Kembali Ke Keluarga (2)

Other

by Arif Budi Setyawan

Setelah seharian berada di jalan, akhirnya jam 5sore kami sampai di rumah paman saya di daerah Tambun Bekasi.Menyaksikan kemacetan dan kondisi jalan di sepanjang perjalanan dariLapas Salemba sampai ke Tambun (kami memilih tidak lewat tol karenaseringnya tol juga macet, jadi mending sama-sama macet tapi nggakbayar), saya baru paham mengapa sebagian orang menyebut Bekasisebagai ‘other planet’. Yaitu karena butuh perjuangan ekstrauntuk bisa sampai di Bekasi.


Rasa-rasanya sejak semalam menunggu pagi sampaiseharian di perjalanan itu mirip-mirip rasa bahagia yang saya alamiketika menantikan hari perikahann dan perasaan pada hari pernikahandulu. Hahaha !


Selepas shalat maghrib, setelah makan malam yangspesial karena telah disiapkan secara khusus oleh istri paman, kamiterlibat obrolan hangat sambil menikmati hidangan pencuci mulut. Sayamenjelaskan kepada paman bahwa Pak Sapto yang mengantar saya ituadalah dari Pusat Riset Ilmu Kepolisian dan Kajian TerorismeUniversitas Indonesia (PRIK-KTUI) yang pernah melakukan kegiatanprogram re-edukasi bagi para napiter di Lapas Salemba. PRIK-KT UI itujuga yang menjadi Lembaga yang menjadi mitra Lapas Salemba dalamkegiatan asimilasi saya sebagai syarat mendapatkan pembebasanbersyarat.


Paman saya mewakili keluarga saya kemudianmengucapkan banyak terimakasih atas bantuannya selama ini kepadasaya, termasuk telah menjemput ke lapas dan mengantarkan sampairumahnya. Seharusnya dirinya yang menjemput tapi karena siang harinyabaru balik dari luar kota, maka awalnya saya berencana pulang sendiridari Bogor kalau tidak ada yang menjemput.


Malam itu saya bermalam di rumah paman sebelum melanjutkan perjalanan ke kampung halaman dengan bis umum pada keesokan harinya. Pagi harinya saya diantarkan paman untuk membeli tiket bis ke agen lalu ke tempat kos adik saya. Kebetulan ada agen bus malam ada di dekat tempat kos adik. Jadwal keberangkatan busnya adalah jam 2 siang, jadi saya akan menunggu di tempat kos adik. Siangnya saya diantarkan adik ke agen bis dan menemani saya sampai bis yang saya tumpangi datang.


Perjalanan pulang itu terasa sangat menyenangkan. Tak henti-hentinya saya terus memperhatikan pemandangan di sepanjang perjalanan, termasuk memperhatikan kendaraan di sekitar saya. Betapa selama tiga tahun lebih sudah banyak yang baru, termasuk bis antar kota antar provinsi yang semakin modern.


Meskipun menyenangkan tetapi perjalanan itu terasalama banget tidak sampai-sampai karena hati ini sudah tak sabar inginsegera bertemu dengan anak istri dan orangtua saya. Hehe...


Menjelang Shubuh keesokan harinya, alhamdulillah akhirnya saya sampai dengan selamat di rumah dan disambut dengan penuh kegembiraan oleh seluruh keluarga saya. Suasana bahagia pun menyelimuti kami semua sepanjang hari itu.


Hal pertama yang saya lakukan bersama anak sayaadalah mengantarkan mereka ke sekolah. Semua mata di sepanjang jalantertuju kepada saya ketika saya mengantarkan anak-anak ke sekolah.Apalagi saya mengendarai motornya pelan-pelan, karena perlumenyesuaikan lagi setelah 3 tahun lebih tidak mengendarai motor.


Saya merasakan orang yang paling berbahagia adalahistri dan anak-anak saya. Dan saya paling bahagia ketika bisa bermainkembali dengan anak-anak, terutama dengan anak bungsu saya yangketika saya meninggalkannya masih baru mau masuk TK dan pada saatsaya pulang sudah kelas 2 SD. Saya telah kehilangan banyak momentumbisa bermain bersamanya.


Maka untuk menebusnya saya menuruti semuakeinginannya dan menghabiskan banyak waktu untuk menemaninya bermaindan belajar di awal-awal saya kembali berada di rumah.


(Bersambung)

Komentar

Tulis Komentar