WNI di Pengungsian Suriah : Lelah dan Pasrah

Other

by Rizka Nurul

Setelah sekian lama, saya baru kembali bercengkrama dengan Aleeya, salah satu WNI di Al Roj. Beberapa waktu lalu, kontak kami sempat terputus karena ia tak lagi bisa dihubungi. Menurutnya, saat itu banyak pemeriksaan oleh Syrian Democratic Force (SDF) yang bertanggung jawab atas camp mereka.

Tahun ini merupakan tahun ke empat perempuan satu anak itu di pengungsian Al Roj. Aleeya Mujahidah melihat sejumlah teman dari Eropa diboyong kembali ke negaranya. "Indonesia kapan ya? hehehe", katanya berseloroh.

Belgia misalnya, melakukan assesment kepada pengungsi asal negara mereka. Mereka yang ingin pulang, didata dan dipulangkan secara bertahap. Meski mereka terancam hukuman, bagaimanapun pulang adalah pilihan terbaiknya. Namun bagi mereka yang ingin tetap tinggal, negara tidak memaksa.

Adapun Amerika Serikat berencana untuk membawa pulang semua warganya di penjara. Negara paman sam itu telah melakukan repatriasi sejak awal 2020 hingga hari ini. Sedangkan mereka yang masih di pengungsian, justru tidak ada kabar pemulangan.

Bahkan di tengah pandemi Inggris memulangkan sejumlah anak dari pengungsian Suriah. Hal tersebut terjadi pada September 2020 lalu. Sedangkan Australia telah memulangkan secara bertahap sejak 2019 lalu.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendorong negara-negara melakukan repatriasi pada 27.000 anak. Jika negara-negara menolak karena dalih keamanan, PBB mendesak dengan dalih kemanusiaan. Kepala Kontraterorisme PBB, Vladimir Voronkov mempertimbangkan keberlangsungan hidup anak-anak ini.

Berdasarkan Tempo, Voronkov mengatakan bahwa mereka menemui situasi mengerikan. Anak justru rentan didekati dan mengalami radikalisasi di Kamp. Hal itu disebutkan pada pertemuan informal Dewan Keamanan PBB pada 29 Januari 2021.

"Gak jadi ya anak-anak dipulangin?" Tanya Aleeya kepada saya. Pertanyaan ini cukup sulit dijawab, karena nampaknya Indonesia belum akan assesment sekalipun. Namun juga sulit memberikan harapan mengingat ekonomi Indonesia dan tensi politik yang tidak berpihak.

Saya hanya bisa memberikan doa agar WNI yang ingin pulang bisa direpatriasi. "Iyalah, aku udah lelah dan pasrah" katanya menutup pembicaraan.

Komentar

Tulis Komentar