Sineas Iran Berjaya di Ajang Madani International Film Festival 2022

News

by Akhmad Kusairi

Gelaran Madani International Film  Festival (MIFF) 2022 sudah berakhir. Acara penutupan diselenggarakan langsung dari Epicentrum XXI, Karet Kuningan, Jakarta Selatan mulai pukul 19.00 WIB pada Sabtu (15/10/2022).

Pada hari terakhir penyelenggaraan, MIFF juga meluncurkan buku bertajuk 99 Film Madani. Peluncuran buku itu bertujuan untuk memudahkan dan memperkenalkan film-film Madani kepada publik secara luas sekaligus sebagai perayaan festival tahun kelima tersebut.

Pada tahun ini, gelaran Madani memang lebih singkat dibanding dengan dua tahun sebelumnya yang relatif lebih lama. Kali ini Madani hanya berlangsung satu minggu yang dimulai pada Sabtu (8/10) lalu.

Selain menayangkan berbagai film dari belahan dunia, ada yang berbeda penyelenggaran MIFF tahun ini, yaitu mengadakan Short Film Competition.

Meski terbilang baru, pada tahun perdana kompetisi MIFF diikuti oleh 2.214 dari dalam dan luar negeri. Kompetisi film pendek MIFF ini menghadirkan tiga dewan juri yaitu Salman Aristo (penulis), Sakdiyah Ma’aruf (komika dan peneliti di Islamic Culture), dan Nick Calpakdjian (creative producer).

Hasilnya kompetisi MIFF ini dimenangkan oleh sineas asal Iran Saeid Zarei Tabar dengan judul Film Author. Sementara di urutan kedua diduduki oleh Sineas asal Indonesia Yogi S Calam dengan judul film Udin’s Inferno. Sedangkan posisi ketiga diraih oleh Sineas asal Maroko Abdou El Mesnaoui dengan judul film Red Pen.

BACA JUGA: Madani International Film Festival 2022 Suguhkan 70 Film dari 22 Negara

Para pemenang mendapatkan hadiah sertifikat dan uang tunai; pemenang pertama Rp 15 juta, pemenang kedua Rp 10 juta, dan pemenang ketiga Rp 5 juta.

Selain pengumuman pemenang dalam acara penutupan MIFF juga menghadirkan penampilan dari Dansity yang mementaskan bagian reportoar bertajuk "Ora Obah Ora Mamah".

BACA JUGA: Garin Nugroho: Radikalisme Muncul dalam Bentuk Informasi dan Narasi

Kemudian gelaran MIFF tahun 2022 ditutup dengan pemutaran film asal Iran bertajuk Until Tomorrow karya sutradara Ali Asghari. Selain film-nya yang diputar, MIFF juga menghadirikan Ali dalam salah satu diskusi yang bisa ditonton di Youtube Madani.

Film ini berkisah tentang Fareshteh Samadi ( Sadaf Asgari)yang merupakan seorang mahasiswi di Teheran yang ditinggalkan pergi oleh pacarnya bersama dengan anak yang masih bayi. Kehidupannya semakin tatkala orang tuanya hendak berkunjung ke apartemennya.

Dia khawatir orang tuanya tahu bahwa dia sudah punya anak di luar pernikahan. Singkat cerita dia berusaha menitipkan sang anak ke teman dan kenalannya. Namun dari usahanya ini dia nyaris mendapatkan pelecehan dari seorang dokter di rumah sakit. Setelah berkali-kali menghadapi bahaya akhirnya Fareshteh memutuskan membawa anaknya kembali ke apartemen. Dia siap memberi tahu kedua orang tuanya soal bayinya. Apa pun reaksi dari orang tuanya dia siap menerimanya. Karena dia sangat menyayangi anaknya.

Di Iran, film yang diangkat oleh Ali Asgari dianggap cukup berani di tengah kuatnya budaya patriarki di sana. Ali sengaja mengangkat isu ini karena ingin memperjuangkan keadilan bagi perempuan di Iran. Pasalnya perempuan selalu dianggap paling berdosa, sementara laki-laki terbebas dari masalah itu. Dia ingin menghapus stigma negatif terhadap perempuan melalui media film yang ia buat.

Until Tomorrow mendapat pujian di banyak festival film pada 2022. Di antaranya Berlinale dan Zurich Film Festival. Selain Until Tomorrow Ali juga menyutradarai Film Napadid Shodan, The Silence, hingga Witness. (*) 

Komentar

Tulis Komentar