tak punya apa-apa selain semangat untuk berubah dan membuktikan bahwa saya masih bisa dibanggakan oleh keluarga.


Namun siapa yang menyangka, alhamdulillah, hari ini saya bisa berdiri sejajar dengan para pegiat di isu penanganan radikalisme-terorisme di Indonesia. Bekerja bersama mereka dan sangat dihargai karena pengalaman dan pengetahuan saya di isu ini adalah hal yang tak pernah saya bayangkan sebelumnya.


Dan Liverpool pun juga akhirnya berhasil kembali menjadi salah satu yang terbaik di Eropa setelah meraih trofi Liga Champions 2019, Piala Dunia Antar Klub 2019, Piala Super Eropa 2019, dan terakhir Piala Liga Inggris 2020.


Penantian 30 tahun itu akhirnya berakhir dini hari tadi. Dan selama itu para fans setia tidak pernah bosan meneriakkan “You Will Never Walk Alone” meskipun kalah atau menang ribuan kali. Bagi saya keistimewaan Liverpool adalah bagaimana ia bisa dicintai sedemikian hebatnya oleh para fans setianya.


Hari ini saya pun sedang berusaha agar orang-orang di sekitar saya berkata “You Will Never walk Alone” kepada saya. Saya ingin berjuang bersama mereka. Bersama masyarakat. Dan bersama umat Islam khususnya.


Walk On ... Walk On With Hope In Your Heart, And You’ll Never Walk Alone!

Komentar

Tulis Komentar