Yayasan DeBintal: Sebuah Upaya Pemberdayaan Eks Napiter di Bekasi Utara

News

by Arif Budi Setyawan 4

Pada Sabtu 13 November 2021 yang lalu, ruangobrol.id berkesempatan untuk berkunjung ke markas Yayasan DeBintal di daerah Bekasi Utara. Ini merupakan tindaklanjut dari tawaran diskusi lebih jauh dengan para pengurus harian Yayasan DeBintal yang disampaikan pada saat kegiatan di Tebet yang lalu.

Sebagai sebuah wadah baru bagi para eks narapidana teroris (napiter), mereka memerlukan banyak masukan dan bantuan dari pihak-pihak yang mampu membantu mewujudkan tujuan mereka.

Yayasan ini bergerak di pemberdayaan eks napiter se-Jabodetabek di bidang ekonomi, birokrasi, dan literasi. Persoalan ekonomi, birokrasi, dan literasi dipandang sebagai masalah utama yang paling umum dihadapi oleh eks napiter pasca-bebas dari penjara.

Dalam pemberdayaan di bidang ekonomi, DeBintal memiliki rintisan divisi pengembangan UMKM. Saat ini unit usaha yang sedang dikembangkan oleh beberapa anggota DeBintal antara lain: rumah potong halal, peternakan puyuh petelur, produksi minuman kesehatan dan berjualan madu.

Di bidang birokrasi, DeBintal membantu para eks napiter untuk mengurus dokumen kependudukan, bimbingan pembuatan proposal bantuan, dan pendampingan bagi para napiter yang ingin mengurus persyaratan Pembebasan Bersyarat (PB). Urusan birokrasi seperti ini seringkali merepotkan dan jadi masalah serius karena banyak napiter yang karena berbagai sebab, tidak memiliki buku nikah, kartu keluarga, KTP, dan lain-lain.

Sedangkan di bidang literasi, DeBintal memiliki divisi dakwah dan media yang digawangi oleh Aznop Priyandi. Tugasnya adalah melakukan safari dakwah ke penjara-penjara agar para napiter dapat mulai mengubah pemikirannya menjadi lebih terbuka sehingga menyadari kesalahannya dan mulai memperbaikinya. Selain itu divisi ini juga melakukan kegiatan dakwah kepada masyarakat agar masyarakat semakin mewaspadai bahaya pemikiran ekstrem-radikal yang semakin marak disebarkan.

Nama Yayasan DeBintal belakangan ini mulai sering disebut oleh para praktisi penanggulangan radikalisme-terorisme di Indonesia. Hal ini tak lepas dari kiprah mereka yang cukup berani dan belum banyak dilakukan oleh yayasan serupa di tempat lain.

Sebut saja salah satunya, yaitu kegiatan safari dakwah ke penjara-penjara yang banyak dihuni ‘napiter merah’. Mereka berani datang dengan resiko ditolak dan semakin dibenci oleh para ‘napiter merah’ itu. Namun, mereka tidak kenal mundur dan berusaha menemukan celah kelemahan para ‘napiter merah’ itu. Kegigihan mereka itu --dengan izin Allah SWT-- telah berhasil menyadarkan beberapa napiter merah untuk mau menerima NKRI dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahannya di masa lalu.

Banyak yang bertanya-tanya, apa kepanjangan dan makna filosofis dari kata DeBintal. Tak terkecuali dengan ruangobrol.id yang kemudian menanyakan hal itu kepada Hendro Fernando.

“DeBintal itu berasal dari kata Dekat Bintang dan Langit. Makna filosofisnya, agar kami selalu ingat dan dekat dengan yang di atas, yaitu Allah SWT. Sesederhana itu,” jelasnya.

Dengan selalu mengingat Allah SWT dalam setiap upaya yang mereka lakukan saat ini, mereka berharap bisa tumbuh menjadi salah satu bintang yang bersinar menghiasi malam. Bukan lagi bagian dari kegelapan yang mereka pernah terpuruk di dalamnya di masa lalu,

Perlu Uluran Tangan dan Kerjasama

Upaya-upaya yang sedang mereka lakukan saat ini bisa dibilang semuanya masih berupa rintisan. Mengingat DeBintal juga baru mulai resmi beroperasi pada Februari 2021. Mimpi agar apa yang dilakukan oleh DeBintal bisa ditiru di tempat lain di seluruh Indonesia masih perlu perjuangan panjang untuk mewujudkannya. Banyak kendala yang ditemui seiring perjalanan DeBintal.

Dari diskusi dengan para pengurus DeBintal, terungkap salah satu kendala yang mulai muncul adalah di divisi pengembangan UMKM. Tersendatnya pemasaran dan quality control produk yang masih rendah membuat usaha mereka kurang dapat bersaing. Hal ini masih ditambah dengan manajemen SDM dan keuangan yang bisa dibilang juga masih dalam tahap belajar. Masih trial and error.

Idealnya ada sosok profesional yang berkenan menjadi mentor mereka di bidang pemasaran, quality control, dan manajemen SDM/keuangan. Mentor ini harus proaktif mengajari, tidak hanya hadir ketika ada permintaan. Karena terkadang pemula itu bahkan tidak tahu apa yang mau ditanyakan.

Bimbingan profesional dalam menjalankan usaha ini seringkali dilupakan oleh para stakeholder yang selama ini berkewajiban memberikan bantuan dan pendampingan kepada para eks napiter. Seringkali bantuan itu berhenti pada bantuan modal dan peralatan. Paling banter ditambah dengan pelatihan ketrampilan. Tapi jarang --atau bahkan belum ada?-- yang dibimbing sampai benar-benar bisa mandiri.

Keterampilan dan alat untuk membuat sesuatu itu penting sebagai dasar. Tetapi bagaimana, misalnya, cara memasarkan, cara mendapatkan bahan baku yang murah dan berkualitas, cara mengembangkan produk, teknik menghadapi persaingan, juga tak kalah penting. Harapannya, ke depan DeBintal bisa mendapatkan bimbingan yang dibutuhkan itu sampai mereka bisa mandiri sepenuhnya.

Semoga apa yang dilakukan oleh teman-teman di DeBintal ini bisa menyadarkan banyak pihak, bahwa mereka ini memiliki semangat yang luar biasa, namun perlu bimbingan dan kerjasama dengan berbagai pihak sampai mereka benar-benar bisa dijadikan percontohan bagi gerakan serupa di tempat lain.

Komentar

Tulis Komentar