Membedah Pola Gerakan MIT dari Masa ke Masa: Pendahuluan

Analisa

by Arif Budi Setyawan

Kasus penyerangan sebuah keluarga di Desa Lembah Tongoa Kabupaten Sigi yang –diduga-- dilakukan oleh kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT), masih cukup menyita perhatian banyak pihak. Hingga hari ini berita perkembangan perburuan kelompok MIT masih ramai menghiasi linimasa berbagai media. Terakhir kemarin dikabarkan bahwa Kapolda Sulawesi Tengah sampai berkantor di Poso untuk memimpin proses penindakan terhadap para terduga pelaku penyerangan itu.


Pembantaian satu keluarga yang disertai pembakaran rumah warga ini adalah aksi teror terbesar yg dilakukan MIT pasca kematian Santoso. Beberapa pihak meminta aparat segera menangkap para pelakunya karena dengan adanya kasus terbaru ini, MIT diangggap masih sangat membahayakan. Sebagian pihak yang lain ada yang mempertanyakan kinerja Satgas Tinombala yang sudah berkali-kali diperpanjang masa tugasnya tapi tak kunjung bisa menuntaskan persoalan MIT.


Wajar jika ada yang mempertanyakan kinerja Satgas Tinombala. Dengan pasukan sebanyak itu dan anggaran yang besar tapi masih belum bisa menuntaskan keberadaan MIT. Sehebat apa sih MIT itu? Mari kita bahas dari perspektif saya sebagai yang pernah bekerja untuk MIT bersama seorang sahabat.


Untuk memahami sehebat apa sih MIT ini, kita harus mengetahui pola gerakan MIT dari masa ke masa sejak awal kemunculannya hingga hari ini. Dan sebelum membahas soal perkembangan pola gerakan MIT dari masa ke masa, saya perlu menjelaskan keterlibatan saya dengan MIT.


Saya terlibat dalam jaringan MIT karena sahabat saya ada bersama mereka. Dari sahabat saya itulah saya mengetahui setiap perkembangan yang terjadi pada MIT. Dulu kami sering chatting sampai larut malam di mana ia sering menceritakan kondisi dan perkembangan terkini MIT.


Saya terlibat dalam jaringan MIT dalam beberapa peran. Sejak akhir 2012 hingga pertengahan 2013 saya adalah kurir pendanaan. Pertengahan 2013 hingga akhir 2013 sempat menjadi tempat transit bagi beberapa orang yang akan berangkat bergabung dengan MIT. Sejak Februari 2014 hingga Juni 2014 menjadi pengganti sahabat saya –yang meninggal dalam kontak tembak dengan aparat keamanan-- memimpin Forum Al Busyro. Di mana akhirnya nanti saya bisa berhubungan langsung dengan mendiang Santoso dan banyak berhubungan dengan orang-orang yang ingin menyumbang ke MIT yang berasal dari member Forum Al Busyro.


Lalu ketika berada di tahanan saya bertemu dengan banyak anggota MIT yang telah tertangkap. Dari mereka saya juga memperoleh banyak cerita tentang sepak terjang MIT yang belum saya ketahui dari sahabat saya.


Jadi, dari semua pengalaman itu ditambah pengamatan dari berbagai kasus yang melibatkan kelompok MIT selama ini, saya bisa menyimpulkan bahwa pola gerakan MIT ini setidaknya telah mengalami tiga kali perubahan besar. Di mana setiap perubahannya didasari adanya perkembangan yang terjadi di lapangan.


(Bersambung pada tulisan berikutnya)



ilustrasi: pixabay.com

Komentar

Tulis Komentar