Demam Korea Bikin “Soju” Halal Menarik untuk Dicoba

Review

by Febri Ramdani

Menikmati masa liburan di waktu perkuliahan benar-benar menjadi angin segar bagi para mahasiswa. Pergi berlibur ke luar kota atau mungkin hanya sekedar menjadi kaum rebahan di rumah sembari menikmati film di Netflix bisa membuat hati dan pikiran menjadi lebih fresh serta akan lebih siap menjalani aktivitas belajar secara maksimal.

Hal inilah yang baru saja saya lakukan selama beberapa pekan ke belakang, mengunjungi kediaman Ayah, saudara, serta kerabat di dataran tinggi wilayah Jawa Barat.

Menyambung tali silaturahmi dikelilingi hawa sejuk nan asri serta suasana damai sangat berguna untuk me-recharge energi positif di dalam diri.

Pada satu waktu di tengah masa liburan, saya hendak melakukan donor darah di PMI (Palang Merah Indonesia) agar badan menjadi lebih segar dan tentunya bisa memberikan manfaat bagi orang-orang yang membutuhkan.

Namun, karena hari itu saya tidak memenuhi syarat , maka belum bisa melakukan donor. Alhasil saya pun lanjut berkeliling mencari buah tangan untuk dibawa pulang.

Kurang lebih satu jam lamanya berkeliling, saya belum menemukan tempat yang pas untuk membeli oleh-oleh yang dicari. Sampai akhirnya ada satu hal menarik yakni hadirnya “Soju” halal yang bertebaran di hampir setiap sudut jalanan kota.

Suhu di sekitaran ibu kota yang biasanya berkisar antara 19-21 derajat celcius menjadi lebih dingin pada hari itu lantaran hujan terus mengguyur daratan selama beberapa hari.

Secara tak langsung, visualisasi “Soju” halal yang dihadirkan secara berulang-ulang membuat alam bawah sadar saya "terhipnotis”.

Dari beberapa bacaan yang ada di internet, pembuatan Soju berasal dari fermentasi beras. Ada juga yang dibuat dari ubi, gandum, atau tapioka. Efek dari meminum Soju sendiri bisa sebagai penghangat tubuh karena minuman ini mengandung 20-40 persen alkohol yang tentunya tidak diperbolehkan bagi orang beragama Islam.

Solusi bagi orang-orang yang ingin mencoba Soju namun tanpa adanya alkohol berhasil dibuat oleh beberapa produsen “Soju” halal yang bisa dibilang aji mumpung. Memanfaatkan momen demam Korea.

Berdasarkan hal diatas, membuat saya berekspektasi bahwa “Soju” halal bisa membuat badan menjadi lebih hangat. Cocok sekali untuk dikonsumsi jika suhu di sekitar relatif rendah.

Ditambah dengan antusiasme saya saat pernah terkena “demam” budaya Korea juga yang semakin memperkuat dugaan mengenai efek dari Soju. Asumsi ini pun akhirnya menggiring saya untuk menepi dan membeli satu botol “Soju” halal.

Hal ini mengingatkan saya akan 2 hal, pertama dengan salah satu scene dalam film yang dibintangi oleh Will Smith berjudul “Focus” yang dirilis pada tahun 2015 silam.

Dalam salah satu scene, tokoh Nicky Spurgeon (Will Smith) memberikan sugesti kepada Liyuan Tse (B.D. Wong) dengan angka “55” dalam beberapa waktu.

Mulai dari gambar yang ada di dinding, di lift, lobi hotel, penjaga pintu hotel, hingga masyarakat yang sedang melakukan demonstrasi di jalan memegang papan bertuliskan angka “55”. Hingga akhirnya Nicky pun bertaruh dengan Liyuan dan menang.

Kedua, mengenai kebodohan saya yang pernah 'terhipnotis” propaganda kelompok radikal sehingga menyebabkan saya pergi ke negara Suriah pada tahun 2016 lalu.

Padahal dorongan ideologi kelompok tersebut hanya mempengaruhi sekitar 10-15 persen tujuan saya “hijrah” ke sana.

Tingginya ekspektasi disertai kurangnya riset mendalam akan suatu hal bisa menjadi bumerang bagi kita. Posibilitas tinggi akan ketidaksesuaian harapan kita dengan kenyataan menjadi lebih besar.

Ini pun terjadi kepada 2 hal di atas baik itu tentang “Soju” halal, maupun buaian janji manis kelompok radikal. Dua-duanya sangat tidak sesuai dengan perkiraan (harapan) saya. Tentu dengan impact yang jauh berbeda.

“Soju” halalnya tidak menimbulkan efek hangat di badan, serta janji manis kelompok radikal malah membuat kerugian besar baik secara moril maupun materil.

Komentar

Tulis Komentar