Pendidikan dan Pemberdayaan Naikkan Standar Kehidupan

Other

by Eka Setiawan

Warga harus mendapatkan pendidikan formal sekaligus pemberdayaan untuk bisa menaikkan standar kehidupan. Di Indonesia, ini adalah amanat konstitusi, yang tentunya jadi kewajiban pemerintah untuk memenuhinya.

Izza Nofitasari, seorang guru freelance, mengemukakan dua hal itu, yakni pendidikan dan pemberdayaan amat penting untuk menyelesaikan persoalan ekonomi masyarakat kurang mampu di negara ini.

“Jadi mereka harus mendapatkan kesempatan yang sama, seperti mereka yang secara ekonomi mampu,” kata Izza ketika dihubungi ruangobrol.id via telepon seluler, Minggu (17/11/2019) malam.

Dia berargumen kemiskinan yang masih terjadi di negara ini (baca:warga) terjadi secara struktural alias sistemik. Artinya, masih ada orang-orang termarginalkan atau terpinggirkan sebab tatanan sosial dan politik.

Mereka tidak bisa mengakses sumber daya dan menyebabkan mereka terjebak pada rantai kemiskinan. Sumber daya di sini bukan hanya yang sifatnya materiil, tapi bisa juga berupa pendidikan dan pemberdayaan tersebut.

Kemiskinan sistemik yang merupakan dampak tatanan sosial dan kebijakan politik ini membuat ketimpangan ekonomi terus terjadi.

Izza menyebut, memang ada beberapa fenomena yang terjadi di Indonesia. Misalnya, anak dari keluarga kurang mampu secara ekonomi, bisa bersekolah tinggi hingga bisa bersekolah hingga jenjang S2 atau S3.

“Tapi itu tidak bisa dijadikan tolak ukur. Faktanya kemiskinan sistemik ini membuat orang (yang tidak mampu) sudah berusaha sekuat apapun tetap saja miskin, ini seperti rantai yang membelenggu, mereka tidak punya kemampuan untuk membongkar itu,” lanjut Izza yang berdomisili di Bogor, Jawa Barat, ini.

Inilah yang masih jadi PR besar di negara ini. Fenomena yang  menjadi problematika di negara-negara berkembang. Mengandalkan negara saja, tentu tidak akan bisa menyelesaikan sepenuhnya.

“Gerakan di luar negara dibutuhkan. Memang selama ini sudah terjadi, seperti dilakukan para filantropis. Intinya adalah pemberdayaan,” sambung perempuan yang juga mengajar di Lembaga Pendidikan Bintang Pelajar Bogor ini.

Izza berargumen, persoalan kehidupan yang masih jauh di bawah standar bisa diselesaikan jika warga punya kesempatan yang sama mendapatkan pendidikan dan pemberdayaan. Hak-hak mereka harus dipenuhi.

Izza sendiri punya pengalaman itu. Dia berkisah, dulu sempat menjadi penerima manfaat bantuan berupa bea siswa hingga bisa lulus perguruan tinggi. Dari awalnya penerima manfaat, sekarang status Izza sudah berubah. Pun dengan adik-adiknya.

“Ini penting untuk meningkatkan standar kehidupan. Kemiskinan berdampak ke hal-hal lain, termasuk terjadinya terorisme di Indonesia. Meskipun bukan satu-satunya penyebab (terorisme terjadi karena kemiskinan), tapi menurut saya itu adalah penyebab terbesarnya (kemiskinan),” tutup Izza.

Komentar

Tulis Komentar