Metaverse: Apa dan Bagaimana Cara Kerjanya

Review

by Arif Budi Setyawan

Awal tahun 2022 ini kita dihebohkan dengan ramainya pembahasan tentang metaverse. Konon di metaverse kita bisa membeli properti virtual yang bisa dijual lagi ketika harganya sudah naik. Ada pulau virtual, kota virtual, mobil virtual, dan lain-lain. Seorang teman bahkan berani memulai bisnis layanan pembelian aset properti di metaverse.

Saya jadi bertanya-tanya, apa sih metaverse itu? Apa saja yang ada di metaverse? Apa yang bisa dilakukan di metaverse? Berikut ini adalah tulisan sekilas tentang metaverse yang berhasil saya kumpulkan dari berbagai sumber.

Pembahasan soal metaverse ini sejatinya dimulai sejak Facebook melakukan rebranding untuk memberi sinyal dan merangkul ide-ide futuristik dengan mengangkat istilah metaverse. CEO Facebook, Mark Zuckerberg mengubah nama perusahaannya menjadi Meta Platforms Inc., atau disingkat Meta pada Kamis (28/10/2021).

Metaverse telah digaungkan memiliki potensi untuk merevolusi cara kita melakukan bisnis, mengunjungi teman, berbelanja, dan berjejaring, tetapi itu belum sepenuhnya ada di luar konsep teoretis.

Konsep metaverse sejatinya merupakan ruang virtual yang saling terhubung. Di ruang tersebut, seseorang bisa membuat dan menjelajah dengan pengguna internet lainnya yang tidak berada pada ruang fisik yang sama dengan orang tersebut.

Istilah metaverse bukan merupakan hal baru. Ide metaverse ini berguna dan memiliki kemungkinan akan bersama kita untuk beberapa waktu. Konsep metaverse sangat layak dipahami, apalagi jika kita kritis terhadap masa depan.

Istilah Metaverse

Sebenarnya, orang pertama yang terkenal telah menciptakan istilah metaverse adalah Neal Stephenson. Ia menyebutkan istilah tersebut pada novelnya di tahun 1992 yang berjudul Snow Crash. Istilah metaverse merujuk pada dunia virtual 3D yang dihuni oleh avatar orang sungguhan.

Istilah ini tidak memiliki definisi yang bisa diterima secara universal. Anggap saja metaverse adalah internet yang diberikan dalam bentuk 3D. Zuckerberg menggambarkan metaverse sebagai lingkungan virtual yang bisa kita masuki, alih-alih hanya melihat layar.

Jika dipersingkat, ini adalah dunia komunitas virtual tanpa akhir yang saling terhubung. Di mana, orang-orang dapat bekerja, bertemu, bermain dengan menggunakan headset realitas virtual, kacamata augmented reality, aplikasi smartphone dan atau perangkat lainnya.

Gambaran sederhana yang diungkapkan oleh Facebook tentang metaverse adalah sebuah seperangkat ruang virtual, tempat seseorang dapat membuat dan menjelajah dengan pengguna internet lainnya yang tidak berada pada ruang fisik yang sama dengan orang tersebut.

Kegiatan yang Bisa Dilakukan di Metaverse

Adanya metaverse, memungkinkan kita untuk melakukan hal-hal seperti pergi ke konser virtual, melakukan perjalanan online, membuat atau melihat karya seni dan mencoba pakaian digital untuk dibeli.

Metaverse bisa menjadi game-changer untuk sistem shift kerja dari rumah atau work from home di tengah kondisi pandemi Covid-19. Tidak hanya dapat melihat rekan kerja di kotak panggilan video seperti aplikasi video conference, tetapi karyawan bisa bergabung bersama di kantor virtual.

Facebook sendiri telah meluncurkan software meeting untuk perusahaannya yang disebut Horizon Workrooms dan digunakan dengan headset Oculus VR-nya. Headset yang berharga USD 300 lebih ini membuat pengalaman metaverse paling mutakhir di luar jangkauan orang-orang.

Menurut Zuckerberg, banyak pengalaman metaverse yang akan hadir di sekitar untuk menciptakan kemampuan berteleportasi dari satu pengalaman ke pengalaman lainnya. Perusahaan-perusahaan teknologi harus mencari cara untuk bisa menghubungkan platform online mereka satu sama lainnya.

Apakah Metaverse hanya untuk Facebook?

Beberapa perusahaan teknologi besar seperti Microsoft dan pembuat chip Nvidia telah membicarakan metaverse. Jadi, metaverse bukan hanya sekedar proyek dari Facebook saja.

Wakil presiden platform Omniverse Nvidia, Richard Keris mengatakan bahwa ada banyak perusahaan yang membangun dunia dan lingkungan virtual di metaverse, sama dengan banyak perusahaan yang melakukan sesuatu di World Wide Web.

Selain itu, perusahaan video game di balik video game Fortnite yang populer, Epic Games, juga turut mengambil peran dan telah mengumpulkan USD 1 miliar dari investor untuk membantu rencana jangka panjang membangun metaverse.

Pemain besar lainnya adalah platform game Roblox. Dimana platform mereka telah menguraikan visinya mengenai metaverse sebagai tempat di mana orang-orang bisa berkumpul bersama dalam pengalaman 3D untuk bekerja, bermain, bersosialisasi, belajar dan berkreasi.

Pihak Facebook memberikan pernyataan bahwa metaverse bukan produk tunggal yang hanya dapat dibangun oleh satu perusahaan saja. Melainkan, metaverse sama seperti internet, terlepas dari Facebook atau tidak, metaverse tetap ada.

Apakah Metaverse sebagai Pengganti Internet?

Mungkin kita juga akan bertanya-tanya dan pernah membaca bahwa metaverse nantinya akan menggantikan internet. Apakah Facebook, Microsoft dan Disney mencoba untuk mengambil alih dunia internet melalui metaverse?

Di sebuah wawancara dengan The Verge, Zuckerberg memberikan gambaran metaverse sebagai "internet yang akan diwujudkan," yang pada dasarnya adalah versi internet yang ditingkatkan. Penggunanya dapat memiliki pengalaman berbeda yang tidak didapatkan pada aplikasi atau halaman web 2D.

Itulah beberapa penjelasan utama mengenai metaverse. Metaverse dipercaya bisa menjadi sebuah langkah awal yang memberikan kesempatan untuk mewujudkan dunia digital agar lebih komprehensif dan inklusif. Jadi, sudah siapkah kita hidup dengan dunia virtual?

Komentar

Tulis Komentar