Bom Sarinah : Bahrumsyah atau Bahrun Naim?

Analisa

by Rizka Nurul

Enam tahun lalu, sejumlah ledakan terjadi di wilayah ring 1 Istana Presiden RI. Sekitar 10.30 WIB, sebuah bom meledak di depan gerai kopi di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat. Dua puluh menit kemudian, bom kembali meledak di Pos Polisi tepat depan gerai kopi yang sebelumnya meledak, seberang gedung Sarinah.

AKBP Ir. Ahmad Untung Surianata, M.H. atau lebih dikenal dengan nama AKBP Untung Sangaji saat itu sedang bersantai selagi bertugas di wilayah tersebut. Ia bersama beberapa polisi lainnya tiba-tiba mendengar sejumlah ledakan. Pengalamannya yang pernah bertugas di Detasemen Anti Teror Mabes Polri (Densus 88) mendorongnya untuk mendekat ke lokasi kejadian.

Belum sempat melakukan evakuasi secara besar, sejumlah warga berkerumun menghampiri sumber ledakan. Sejumlah polisi kemudian melakukan sterilisasi lokasi kejadian dengan menghentikan arus kendaraan di jalan utama menuju Istana tersebut.

Para pelaku teror kemudian keluar dari persembunyian membawa senjata dan hendak meledakkan bom lagi. Namun polisi melempar tembakan ke arah pelaku. Kapolsek Menteng AKBP Dedy Tabrani, Ipda Tamat Suryani, Kombes Pol Krisna Murti dan AKBP Untung Sangaji terlibat baku tembak dengan pelaku teror.

Peristiwa itu menewaskan 4 orang sipil, salah satunya adalah warga Kanada. Begitupula dengan 4 pelaku penyerangan yang tewas saat baku tembak dengan polisi. Korban luka mencapai 24 orang.

Siapa Dibalik Aksi Bom Sarinah?


Saat itu, Irjenpol Tito Karnavian sebagai Kapolda Metro Jaya langsung mengumumkan bahwa kelompok penyerangan ini diinstruksikan oleh Bahrunnaim. Namun tiga hari kemudian, Bahrun naim merilis sebuah rekaman 6 detik dari soundcloud. Ia terdengan mengatakan ""Lha wong saya tuh jarang online, dikira ada komunikasi, komunikasi dari Hong Kong apa?,". Dilansir dari Viva, keluarga meyakini bahwa itu adalah suara Bahrun Naim.

Ini memberikan pertanyaan, apakah benar Bahrun Naim terlibat? Karena menurut Hendro Fernando, seorang mantan narapidana teroris yang terlibat peristiwa di Thamrin bahwa komunikasi terjalin dengan kelompok Bahrumsyah, bukan Bahrun Naim.

Biaya Bom Sarinah ditransfer dari Suriah ke Turki atas perintah Rois Abu Syaukat alias Imam Darmawan dari Bahrumsyah. Sejumlah orang ditugaskan mengambil dari Turki untuk aksi di Indonesia. Bukan hanya Bom Sarinah, tapi biaya tersebut juga untuk senjata MIT di Poso.

Kemudian menurut Aman Abdurrahman, Afif, salah satu pelaku bom Sarinah memang pernah mendatanginya ke Nusa Kambangan. Afif merupakan tukang bekam dan saat itu Aman sedang terkena gangguan lambung. Selain itu, Aman sendiri tidak mengenal Bahrun Naim namun ia mengakui Bahrumsyah adalah muridnya. Meski begitu, ideolog ISIS tersebut menolak keterlibatannya di Bom Sarinah maupun Bom Kampung Melayu.

Komentar

Tulis Komentar