Tipe-Tipe Napiter di Penjara Berdasar Aktivitasnya

Analisa

by Arif Budi Setyawan

Cerita kehidupan narapidana terorisme (napiter) di penjara masih selalu menjadi topik yang paling sering ditanyakan oleh orang-orang yang baru bertemu dengan mantan napiter seperti saya.

Rupanya orang-orang banyak yang penasaran dengan kehidupan di penjara. Banyak rumor tentang penjara yang ingin dikonfirmasi kepada mantan narapidana. Sampai di luar negeri pun saya masih ditanya soal kehidupan di penjara.

Kehidupan di penjara memang menarik untuk diketahui dan bahkan ada yang sengaja mempelajarinya guna menguji sebuah teori dalam disiplin ilmu tertentu. Masalah yang dihadapi narapidana di penjara memang sangat kompleks.

Tak mengherankan bila kemudian banyak peneliti yang menjadikan cerita kehidupan napiter di penjara sebagai fokus penelitiannya. Memang ada banyak hal yang bisa dikupas. Misalnya saja yang paling sering adalah dari sisi ilmu sosial, psikologi, hukum, pendidikan, dan deradikalisasi (khusus napiter).


(Baca juga: Tipe-Tipe Napiter Setelah Bebas)

Sebagai mantan napiter yang pernah dipenjara selama lebih dari tiga tahun, tentu saya memiliki banyak cerita tentang kehidupan di penjara. Kali ini saya akan coba berbagi pengalaman mengenai tipe-tipe napiter ketika menjalani pidana di penjara.

Tipe-tipe napiter ini saya klasifikasikan berdasarkan kebiasaan dan aktivitas masing-masing napiter yang dilakukan selama menjalani pidana. Setidaknya ada 6 tipe napiter berdasarkan kebiasaan dan aktivitas sehari-hari, yaitu:

1. Ashabul Kahfi

Napiter tipe ini mayoritas waktunya dihabiskan di dalam kamar sel, melakukan kegiatan ibadah pribadi, seperti mengaji, membaca buku, dan lain-lain. Hanya keluar sel untuk melakukan rutinitas seperti salat berjamaah di masjid, olahraga dan ketika ada keperluan mendesak seperti belanja ke kantin serta menemui keluarga atau teman yang membesuk.

Biasanya yang tipe ini termasuk napiter yang tidak pernah punya masalah baik dengan pihak lembaga pemasyarakatan (lapas) maupun dengan sesama napi/napiter.

2. Gaul

Selanjutnya ada tipe napiter yang "gaul" yang suka menemui dan mengobrol dengan sesama narapidana (napi), dengan kecenderungan lebih banyak bergaul dengan napi kriminal umum. Tipe ini biasanya merasa terhibur dengan banyaknya teman mengobrol dan berbagi cerita.

Napiter tipe ini bisa dibilang termasuk yang telah berhasil berdamai dengan keadaan. Karena yang namanya bergaul dengan napi kriminal umum pasti akan bertemu dengan hal-hal yang jauh dari idealismenya. Mengobrol dengan perokok, mendengar kata-kata kasar, dan sebagainya menjadi keniscayaan ketika bergaul dengan napi kriminal umum.

3. Pekerja

Di antara napiter ada juga yang mencoba mencari nafkah di penjara. Selain untuk memenuhi kebutuhan pribadi, napiter tipe ini masih ingin menjalakan kewajiban sebagai ayah/suami bagi keluarganya.

Apakah ada peluang kerja di penjara?

Ada. Pekerjaan yang bisa dipilih atau dilakukan di penjara antara lain: menjadi terapis bekam, tukang pijat, tukang cuci pakaian, membuat produk kerajinan, menjadi penjaga kantin, atau menjadi tukang pangkas rambut. Tapi tentu saja semua itu harus seizin petugas lapas. Karena semua itu termasuk bagian dari kegiatan pembinaan napiter.

4. Aktivis Sosial

Meskipun tergolong sangat sedikit, tetapi ada juga napiter yang suka melakukan aktivitas sosial. Napiter tipe ini adalah napiter yang lebih proaktif dalam pergaulan. Tidak hanya saling berbagi cerita, tetapi mencoba membantu mengatasi persoalan yang dihadapi para narapidana.

Mengatasi persoalan yang dihadapi narapidana tidak selalu harus merupakan persoalan yang berat, seperti masalah ekonomi dan keluarga. Tetapi sekedar memberi perhatian, atau memberi bantuan kecil seperti membelikan obat-obatan ketika ada yang sakit, berbagi makanan atau hanya memberikan nasihat dan dukungan moral, sudah sangat berarti bagi seorang napi.

Napiter tipe ini merupakan seseorang yang telah mampu berada pada level menemukan kebahagiaan dengan membuat orang lain bahagia. Juga telah mencapai level keikhlasan yang mungkin tidak bisa ia lakukan di luar penjara. Membantu para pelaku kriminal yang bisa jadi masih akan berbuat kriminal lagi di luar sana memerlukan keteguhan hati yang ekstra. Tetapi baginya itu semua merupakan perwujudan syukur masih diberi kesempatan untuk memperbaiki diri.

5. Sosialita

Napiter tipe sosialita –mungkin istilah ini bisa jadi kurang tepat-- adalah napiter yang sukanya ngumpul sesama napiter saja. Mengisi kegiatan dengan kajian, diskusi, program hafalan Quran, dan ngerumpi dengan sesama napiter yang sepemahaman. Hanya berhubungan dengan orang-orang di luar kelompoknya ketika ada urusan mendesak saja. Mereka ini hampir seperti tipe Ashabul Kahfi dalam hal menutup diri. Tetapi bedanya bila tipe Ashabul Kahfi itu menyendiri, sedangkan tipe ini berkelompok.

Biasanya di antara tipe sosialita ini ada yang kemudian berkembang menjadi tipe berikutnya, yaitu tipe mencari pengikut.

6. Mencari Pengikut

Di antara para napiter tipe sosialita biasanya ada yang kemudian ditokohkan atau memiliki pengaruh. Nah, yang ditokohkan ini kemudian biasanya setelah sekian lama akan memiliki keinginan untuk menambah anggota grup sosialitanya dengan menerima napi kriminal umum untuk mengikuti pengajian mereka.

Di lapas, napiter dianggap memiliki kedudukan istimewa karena mendapatkan perlakuan khusus dari petugas lapas. Karena adanya asumsi seperti itu, maka seringkali para napi kriminal umum kemudian menyimpulkan bahwa jika ikut mengaji di kelompok napiter setidaknya akan ikut kecipratan "berkah" yang didapat dari jaringan pendukung mereka di luar. "Berkah" itu misalnya bisa berupa pasokan logistik seperti madu, herbal, gula hingga kopi.

Jadi, ketika seorang napi kriminal umum ingin bertaubat dan belajar mengaji atau ingin memperdalam ilmu agama, para napiter itu menjadi salah satu pilihan alternatif selain program pembinaan yang diadakan oleh pihak lapas.

Itulah keenam tipe napiter berdasarkan aktivitasnya yang saya temukan di dalam penjara. Semoga bisa menambah wawasan bagi pembaca.

Komentar

Tulis Komentar