Inspirasi di Balik 500 Tulisan di Ruangobrol

Analisa

by Arif Budi Setyawan 10

Alhamdulillah, tanggal 23 Maret kemarin saya memiliki satu pencapaian baru lagi. Tulisan saya yang terbit hari itu di ruangobrol.id merupakan tulisan ke-500 sejak tulisan pertama 9 Juli 2018. Sebuah pencapaian yang patut disyukuri di tengah pasang surutnya kinerja kami di ruangobrol.id.

Sampai hari ini masih banyak yang bertanya, terutama orang-orang yang baru mengenal saya, apa yang membuat saya suka menulis? Saya akan menceritakannya di sini. Ternyata saya belum pernah menuliskan sejarah kenapa saya kemudian suka menulis.

Ada dua kisah yang menjadi inspirasi utama dalam karir kepenulisan saya.

Yang pertama adalah yang terjadi tatkala saya masih menjadi santri di Pondok Pesantren Al Islam, Solokuro, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

Kala itu ada salah satu ustaz yang cukup dekat dengan saya yang menunjukkan kepada saya buku catatan beliau. Kini beliau menjadi salah satu tokoh besar dalam dunia dakwah kelompok Jamaah Islamiyah (JI). Buku catatan itu berisi rangkuman dari materi-materi yang berasal dari kajian dan buku-buku yang beliau baca. Tulisannya pun sangat rapi dan itu sangat mengesankan bagi saya.

Kata beliau, catatan itu akan membantunya untuk mengingat materi-materi penting sekaligus bisa memantik pemikiran baru atas materi-materi yang sudah ada itu.

Sejak saat itulah saya mulai mencoba mengikuti jejak beliau. Mulai menuliskan hal-hal penting dari bacaan dan kajian yang saya ikuti. Tak lama setelah itu saya terpaksa harus drop out dari pesantren karena sakit-sakitan.

Kebiasaan itu akhirnya saya lanjutkan ketika mulai sekolah SMK di kota. Di kota itu saya mengikuti semakin banyak kajian dari berbagai kelompok dan semakin banyak buku yang dibaca. Semua itu akhirnya melahirkan banyak pemikiran-pemikiran baru yang juga saya tuliskan dalam bentuk kalimat-kalimat sederhana. Berbagai pertanyaan baru, ide baru, pemahaman baru, kegalauan, bahkan kesan atas seorang teman baru pun kadang saya tulis.

Bagi saya, setelah dituliskan, saya seakan bisa mendiskusikan isi tulisan-tulisan itu meskipun tanpa teman diskusi. Hanya berdiskusi dengan pikiran-pikiran sendiri dan itu ternyata mengasyikkan. Ketika sudah mentok, saya tulis juga kesimpulan akhirnya. Misalnya perlu bertanya kepada siapa, perlu baca buku tentang apa, dan seterusnya.

Kebiasaan ini mulai berkurang ketika saya mulai disibukkan dengan pekerjaan mencari nafkah keluarga. Tidak sampai meninggalkan sepenuhnya, tapi banyak sekali berkurang.

Hingga akhirnya saya menemukan momentum menekuninya kembali ketika saya masuk di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Salemba. Di sanalah saya merasakan betul manfaat dari kebiasaan dari masa lalu itu. Menulis sangat membantu untuk menjaga kesehatan mental.

Sebuah buku catatan refleksi selama di penjara yang berisi kurang lebih 10.000 kata dan naskah novel setebal 71.000 kata bisa menjadi bukti bahwa menulis itu menyenangkan.

Inspirasi kedua yang semakin memperkuat jiwa menulis saya adalah tatkala bertemu Mas Huda (Noor Huda Ismail, founder ruangobrol.id) pada Maret 2018.

Saat itu beliau mengatakan,”Cerita atau kisah hidup atau sebuah refleksi atau isi dari sebuah pembicaraan itu bila dituliskan akan menjadi pengetahuan bagi orang lain, tapi kalau disimpan sendiri, itu hanya akan menjadi pengetahuan bagi diri sendiri". Untuk melakukannya memang diperlukan keberanian. Itulah kenapa gerakan di ruangobrol.id ini memiliki motto “Dare to Share”.

Sejak saat itulah saya semakin semangat menulis. Apa saja yang saya temukan dalam perjalanan yang sekiranya mengandung sebuah pelajaran positif, saya mencoba untuk menuliskannya.

Semakin lama, alhamdulillah semakin terasa menyenangkan. Banyak hal-hal positif dari berbagai belahan bumi yang bisa dituliskan untuk menginspirasi orang di belahan bumi yang lain. Secara tidak langsung, saya menjadi perantara tersebarnya hal-hal yang baik itu. Dan itulah kebahagiaan sejati yang saya dapatkan dalam karir kepenulisan saya selama ini.

Sepanjang sejarah karir kepenulisan di ruangobrol.id, alhamdulillah ada banyak orang yang mengapresiasi dan terbantu dengan adanya tulisan-tulisan saya di ruangobrol.id.

Ada beberapa mahasiswa S1 dan S2 yang menghubungi saya via inbox akun media sosial setelah membaca tulisan saya di ruangobrol.id untuk meminta bantuan terkait penelitian yang sedang mereka kerjakan. Juga ada seorang dosen yang sedang menempuh pendidikan S3 menghubungi untuk membantu penelitiannya. Pernah juga ada yang mengajukan tawaran kerjasama untuk menerbitkan sebagian dari kumpulan tulisan-tulisan saya di ruangobrol.id dalam sebuah buku.

Bagi saya itu merupakan berkah Illahi. Tak pernah menyangka bahwa akan bisa berdampak seperti itu. Yang ada dalam benak hanyalah ingin terus berkarya dan biarkan karya itu menemukan jalannya.

Saya dedikasikan tulisan ini untuk Allahu yarham Mas Hakiim. Semoga ruangobrol.id menjadi salah satu jariyah baginya di sana.

 

Komentar

Tulis Komentar