SEBUAH TITIK BALIK (2)

Other

by Arif Budi Setyawan

Beberapa hari kemudian pasca dialog itu saya masih terus memikirkan apa yang disampaikan oleh kawan saya itu. Dan yang paling membuat saya berpikir dalam adalah akibat yang terjadi pada Islam dan kaum muslimin. Jika yang saya lakukan adalah benar, tentu dampaknya seharusnya positif. Tapi yang akan terjadi nanti adalah saya yang justru akan dijauhi oleh kaum muslimin, lalu Islam yang justru akan tercoreng akibat ulah saya dan teman-teman. Hingga pada akhirnya saya sampai pada keyakinan dan kesimpulan bahwa yang selama ini saya lakukan dalam memperjuangkan Islam dan kaum muslimin  adalah salah. Dan saya kemudian bertekad untuk menemukan dari mana awal kesalahan yang saya perbuat.

Mulai saat itu saya mulai membuka diri terhadap pemikiran-pemikiran dari kelompok lain yang sama-sama berjuang untuk Islam dan kaum muslimin. Saya mulai meyakini bahwa salah satu tolok ukur utama benarnya jalan perjuangan yang kita ambil adalah dampak yang terjadi pada Islam dan kaum muslimin. Tidak mungkin perjuangan membela Islam itu berdampak negatif pada Islam itu sendiri. Tidak mungkin memperjuangkan kaum muslimin tapi kita malah menjauh dari kaum muslimin.

Dalam proses menemukan dari mana awal kesalahan yang saya perbuat dan kesalahan-kesalahan selanjutnya itu membuat saya menemukan banyak refleksi dari kisah-kisah saya di masa lalu. Selain itu saya juga kemudian menemukan berbagai fenomena mengejutkan yang saya temui di kalangan napiter selama saya menjalani masa hukuman.

Saya juga mendapati banyak hal yang semakin menguatkan perubahan jalan perjuangan selama menjalani pembinaan di Lapas, karena saya bisa lebih mudah mendapatkan bahan bacaan dan sering berdialog dengan orang-orang pintar yang didatangkan untuk pembinaan para napiter, serta pengalaman berinteraksi dengan para pelaku kriminal.

Pengalaman berinteraksi dengan para pelaku kriminal itu sangat berpengaruh bagi saya, tapi bukan pengaruh untuk berbuat kriminal lho ya, melainkan pengaruh agar lebih mudah bersyukur dan lebih tawadhu dalam kehidupan sehari-hari. Saya banyak belajar dari proses taubat para pelaku kriminal yang beberapa di antaranya jadi murid ngaji saya. Kapan-kapan saya akan menceritakan pernak-pernik kehidupan penjara yang menurut mayoritas orang adalah tempat yang seram dan penuh penderitaan, padahal tidaklah seperti itu sepenuhnya.

Saya perlu mengawali kisah-kisah saya dengan kisah seputar titik balik saya, karena ini titik yang sangat krusial dalam perjalanan hidup saya. Saya bisa menemukan hikmah dan refleksi dari penggalan-penggalan kisah perjalanan hidup saya adalah setelah titik balik itu. Dan saya akhirnya bisa menuliskan kisah ini pun karena titik balik itu.

Komentar

Tulis Komentar