Catatan dari Masa Lalu : Dialog Antara Kubu Jihad dan Kubu Dakwah (10-End)

Other

by Arif Budi Setyawan

Jon dari kubu Jihad menanggapi sebagai berikut:


Baarokalloohu fiikum al Uyairi dan Da’i ….


Saya banyak setuju dengan pandangan antum, sedikit yang belum setuju. Alhamdulillah saya bersyukur masih ada yang peduli dengan curahan hati saya. Insya Allah masukan antum akan menjadi bahan pertimbangan untuk saya pribadi.


Begini Ikhwah fillaah …


Saya hanya ingin penjelasan dari antum yang insya Allah banyak ilmunya, bagaimana dengan pernyataan-pernyataan Syaikh Usamah bin Ladin hafizhahullah dan Syaikh Dr. Abdullah Azzam rahimahullah mengenai hukum jihad yang sekarang sudah fardhu ‘ain.


Terutama dengan kisah sahabat Ka’b bin Malik radhiyallahu ‘anhu yang tidak ikut perang Tabuk (antum bisa lihat film Syarah Hadits Ka’b dari Syaikh Usamah hafizhahullah) yang saya pahami itu sebagai aplikasi ketika jihad fardhu ‘ain, yang oleh Syaikh Usamah sebagai dasar menyikapi kondisi umat Islam sekarang ini. Atau antum bisa baca Taujihat Manhajiyah 1 – 3 dari Syaikh Usamah.


Bagaimana pandangan antum mengenai hal itu, karena kebanyakan ikhwah memakai landasan fatwa-fatwa mereka berdua.


Saya seorang pencari kebenaran yang insya Allah siap menerima kebenaran dari siapapun. Insya Allah kesan-kesan negatif yang antum tangkap dari kalimat ana tidak ada.


Saya merasa senang sekali situs ini bisa mengakomodasi keinginan saya selama ini, yakni mendiskusikan persoalan umat ini dengan orang-orang yang memang serius berdakwah. Saya yakin antum-antum inilah orangnya.


Saya juga sedih dengan sikap ikhwah-ikhwah yang suka menjeneralisir sehingga orang yang tidak bersalah ikut-ikutan disalahkan (itupun masih sifatnya ijtihad darinya), dan saya juga husnuzhan kepada ikhwah-ikhwah tersebut karena begitu tinggi ghirah mereka terhadap dien ini dan kondisi umat Islam ini yang memang sangat butuh perhatian dan keseriusan kita bersama.


Saya mengharapkan situs ini bisa menjembatani persoalan tersebut. Agar jurang pemisah tidak semakin melebar. Saya yakin jalan terbaik adalah dengan kita bersatu di atas Qur’an dan Sunnah dengan jujur dan konsekuen serta konsisten.


Jazaakumullooh khoiron katsiro …


Akhukum wa muhibbukum fillah …


Komentar oleh Jon — Maret 4, 2010 @ 7:24 am


Al-Uyairi dari kubu Dakwah menanggapi Jon sebagai berikut:


Akhi mujahid Jon Arsyadakallah….


Berkaitan dengan Syaikh Asy Syahid (kama nahsabuhu) Abdullah ‘Azzam rahimahullah dan Syaikh Abu Abdillah Usamah bin Ladin tidak ada masalah dengan fatwa-fatwa mereka, kami pun paham dengan referensi yang antum tulis, ya jihad menjadi fardhu’ain. Sekarang saya akan memberikan jembatan antara dakwah yang disampaikan oleh Al Ustadz Da’i dengan paradigma jihad yang antum kemukakan :


1. Ya akhi dengan apa antum memahamkan/menyadarkan ummat tentang bahaya makar musuh, pentingnya pembelaan ummat dengan jihad, membuka mata mereka bahwa permusuhan orang-orang kafir terhadap ummat ini adalah karena motif agama bukan yang lain? Bukankah DAKWAH adalah jawabannya, ketika kita mau mengajak mereka ikut serta dalam perlawanan terhadap aimmatul kufri dengan jihad bukankah kita harus memahamkan kepada mereka tentang al wala’ wal bara’?Kemudian sebelum seseorang memahami logika al wala’ wal bara’ seseorang harus paham tauhid karena keduanya tidak bisa dipisahkan, dengan apa antum memahamkan/menyadarkan ini semua? Apakah cukup mengandalkan satu/dua orang da’i atau pesantren-pesantren , atau forum-forum di dunia maya ? Berapa orang yang suka membuka internet dan masuk ke forum-forum keIslaman? Bagaimana dengan yang tidak masuk tahu internet , tidak tahu pesantren, sudah maksimalkah antum menyadarkan mereka? Dengan apa antum menyadarkan mereka? Apakah antum memiliki keyakinan mereka akan paham dengan sendirinya tanpa dakwahnya para da’i? Kalau antum jawab iya berarti antum salah dalam logika dakwah antum, menihilkan usaha dakwah dengan berharap mereka sadar dengan sendirinya. Apa bedanya antum dengan orang-orang yang menolak jihad dalam rangka membela Islam atau tamkin khilafah dengan alasan toh Islam akan menang di akhir zaman sesuai nubuwwah dari Nabi SAW? Mereka menolak jihad dengan harapan kemenangan turun dengan sendirinya dari langit, sama dengan antum menolak dakwah menyadarkan ummat dengan berharap kesadaran itu turun dengan sendirinya dari langit.


2. Apakah antum meyakini dapat berjihad dengan orang-orang yang masih hobi mengkultuskan kiyainya dengan klenik-klenik? Apakah antum meyakini bisa berjihad dengan mereka yang masih percaya dengan jimat-jimat kekebalan, bukankah mereka itu orang paling pengecut dan bagaimana antum akan berjihad dengan mereka ???


3. Ketika semua orang harus terjun ke front atau beramaliyah karena jihad fardhu’ain lalu siapa yang akan menyadarkan orang-orang yang melakukan kesyirikan dan kekufuran, siapa yang akan menyadarkan mereka wahai ikhwah…Kita tidak menolak fatwa jihad fardhu’ain tetapi antum harus sadar jihad juga harus ditopang dengan dakwah yang maksimal dan ummat juga butuh dakwah. Dengan kata lain dakwah adalah mata rantai dari jihad yang fardhu’ain yang mana keberadaannya tidak bisa dinihilkan..


Renungkanlah ini semua wahai akhi karim…


Komentar oleh aluyairi — Maret 6, 2010 @ 11:23 am


Berikut jawaban Jon dari kubu Jihad:


Jazakalloh khoiron Akhi aluyairi …


Insya Allah saya menjadi bertambah paham hubungan dakwah dengan jihad sekarang ini.


==========================================


Catatan Penulis :


Saya berharap dengan membaca catatan panjang ini Anda jadi mengetahui bahwasanya sejak dahulu di kalangan aktivis Jamaah Islamiyah telah terjadi pro dan kontra dengan adanya eksperimen jihad yang dilakukan oleh sebagian kecil kader mereka. Apalagi terhadap aksi-aksi yang dilakukan oleh kelompok pendukung ISIS saat ini, mereka memandangnya tak lebih sebagai bentuk merusak citra jihad yang mulia daripada eksperimen jihad.

Komentar

Tulis Komentar