Ternyata bukan hanya pencegahan aksi terorisme dan penangkapan para tersangka teror yang menjadi fokus kerja Detasemen Khusus 88/Antiteror Polri. Namun, Densus 88 melalui Direktorat Identifikasi dan Sosialisasi (Dit Idensos) juga rutin melakukan kegiatan pembinaan terhadap para mantan narapidana terorisme pasca mereka bebas dari hukuman.
Kegiatan ini terlihat jelas saat mengunjungi pembukaan usaha "Bakmi Pak Ujang" milik Muhammad Idris, eks napiter yang berlokasi di Jalan Sholeh Iskandar No. 89 Kota Bogor, Senin 6 Juni 2022.
Keakraban antara para personel Dit Idensos Densus 88 dengan Mohammad Idris dan eks napiter lain turut hadir terjalin begitu erat.
"Kami hanya menjalankan apa yang kami sebut sebagai pembinaan berkelanjutan. Jika saat menjalani masa hukumannya kami menemani mereka supaya bisa berubah pemikirannya agar mencintai negeri ini, maka setelah bebas kami juga membina mereka agar di masyarakat jadi lebih baik dan kehidupannya bisa lebih mandiri,” ungkap salah seorang personel Dit Idensos saat ditemui di lokasi.
Lebih lanjut, personel yang enggan disebut namanya ini mengatakan, "Ini adalah bentuk dukungan dan pembinaan yang dilakukan, semoga usaha ini berkembang dan maju juga ke depannya Idris bisa menjadi contoh bagi yang lain dan dapat memberikan pelatihan kepada eks napiter lainnya," lanjutnya.
Mohammad Idris, eks napiter pemilik rumah makan juga bersyukur, "Alhamdulillah teman-teman juga Bapak-bapak dari Idensos dan Satgaswil bisa hadir dalam pembukaan ini,” timpal Idris.
Saat ditanya mengapa memilih usaha bakmi, dia menjawab bahwa, "Berjualan bakmi adalah profesi bapak saya sejak lama di Jakarta bahkan hingga bisa menyekolahkan saya ke luar negeri. Itu kenapa bakmi ini diberi nama Bakmi Pak Ujang yang merupakan nama Bapak saya. Jadi ini usaha dan resep warisan keluarga. Mohon doa dan dukungannya semoga dapat berkembang dan lebih maju," lanjut Idris.
Buat siapa saja yang bertempat tinggal di Kota Bogor atau sedang berkunjung di Kota Hujan, silakan mencoba Bakmi Pak Ujang yang lokasinya tidak jauh dari RSI Bogor dan Kampus Universitas Ibnu Khaldun.
Komentar